Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang

dikenal baik dengan sektor pertaniannya. Provinsi Sumatera Utara ini memiliki potensi pertanian yang terbesar di beberapa kabupaten. Salah satu kabupaten yang mempunyai potensi pertanian yang cukup bagus dan berpotensi adalah Kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan dataran tinggi Karo dengan ibukota Kabanjahe yang terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran tinggi dengan ketinggian 120 sampai 1600 meter di atas permukaan laut. Karena berada di ketinggian tersebut Tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 15 sampai 26 derajat celcius. Di dataran tinggi Karo kita bisa menemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dengan ciri khas daerah buah dan sayur. Tanah Karo memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa, mulai dari sektor alam sampai ke pertaniannya. Sektor pertanian adalah sektor yang paling menonjol di daerah tersebut dan sangat bagus untuk dikembangkan. Hasil sayuran dan buah merupakan hasil pertanian yang sangat sering dihasilkan di Tanah Karo. Universitas Sumatera Utara 2 Banyak hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah seperti ke Aceh dan bahkan sampai ke Jakarta. Di kabupaten karo sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dari sektor pertanian 72,33 dengan sumbangan terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB sebanyak 60,46 Data Tahun 2009. Komoditi utama yang dikembangkan meliputi tanaman pangan padi, jagung dan ubi jalar, tanaman sayuran kentang, kubis, petsai, tomat, cabe, wortel dan lobak, tanaman buah-buahan jeruk, markisah, terung berastagi, dan durian, tanaman hias gladiol, krisan, anthurium, sedap malam dan garbera serta hasil perkebunan kakao dan kopi. Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa Kabupaten Karo dikenal baik sebagai daerah yang memiliki potensi pertanian yang baik. Potensi pertanian yang baik dibuktikan dengan hasil pertanian yang sangat terjamin secara kualitas dan kuantitas. Seperti contoh jeruk dengan varietas jenis Siam, Washington, Sunkist, Padang, Siam Madu dan sebagainya. Jeruk yang berasal dari Kabupaten karo ini memiliki pasar yang cukup besar di Indonesia yaitu Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Pekan Baru, Aceh, Rantau Parapat, Langkat, Siantar, Pulau Batam dan Binjai. Sedangkan untuk pasar luar negeri jeruk asli Tanah karo sudah tersebar di Malaysia dan Singapura. Hal ini lah yang mendasari sektor pertanian sebagai ujung tombak perekonomian masyarakat tanah Karo. Unggulnya sektor pertanian di Kabupaten Karo selain didukung oleh tanah yang subur tidak lepas dari campur tangan pemerintah daerah khusunya Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo. Dinas Pertanian dan Perkebunan Universitas Sumatera Utara 3 Kabupaten Karo berperan dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pertanian dan perkebunan. Selain itu Dinas Pertanian dan Perkebunan juga berperan dalam merumuskan kebijakan teknis sesuai dengan linkup tugasnya, menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa dinas Pertanian dan Perkebunan berperan penting dalam kemajuan sektor pertanian Kabupaten Karo. Seperti yang kita ketahui bersama, pada tahun 2013 terjadinnya bencana alam yang sangat mengganggu Kabupaten Karo. Meletusnya Gunung Sinabung sangat berpengaruh terhadap kehidupan penduduk tanah karo terkhusus para petani di Tanah Karo. Erupsi Gunung sinabung tersebut berdampak pada penurunan di sektor pertanian, seperti yang di uraikan pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Data Panen Komoditi Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Karo. Panen Ha No Tahun Jagung Bawang Kubis Cabai Kentang Lobak Ubi Buncis 1 2012 78.350 124 3.217 698 3.272 194 904 1.762 2 2013 66.420 100 3.064 572 2.319 87 564 1.760 3 2014 65.421 112 2.409 463 1.983 73 445 8.46 Sumber: Rencana Kerja Strategis Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Karo Universitas Sumatera Utara 4 Tabel 1.2 Data Produksi Komoditi Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Karo. Produksi Ton No Tahun Jagung Bawang Kubis Cabai Kentang Lobak Ubi Buncis 1 2012 486.283 1.026 80.187 50.734 53.958 4.046 12.861 25.642 2 2013 425.994 846 75.712 44.111 40.420 1.955 6.910 23.481 3 2014 412.900 774 64.305 33.633 32.455 1.705 6.489 11.879 Sumber: Rencana Kerja Strategis Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Karo Tabel 1.3 Data Panen komoditi Tanaman Buah Dan Sayur Kabupaten karo Panen Ha No Tahun Jeruk Duku Mangga Nangka Alpukat Jambu biji 1 2012 7.450 50 54 1,31 121 3,76 2 2013 6.710 4 45 2,12 84 1,89 3 2014 6.568 11 49 1,00 81 1 Sumber: Rencana Kerja Strategis Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Karo Universitas Sumatera Utara 5 Tabel 1.4 Data Produksi komoditi Tanaman Buah Dan Sayur Kabupaten karo Produksi ton No Tahun Jeruk Duku Mangga Manggis Alpukat Jambu biji 1 2012 250 415 667 36 1.338 26 2 2013 193 76 715 12 1.374 12 3 2014 281 136 546 81 1,121 12 Sumber: Rencana Kerja Strategis Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Karo Berdasarkan data di atas, dapat kita simpulkan bahwa sektor pertanian mengalami penurunan yang sangat signifikan. Sebagian besar lahan pertanian di Tanah Karo rusak akibat dari erupsi Gunung Sinabung. Abu vulkanik yang terus dimuntahkan Gunung Sinabung hingga saat ini merusak tanaman pangan dan hortikultura petani. Dari hasil wawancara singkat bersama salah satu pegawai di Dinas pertanian dan perkebunan Kabupaten Karo, bahwa debu vulkanik dari gunung sinabung sangat merusak daun tanaman holtikultura dan tanaman pangan sehingga berdampak pada terganggunya proses fotosintesis. Terganggunya proses fotosintesis pada tanaman mengakibatkan gagal panen dan bahkan tidak sedikit tanaman yang hancur. Debu vulkanik Sinabung mengakibatkan penguranganatau penurunan produksi sebesar 30 persen pada 2.959 hektare areal pertanian. Salah satu komoditas yang mengalami kerusakan cukup parah, yaitu komoditas cabai yang mengalami kerusakan hingga 367 hektare. Selain itu, komoditas kentang sebanyak Universitas Sumatera Utara 6 230 hektare, komoditas kembang kol mencapai 222 hektare, dan lain-lain. Diperkirakan hasil produksi pertanian akan menurun hingga 30 persen. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa meletusnya gunung sinabung berdampak pada penurunan sektor pertanian di Kabupaten karo. Untuk itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Dinas Pertanian dan Perkebunan dalam Menanggulangi Penurunan Produksi P ertanian Kabupaten Karo Akibat Erupsi Gunung Sinabung”

B. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis menentukan