commit to user
4
menarik, mampu memilih pendekatan, model, media, dan metode pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan materi yang dipelajari.
Proses pembelajaran fisika di SMAN 1 Karanganom belum optimal memposisikan siswa sebagai pusat belajar. Siswa sebagai pusat belajar harus aktif
dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator berarti memberi fasilitas pada siswa secara fisik maupun mental. Pembelajaran akan berhasil jika
menggunakan media yang dapat menuntut siswa aktif dan kreatif. Media pembelajaran khususnya laboratorium fisika di SMAN 1 Karanganom sudah
relatif lengkap tetapi penggunaannya masih kurang maksimal. Media laboratorium fisika berfungsi untuk memberi peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
penumbuhan sikap ilmiah. Pembelajaran menggunakan media simulasi komputer dipandang lebih menarik dan inovatif mengikuti perkembangan teknologi, belum
pernah dilakukan di SMA N 1 Karanganom.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar mengajar kebanyakan masih menggunakan komunikasi satu arah atau terpusat pada guru. Guru belum menggunakan media pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif menemukan konsep fisika.
2. Setiap siswa memiliki kemampuan tingkat berpikir abstrak dan konkrit yang berbeda-beda tetapi dalam kegiatan belajar-mengajar umumnya diberikan
perlakuan yang sama dengan metode ceramah. 3. Media laboratorium yang dimanfaatkan secara maksimal akan berpengaruh
pada hasil belajar siswa. Penggunaan media laboratorium fisika di SMAN 1 Karanganom kurang maksimal.
4. Pembelajaran fisika yang inovatif mengakibatkan siswa termotivasi belajarnya Pembelajaran menggunakan media simulasi komputer, siswa akan tertarik dan
lebih termotivasi untuk belajar. Pembelajaran fisika di SMAN 1 Karanganom kurang inovatif.
commit to user
5
5. Banyak pendekatan pembelajaran fisika yang dapat digunakan. Akan tetapi, pendekatan pembelajaran selama ini banyak bersifat ekspositori. Guru
menyampaikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sendiri konsep dan pengetahuan yang diperoleh.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini memberikan arah yang jelas, maka penulis membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dibatasi pada media simulasi komputer dan media laboratorium
2. Kemampuan berpikir siswa dibatasi pada kemampuan abstrak dan konkrit. 3. Kemampuan berpikir abstrak dibatasi pada kategori tinggi dan rendah.
4. Kemampuan berpikir konkrit dibatasi pada kategori tinggi dan rendah. 5. Media simulasi komputer yang digunakan adalah berbasis Macromedia Flash.
6. Media laboratorium yang digunakan adalah alat percbaan untuk gerak harmonis sederhana.
7. Materi yang dibahas dibatasi pada pokok bahasan Gerak Harmonis Sederhana Kelas XI Semester Ganjil SMA tahun ajaran 20102011.
D. Perumusan Masalah
Dari identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh antara pembelajaran fisika menggunakan media simulasi komputer dan media laboratorium terhadap kemampuan kognitif
fisika siswa? 2. Adakah perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan
rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa? 3. Adakah perbedaan pengaruh antara kemampuan berpikir konkret tinggi dan
rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa?
commit to user
6
4. Adakah interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir abstrak terhadap kemampuan kognitif fisika?
5. Adakah interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kogntitif fisika?
6. Adakah interaksi antara pengaruh kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan berpikir konkrit terhadap kemampuan kognitif fisika?
7. Adakah interaksi antara pengaruh penggunaan media pembelajaran, kemampuan berpikir abstrak, dan kemampuan berpikir konkrit terhadap
kemampuan kognitif fisika?
E. Tujuan Penelitian