commit to user
80
kemampuan kognitif fisika siswa dibandingkan interaksi antara kemampuan berpikir abstrak rendah dan konkrit tinggi terhadap kemampuan kognitif fisika
siswa, 2 Interaksi antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan konkrit tinggi lebih besar pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif fisika siswa dibandingkan
interaksi antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan konkrit rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa, 3 Interaksi antara kemampuan berpikir abstrak
tinggi dan konkrit rendah lebih besar pengaruhnya terhadap kemampuan kognitif fisika siswa dibandingkan interaksi antara kemampuan berpikir abstrak rendah
dan konkrit rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa, 4 Interaksi antara kemampuan berpikir abstrak rendah dan konkrit tinggi lebih besar pengaruhnya
terhadap kemampuan kognitif fisika siswa dibandingkan interaksi antara kemampuan berpikir abstrak rendah dan konkrit rendah terhadap kemampuan
kognitif fisika siswa.
7. Pengujian Hipotesis Ketujuh
Statistik uji untuk pengujian hipotesis ketujuh diperoleh F
abc
= 1,6420 dari tabel F untuk taraf signifikansi 0,05; F
0,05;1,120
= 3,92. Karena F
abc
F
tabel
, maka H
07
diterima dan H
17
ditolak. Berarti hipotesis yang berbunyi “Tidak ada interaksi antara pengaruh media pembelajaran, kemampuan berpikir abstrak, dan
kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak Harmonis Sederhana” diterima.
E. Keterbatasan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini sudah diupayakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal sebagaimana yang dituangkan
pada pembahasan di atas. Namun demikian, masih ada beberapa keterbatasan yang menyebabkan hasil penelitian ini tidak sempurna. Keterbatasan yang
dimaksud antara lain: 1. Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media laboratorium semestinya
satu kelompok terdiri 2 atau 3 siswa agar seluruh siswa lebih aktif dan
commit to user
81
pembelajaran efektif, tetapi karena keterbatasan alat di laboratorium maka satu kelompok terdiri 5 atau 6 siswa.
2. Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan media simulasi komputer semestinya satu komputer dipakai satu siswa agar seluruh siswa lebih aktif
dan pembelajaran efektif, tetapi karena beberapa komputer rusak maka satu komputer ada yang dipakai dua sampai tiga siswa.
3. Pada percobaan nyata dengan menggunakan media laboratorium, siswa dengan nyata mengguakan alat ukur, membaca alat ukur, padahal pada
pembelajaran menggunakan media simulasi komputer siswa langsungtinggal klik saja sehingga pengalaman belajar yang diperoleh berbeda.
4. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Karanganom Klaten pada tahun pelajaran 20102011. Peneliti beranggapan jika penelitian
ini dilaksanakan pada sekolah lain hasilnya mungkin tidak akan sama. Hal ini disebabkan karena perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing
sampel. Sehubungan dengan hal tersebut maka hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasikan secara umum tetapi baru bias digeneralisasikan untuk
populasi yang diambil yaitu kelas XI SMA Negeri 1 Karanganom Klaten.
commit to user
82
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan uji analisis data dan pembahasan hasil uji hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis variansi untuk pengujian hipotesis pertama diperoleh F
a
= 8.6132 F
tabel
= 3,92. Ini berarti bahwa ada perbedaan pengaruh antara penggunaan media simulasi komputer dan media
laboratorium terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak Harmonis Sederhana. Pembelajaran fisika dengan
menggunakan media simulasi komputer dan media laboratorium mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil uji lanjut anava
dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa penggunaan media laboratorium lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media simulasi komputer.
2. Berdasarkan hasil analisis variansi untuk pengujian hipotesis kedua diperoleh F
b
= 7.6700 F
tabel
= 3,92. Ini berarti bahwa ada perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif
fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak Harmonis Sederhana. Berdasarkan uji komparasi ganda diperoleh hasil bahwa siswa yang memiliki kemampuan
berpikir abstrak tinggi memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah.
3. Berdasarkan hasil analisis variansi untuk pengujian hipotesis ketiga diperoleh F
c
= 125,4830 F
tabel
= 3,92. Ini berarti bahwa ada perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir konkrit tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif
fisika siswa pada sub pokok bahasan Gerak Harmonis Sederhana. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir konkrit tinggi prestasi belajarnya lebih baik
sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir konkrit rendah prestasi belajarnya lebih jelek. Hal ini sesuai dengan hasil uji komparasi ganda bahwa
siswa yang memiliki kemampuan berpikir konkrit tinggi memiliki prestasi
82