19 2.
Pengawasan control. Komite audit memberikan pengawasan independen atas masalah atau hal-hal yang berpotensi mengandung
resiko. 3.
Tata kelola perusahaan. Komite audit melaksanakan pengawasan independen atas proses pelaksanaan Good Corporate Governance
apalah telah dijalankan sesuai Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.
Tujuan dibentuknya komite audit adalah membantu Komisaris dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan efektivas
pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal. Komite Audit memiliki wewenang sebagai berikut:
1. Mencari informasi yang relevan dari tiap karyawan.
2. Menyelidiki semua aktivitas dalam batas ruang lingkup tugasnya.
3. Mengusahakan saran hukum dan saran professional lainnya yang
independen apabila dipandang perlu. 4.
Mengundang kehadiran pihak luar dengan pengalaman yang sesuai, apabila dipandang perlu.
2.1.2 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh
Manajemen Sujono dan Soebiantoro, 2007. Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antar manajer dengan pemegang saham.
Manajer diperlakukan bukan sebagai pihak eksternal yang digaji untuk
Universitas Sumatera Utara
20 kepentingan perusahaan, melainkan diperlakukan sebagai pemegang saham
perusahaan. Adanya kepemilikan saham oleh manajer membuat keputusan-keputusan
yang diambil manajer tidak semata-mata untuk kepentingan manajemen tetapi juga untuk kepentingan pemegang saham karena manajer akan ikut merasakan
secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.
Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya karena manajemen
mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Manajemen akan lebih berhati-hati dalam
mengambil keputusan, karena manajemen akan ikut merasakan manfaat secara langsung dari keputusan yang diambil. Selain itu, manajemen juga ikut
menanggung kerugian apabila keputusan yang diambil oleh mereka salah.
2.1.3 Agency Cost
Kepentingan antara pemegang saham dan manajer seringkali bertentangan, sehinnga sering terjadi konflik antar kedua belah pihak. Hal ini disebabkan karena
manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham bertentangan dengan kepentingan pribadi manajer tersebut. Konflik kepentingan
antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan mekanisme pengawasan monitoring yang dapat mensejajarkan kepentingan tersebut. Dengan
munculnya mekanisme pengawasan ini mengakibatkan timbulnya suatu biaya yang disebut biaya keagenan atau agency cost.
Universitas Sumatera Utara
21 Agency cost adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan
manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham”
Horne dan Wachowicz, 2005. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa
agency cost adalah biaya-biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk mencegah atau meminimalkan masalah-masalah keagenan dan untuk
memaksimumkan pemegang saham. Menurut Jensen dan Meckling 1976 agency
cost terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. The monitoring expenditures by the principle. Yaitu biaya monitoring yang
dikeluarkan oleh pemegang saham untuk memantau perilaku manajer. 2.
The bonding expenditures by the agent. The bonding cost dikeluarkan oleh manajer untuk menjamin bahwa manajer tidak akan menggunakan tindakan
tertentu yang akan merugiakan pemegang saham atau untuk menjamin bahwa pemegang saham akan diberi kompensasi jika ia tidak mengambil
banyak tindakan. 3.
The residual loss. Merupakan penurunan tingkat kesejahteraan pemegang saham maupun manajer setelah adanya agency relationship.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi agency cost berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling 1976,
Crutchley dan Hansen 1989, Jensen et al 1992 yaitu: 1.
Memberikan hak kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk saham kepada manajer sebagai bentuk penghargaan atas kinerja manajer terhadap
perusahaan. Dengan memberikan kesempatan manajer untuk terlibat dalam
Universitas Sumatera Utara
22 kepemilikan saham bertujuan untuk menyetarakan kepentingan dengan
pemegang saham. Dengan keterlibatan kepemilikan saham, manajer akan bertindak secara hati-hati karena akna menanggung resiko atas keputusan
yang diambilnya. Selain itu, manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja lebih baik.
2. Dengan meningkatkan dividen payout ratio. Peningkatan dividen diharapkan
dapat mengurangi biaya keagenan. Hal ini disebabkan dimana dividen yang besar menyebabkan rasio laba ditahan akan lebih kecil dengan demikian
perusahaan membutuhkan tambahan dana dari sumber ekstrernal, seperti emisi saham baru. Penambahan dana menyebabkan kinerja manajer
dimonitor oleh bursa dan penyedia dana baru. Pengawasan kinerja menyebabkan manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham sehingga mengurangi biaya yang berkaitan dengan emisi saham baru floating cost.
3. Meningkatkan pendanaan dengan hutang perusahaan sehingga menurunkan
kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan dana dari
penerbitan saham baru. Dengan menggunakan hutang, perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga
secara periodik. Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja keras untuk meningkatkan laba dan dapat mengurangi agency cost.
4. Meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak institusional. Dengan adanya
kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
Universitas Sumatera Utara
23 investasi dan sebagainya akan meningkatkan fungsi pengawasan dan
monitor lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu No.
Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1. Irma
Yulistiana 2014
Pengaruh Corporate Governance Tata
Kelola Perusahaan Dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Agency
Cost Biaya Keagenan pada
industri semen yang telah go public
periode 2008-2012
Variabel Independen:
Tata Kelola Perusahaan,
Struktur Kepemilikan
Variabel Dependen:
Agency Cost Variabel corporate
governance memiliki pengaruh
yang negatif dan tidak signifikan
terhadap agency cost, sedangkan
variabel struktur kepemilikan
memiliki pengaruh negatif dan
signifikan.
2. Krisnauli
2014 Pengaruh Mekanisme
Tata Kelola Perusahaan Dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Agency
Cost Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2010- 2012
Variabel Independen:
Tata Kelola Perusahaan,
Struktur Kepemilikan
Variabel Dependen:
Biaya Keagenan
ATO Ukuran dewan
direksi, ukuran komite audit,
kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap
agency cost. Sedangkan ukuran
dewan komisaris dan ukuran
komisaris independen
memiliki pengaruh signifikan terhadap
agency cost.
3 Sajid Gul,
Muhammad Sajid,
Agency Cost, Corporate
Governance and Variabel
Independen: Corporate
Semakin tinggi kepemilikan
Universitas Sumatera Utara