Kesimpulan Upaya Harmonisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perusahaan Publik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam tulisan ini, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam merupakan lembaga yang bertugas mengawasi pasar modal sebelum terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan OJK. Sistem pengawasan oleh Bapepam dilakukan melalui penyusunan dan penegakan peraturan di pasar modal, pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha di pasar modal, menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan, menyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh bursa efek, LKP dan LPP. Sistem pengawasan Bapepam terhadap pasar modal dilakukan melalui penegakan hukum dengan melakukan pemeriksaan terhadap setiap pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap UUPM danatau peraturan pelaksanaannya. Dalam hal penyidikan di pasar modal dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS setelah memperoleh penetapan dari Ketua Bapepam. PPNS di lingkungan pasar modal adalah pegawai negeri sipil tertentu dari lingkungan Bapepam yang diangkat oleh Menteri Kehakiman. 2. Pengawasan sektor pasar modal telah beralih dari Bapepam kepada OJK setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan UUOJK. UUOJK sebagai landasan hukum bagi pengawasan keseluruhan sektor jasa keuangan perlu diharmonisasikan terhadap masing- Universitas Sumatera Utara masing Undang-Undang sektor jasa keuangan yang diawasi oleh OJK. Maka pasar modal sebagai salah satu sektor jasa keuangan yang terkena dampak peralihan pengawasan perlu mengadakan pengharmonisasian ketentuan yang terdapat dalam UUPM terhadap ketentuan dalam UUOJK. Pengharmonisasian dilakukan untuk menjaga keselarasan, kemantapan, dan kebulatan konsepsi peraturan perundang-undangan sebagai sistem agar peraturan perundang- undangan berfungsi secara efektif. Harmonisasi UUPM terhadap UUOJK ini akan membantu terciptanya tujuan hukum dalam pengawasan pasar modal yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Dimana ketidakharmonisan UUPM terhadap UUOJK akan menimbulkan akibat hukum yaitu terjadinya perbedaan penafsiran dalam pelaksanaannya, timbulnya ketidakpastian hukum, peraturan perundang-undangan tidak terlaksana secara efektif dan efisien, dan disfungsi hukum. 3. Salah satu cara untuk mengharmonisasikan undang-undang dapat dilakukan melalui pembaruan pokok materi undang-undang tersebut. Diperlukan adanya pembaruan pokok-pokok materi UUPM yang diharmonisasikan dengan UUOJK. Tidak hanya ketentuan dalam UUPM tetapi ketentuan yang terdapat dalam peraturan terkait pasar modal lainnya juga perlu diharmonisasikan dengan UUOJK. Beberapa ketentuan UUPM dan dalam beberapa peraturan terkait inilah yang harus segera diadakan pembaruan hukum untuk mewujudkan harmonisasi dengan UUOJK : mengenai perubahan Redaksi Kata “Bapepam” Dalam UUPM dan Peraturan Bapepam dengan kata “OJK”, Mengenai Pengaturan Insider Trading Dalam UUPM, mengenai penyidikan Universitas Sumatera Utara oleh OJK, mengenai hal kepailitan, mengenai perlindungan konsumen, dan penentuan fakta material dalam mempengaruhi harga saham di pasar sekunder.

B. Saran

Dokumen yang terkait

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

8 98 57

Perlindungan Hukum bagi Pihak Ketiga Akibat Misleading Information Dihubungkan dengan Prinsip Keterbukaan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Jo Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

5 9 46

TINJAUAN YURIDIS PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN TERHADAP INVESTOR PASAR MODAL.

0 3 10

FUNGSI PENGAWASAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM HAL TERJADINYA FORCED SELL DI PASAR MODAL DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TEN.

0 0 1

Upaya Harmonisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perusahaan Publik

0 0 9

Upaya Harmonisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perusahaan Publik

0 0 1

Upaya Harmonisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perusahaan Publik

0 1 23

Upaya Harmonisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perusahaan Publik

0 0 49

Upaya Harmonisasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pengawasan Perusahaan Publik

0 0 9

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68