3. Uji Normalitas
Berdasarkan pengujian normalitas dengan menggunakan uji liliefors, nilai kritis L L
tabel
dari N = 21 dengan taraf signifikansi 1 adalah 0,200. Pada variabel X diperoleh nilai L
hitung
terbesar adalah 0,114 Lampiran 16, sedangkan variabel Y diperoleh nilai L
hitung
terbesar adalah 0,1914 Lampiran 17. Dari nilai L
hitung
kedua variabel tersebut terlihat bahwa L
hitung
L
tabel
angka kritis, yang berarti bahwa data dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Artinya data
sampel tersebar secara proporsional pada kelas-kelas interval. Gambar 4.4 dan Gambar 4.5
Uji Normalitas
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.4 dan 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram. Jadi, data menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas dan berbentuk simetris
tidak miring ke kanan atau ke kiri.
4. Uji Regresi
Berdasarkan pengujian linieritas dengan menggunakan uji regresi linier antara kedua variabel penelitian diperoleh persamaan Y = 2,24 +
0,497 X lampiran 19. Kemudian pada perhitungan selanjutnya, nilai F
hitung
yang diperoleh adalah 0,823 lampiran 19. Sedangkan nilai F
tabel
dengan taraf signifikansi 1 pada pembilang 12 dan penyebut 7 F
0,95 12,7
adalah 3,57 Lampiran 23. Dengan demikian, karena F
hitung
F
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa data berpola linier.
E. Uji Hipotesis
Dari perhitungan korelasi dan uji tdiperoleh nilai r
hitung
sebesar 0,762 lampiran 20. Hal ini berarti terdapat pengaruh antara variabel X dengan
variabel Y. Pengaruh variabel X terhadap variabel Y gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja termasuk dalam kategori tinggi yaitu 0,70-0,90.
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh antara variabel X dengan Y signifikan atau tidak, maka nilai r
hitung
dibanding dengan r
tabel
maka diperoleh r
tabel
pada taraf signifikansi 5 sebesar 0,433. Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai r
hitung
lebih besar dari nilai r
tabel
0,762 0,433. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X gaya
kepemimpinan dengan Y kepuasan kerja. Dan jika dikonsultasikan pada tabel interpretasi koefisien korelasi, taraf signifikansinya terletak pada rentang
0,70-0,90 yang berarti bahwa pengaruh yang diberikan variabel X gaya kepemimpinan terhadap variabel Y kepuasan kerja kuat atau tinggi.
Selanjutnya, pada perhitungan koefisien determinasi KD, diperoleh nilai KD sebesar 58 yang berarti faktor gaya kepemimpinan memberikan
kontibusi 58 terhadap kepuasan kerja. Sedangkan sisanya 52 dipengaruhi
oleh faktor lain.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan variabel X gaya kepemimpinan bahwa nilai rata-rata pelaksanaan gaya kepemimpinan kepala sekolah berada pada
taraf rentang sedang, yaitu pada nilai 101 dengan taraf rentang nilai sedang yaitu antara 88
– 105, berarti gaya kepemimpinan kepala sekolah di SMK yadika 5 pondok aren sudah berjalan dengan baik tetapi masih ada yang perlu
diperbaiki. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sudah baik, tetapi masih harus diperbaiki agar kualitas
kepala sekolah dalam memimpin semakin baik. Jika kualitas pemimpinnya semakin baik, maka kualitas guru, murid serta sekolah pun juga akan lebih
baik. Gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan para guru, dan tuntutan sekolah akan berpengaruh besar terhadap kualitas pendidikan. Oleh
karena itu gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala sekolah di SMK Yadika 5 pondok aren sudah baik, tetapi masih perlu perbaikan guna
meningkatkan kualitas.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kepuasan kerja guru di sekolah SMK Yadika 5 pondok aren berada
pada taraf sedang, yaitu pada nilai 53,5 dan 58 dengan taraf nilai rentang sedang yaitu antara 44
– 56 kepuasan kerja para guru sudah baik tetapi masih harus ditingkatkan. Faktor-faktor lain yang menjadi faktor kepuasan kerja
perlu ditingkatkan. Karena kepuasan kerja guru akan berdampak pada hasil pekerjaan yang dilakukan oleh para guru. Jika kepuasan kerja guru rendah,
maka hasil pekerjaannya pun rendah. Hasil perhitungan diatas kepuasan kerja guru berada pada taraf rentang sedang, yaitu kepuasan kerja guru sudah baik
tetapi masih perlu ditingkatkan. Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan hipotesis dengan uji t antara
gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja di SMK Yadika 5 Pondok Aren dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian Ha yang diajukan diterima,
bahwa nilai r
hitung
lebih besar dari nilai r
tabel
0,762 0,433, dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat korelasi antara variabel X gaya
kepemimpinan dengan variabel Y kepuasan kerja di SMK Yadika 5 Pondok Aren.
Kontribusi yang diberikan oleh variabel X gaya kepemimpinan terhadap variabel Y kepuasan kerja adalah 58. Dari nilai tersebut dapat
memberikan gambaran bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi yang besar terhadap kepuasan kerja para guru
disamping faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
G. Keterbatasan Penelitian
Kepemimpinan terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya yaitu gaya kepemimpinan, fungsi kepemimpinan, asas kepemimpinan, ruang
lingkup kepemimpinan, prinsip kepemimpinan. Karena keterbatasan kemampuan dan waktu yang penulis miliki maka penelitian ini hanya
membahas mengenai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan berkaitan dengan mutu guru dan mutu pendidikan, namun dalam penelitian ini penulis
hanya mencari pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja guru.