jenis kelamin dan jurusannya, yaitu kelompok siswa kelas XI jurusan IPA, kelompok siswa kelas XI jurusan IPS, kelompok siswi kelas XIjurusan IPA dan
kelompok siswi kelas XI jurusan IPS. Berdasarkan jumlah sampel yang telah ditentukan 50 orang, maka peneliti ingin mengambil masing-masing sampel
sebanyak 4 orang dari kelas XI IPA dan 5 orang dari kelas XI IPS secara random. Jumlah kelas XI IPA di SMAN4 yaitu 10 kelas dan 2 kelas XI IPS. Berikut adalah
proporsi sampel di masing-masing kelompok :
Tabel 3.1 Proporsi Sampel Pada Masing-Masing Strata Kelompok
Strata Kelompok JumlahSampel
1. Siswa kelas XI IPA 20 Orang
2. Siswi kelas XI IPA 20 Orang
3. Siswa kelas XI IPS 5 orang
4. Siswi kelas XI IPS 5 orang
Total 50 Orang
Tidak ada metode pengambilan sampel pada populasi siswa pribumi di sekolah pembauran karena jumlah keseluruhan siswa hanya 47 orang sehingga
sampel yang diambil sebagai data merupakan keseluruhan populasi.
E. METODE PENGUMPULAN DATA
1. Alat Ukur
Adversity Quotient
Data mengenai adversity quotient diperoleh dengan menggunakan skala pengukuran psikologis yang dirancang oleh peneliti. Alat tes ini berbentuk skala
Likert yaitu self rating yang disusun berdasarkan aspek-aspek adversity
quotientyang dikembangkan oleh Stoltz 2007 yaitu control, origin and ownership, reach, dan endurance.
Skor subjek terhadap suatu item favorable jika memilih respon sangat tidak setuju adalah 1, tidak setuju adalah 2, setuju adalah 3. Dan sangat
setuju 4. Sebaliknya, skor subjek terhadap item-item unfavorable terhadap respon sangat tidak setuju adalah 4, tidak setuju adalah 3, setuju adalah 2.
Sangat setuju adalah 1 . Semakin tinggi total skor yang diperoleh subjek dalam merespon seluruh item dalam skala, maka dapat diartikan bahwa tingkat Adversity
Quotient juga semakin tinggi. Tabel 3.2. Bobot Setiap Aspek Adveristy Quotient
ASPEK INDIKATOR
BOBOT
Control 1.1. siswa segera menyelesaikan masalah
yang timbul. 2.2.Siswamenyelesaikan masalah dengan
Kemampuan diri. 12,5
12,5
Origin and ownership
1. 1. Siswa mengakui masalah timbul karena diri sendiri.
2. 3. 2. Siswa menentukan sikap atas masalah
yang dihadapi. 12,5
12,5
Endurance 1. 1. Siswa yakin masalah akan segera
teratasi. 2.
3. 2. Siswa segera mengalami kondisi emosi yang baik saat menghadapi
masalah. 12,5
12,5
Reach 1. Siswa menjalankan aktifitas
sekolah seperti biasa ketika banyak masalah.
2. Siswa dapat membedakan setiap masalah yang muncul.
12,5
12,5
2. Uji Validitas Alat Ukur
Validitas tes atau validitas alat ukur adalah sejauh mana ketetapan mampu mengukur apa yang hendak diukur dan kecermatan mampu memberikan
gambaran mengenai perbedaan sekecil-kecilnya antara subyek yang satu dengan yang lainnya alat ukur dalam melakukan fungsinyaAzwar, 2009. Uji validitas
dilakukan dengan content validation dan construct validation. Content validity bertujuan untuk melihat sejauh mana isi angket mewakili atribut yang hendak
diukur. Pengujian content validity dilakukan dengan cara analisis rasional atau professional judgement dengan dosen pembimbing dan pihak-pihak yang ahli
pada bidangnya. Selanjutnya, uji beda aitem yang bertujuan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan
yang tidak, menggunakan cara dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala itu sendiri. Perhitungan ini akan
menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan istilah parameter daya aiter Azwar, 2009. Daya beda aitem tersebut dianggap memuaskan jika
koefisien aitem total mencapai nilai 0,2 Azwar, 2009.
3. Uji Reliabilitas Alat Ukur