Analisis Kemurnian HASIL ANALISIS ASAM OKSALAT .1 Analisis Yield Asam Oksalat

40 pula terjadinya tumbukan antar molekul reaktan, sehingga mengakibatkan laju reaksi pembentukan produk juga semakin besar [10]. Kemudian setelah melewati titik optimum pada waktu reaksi 60 menit terjadi penurunan yield yang signifikan. Hal ini kemungkinan juga disebabkan terjadinya reaksi penguraian atau dekarboksilasi asam oksalat. Reaksi ini menguraikan asam oksalat yang terbentuk menjadi asam formiat, CO 2 , CO, dan air seperti yang dapat ditunjukkan pada Persamaan 4.3. Kondisi terbaik pembuatan asam oksalat menggunakan metode peleburan alkali antara serbuk pelepah kelapa sawit dengan larutan CaOH 2 adalah pada temperatur reaksi 90 o C dan waktu reaksi 60 menit, yang memberikan yield asam oksalat sebesar 59,6 . Jadi seiring meningkatnya konversi selulosa maka yield asam oksalat yang dihasilkan juga semakin meningkat sampai pada temperatur dan waktu reaksi tertentu. Kemudian konversi selulosa mengalami penurunan.

4.6.2 Analisis Kemurnian

Asam oksalat hasil dari rekristalisasi dianalisis kemurniannya dengan membandingkan spektrum infra merah asam oksalat standar dan asam oksalat hasil sintesis menggunakan FTIR Fourier Transform Infra Red. Analisis FTIR bertujuan untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari struktur kimia dalam suatu senyawa pada panjang gelombang tertentu. Spektrum infra merah asam oksalat standar dan asam oksalat hasil sintesis masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan 4.4. Gambar 4.3 menunjukkan vibrasi regangan gugus hidroksil O-H asam oksalat standar terdapat pada bilangan gelombang 3200-3700 cm -1 . Gugus hidroksil dikarakterisasi pada serapan kuat dan tajam pada 3422,06 cm -1 . Sementara gambar 4.4 menunjukkan bahwa asam oksalat hasil sintesis dari pelepah kelapa sawit memiliki vibrasi regangan gugus hidroksil pada bilangan gelombang 3406,83 cm -1 . Universitas Sumatera Utara 41 Gambar 4.3 Spektrum Infra Merah Asam Oksalat Standar [4] Gambar 4.4 Spektrum Infra Merah Asam Oksalat Hasil Sintesis dari Pelepah Kelapa Sawit Vibrasi regangan gugus C=C asam oksalat standar terdapat pada bilangan gelombang 1685,48, sedangkan untuk asam oksalat sintesis terdapat pada bilangan gelombang 1685,971621,86. Vibrasi regangan gugus C-O asam oksalat standar terdapat pada bilangan gelombang 1123,33, sedangkan untuk asam oksalat sintesis terdapat pada bilangan gelombang 1132,86. Vibrasi regangan gugus C-H asam oksalat standar terdapat pada bilangan gelombang 718,35, sedangkan untuk asam Universitas Sumatera Utara 42 oksalat sintesis terdapat pada bilangan gelombang 667,99. Untuk perbandingan antara asam oksalat standar dengan asam oksalat hasil sintesis dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Perbandingan Spektrum Infra Merah Asam Oksalat Standar dengan Asam Oksalat Hasil Sintesis dari Pelepah Kelapa Sawit No Gugus Fungsional Asam Oksalat Standar Asam Oksalat Sintesis dari Pelepah Kelapa Sawit 1. O-H 3422,06 3406,83 2. C=O 1685,48 1685,97 3. C-O 1123,33 1132,86 4. C-H 718,35 667,99 Vibrasi regangan antara asam oksalat standar dengan asam oksalat hasil sintesis pelepah kelapa sawit memiliki puncak yang tidak jauh berbeda. Hal ini membuktikan bahwa dalam penelitian ini, senyawa yang dihasilkan merupakan asam oksalat. Puncak-puncak lain yang terdapat pada hasil analisis FTIR asam oksalat sintesis menunjukkan bahwa asam oksalat yang diperoleh masih belum murni karena masih adanya pengotor pada kristal asam oksalat.

4.6.3 Analisis Titik leleh