Gambaran Klinis Derajat keparahan Diagnosa Akne vulgaris

Tiga macam mikroba yang terlibat dalam patogenesis akne adalah propionibacteria Acne, Stafylococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale malazzea furfur. Adanya sebore pada pubertas biasanya disertai dengan kenaikan jumlah propionebacteria acne. Propionibactterium acnes dapat merubah ekspresi keratinosit dan sebosit melalui Toll Like Reseptor 3 TLR3, Cluster of Differentiation-14 CD14 dan molekul CD1, serta dapat mengenali produksi sebumlipid yang berlebihan oleh kelenjar sabasea dan diikuti dengan produksi sitokin-sitokin inflamasi ke daerah tersebut. Tampaknya ketiga macam bakteri ini bukanlah penyebab primer pada proses patologis akne. Beberapa lesi mungkin timbul tanpa ada mikroorganisme yang hidup, sedangkan pada lesi yang lain mikroorganisme mungkin memegang peranan penting. Bakteri mungkin berperan pada lamanya masing- masing lesi. Apakah bakteri yang berdiam dalam folikel residen bakteria mengadakan eksaserbasi tergantung pada lingkungan mikro dalam folikel tersebut. 4. Peradangan Anita et al dalam Zouboulis 2002 mengatakan bahwa IL-1 terdapat pada kulit orang normal. Boehm et al dalam penelitiannya menemukan bahwa IL- 1α, IL-1β, dan TNF α, terdapat pada banyak tempat pada tubuh manusia termasuk di kelenjar sabasea. Dalam penelitian yang dilakukan guy et al, P. acnes diduga mengaktifasi proses inflamasi sehingga terbentuk LTB4 melalui proses 5-lipoxygenase sehingga terjadi induksi dan aktifasi dari neutrofil, monosit, eosinofil selain itu terjadi stimulasi terhadap produksi sitokin proinflamsi di kelenjar sabasea dan mediator inflamasi lain yang akan memperpanjang inflamasi Pada masa permulaan peradangan yang ditimbulkan oleh P. Acnes, juga terjadi aktivasi jalur komplemen klasik dan alternatif classical and alternative complement pathways. Respon penjamu terhadap mediator juga amat penting. Selain itu antibodi terhadap P.Acnes juga meningkat pada penderita akne hebat Jappe, 2003.

2.1.4. Gambaran Klinis

Penderita biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada tempat-tempat predileksi. Tempat predileksi akne vulgaris adalah di muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung Universitas Sumatera Utara bagian atas. Lokasi kulit lain, misalnya leher lengan atas, dan glutea kadang-kadang terkena. Erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya, komedo, papul yang tidak beradang dan pustule, nodus dan kista yang beradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetik. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul miliar yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam akibat mengandung unsur melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka black comedo, open comedo. Sedang bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup white comedo, close comedo Wasitaadmaja, 2008; Fulton, 2009; James, 2005.

2.1.5. Derajat keparahan

Gradasi ringan, sedang dan berat sesuai dengan 2nd Acne Round Table Meeting South East Asia, Regional Consensus on Acne Management, 13 January 2003 Monday, Ho Chi Minh City, Vietnam, diambil dari klasifikasi Lehman et al, 2002 Tabel 2.1 Derajat keparahan akne Akne Ringan Komedo 20 Lesi inflamasi 15 Total Lesi 30 Akne Sedang Komedo 20 – 100 Lesi Inflamsi 15 – 50 atau Total Lesi 30 – 125 Akne Berat Kista 5 atau komedo 100 atau Lesi inflamasi 50 atau Total lesi 125 Universitas Sumatera Utara

2.1.6. Diagnosa Akne vulgaris

Menurut Wasitaatmadja 2008 diagnosa akne vulgaris ditegakkan atas dasar: 1. klinis dan pemeriksaan ekskohleasi sebum yaitu pengeluaran sebum dengan komedo ekstraktor sendok unna. Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai masa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam. 2. Pemeriksaan histologis tidak memperlihatkan suatu gambaran yang spesifik, hanya berupa sebukan sel radang kronis di sekitar folikel pilosabasea dengan massa sebum di dalam folikel 3. Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit, namun hasilnya sering tidak memuaskan. 4. Pemeriksaan pada susunan kulit dan kadar lipid permukaan kulit dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris, kadar asam lemak bebas meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya.

2.1.7. Diagnosa Banding