Kelemahan Sarana dan prasarana di Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo

96 “kalau untuk strategi kami sendiri, adanya strategi bantuan dimana kami mendapatkan bantuan langsung dari kementrian Pertanian RI, kemudian strategi cara yaitu meliputi relokasi masyarakat terdampak ke lokasi yang aman, adanya kerjasama dengan Balai Penelitian Karo, adanya koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, kerjasama dengan stakeholder dan para pengusaha.”

b. Kelemahan

Kelemahan merupakan merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi. Yang menjadi kekuatan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten karo adalah sebagai berikut: 1. Sumber daya manusia yang ada di Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo baik secara kualitas maupun kuantitas masih kurang. Kurangnya SDM pegawai di Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo juga diakui oleh Plt. Kepala Dinas Bapak Munarta Ginting S.P. beliau mengatakan bahwa: “berbicara tentang SDM pegawai disini, bisa dibilang masih kurang, terlebih dari segi kuantitasnya. Seperti contoh bidang produksi, kurangnya pegawai di bidang produksi mengakibatkan kami kewalahan saat turun lapangan ketika erupsi terjadi.” 2. Dana operasional masih belum mencukupi untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan yang ada di Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo khususnya yang berkaitan dengan peningkatan produksi pertanian. Dari Universitas Sumatera Utara 97 hasil wawancara dengan Plt. Kepala Dinas Bapak Munarta Ginting S.P beliau menjelaskan: “kalau dana operasional di Dinas Pertanian dan Perkebunan sebenarnya masih belum mencukupi untuk kelangsungan organisasi. Kurangnya dana operasional membuat kegiatan ataupun program di Dinas Pertanian dan Perkebunan tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Sebagai contoh saat kami turun lapangan untuk melihat kondisi akibat erupsi sinabung. Jujur kami kekurangan dana saat turun lapangan” 3. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo tidak memiliki ketegasan dalam mengatur masyarakat yang masih bebal. Ketidak tegasan pegawai dalam mengatur masyarakat ini saya simpulkan dari hasil wawancara dengan Ibu berti. Beliau mengatakan: “kalau bicara soal masyarakat karo ini dek, kebanyakan masyarakatnya bebal. Terkhusus masyarakat yang didaerah relokasi. Masih banyak dari mereka yang kembali ke desa masing-masing. Padahal kan kondisi sinabung belum begitu aman”

3. Peluang