Penelitian  ini  mengandung  lebih  dari  1  satu  variabel  bebas  yakni organisasi  pembelajaran  dan  budaya  kerja,  maka  uji  hipotesis  dilakukan  dengan
menggunakan uji F secara simultan dan uji –t secara parsial.
4.4.2.1. Hasil Uji F Secara Simultan
Uji  F secara  simultan dilakukan untuk  mengetahui apakah ke-2  variabel
bebas X1 Organisasi pembelajaran dan X2 budaya kerja  memberi  pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat Y kinerja pegawai .
Tabel 4.15. Hasil Uji F Secara Simultan
Tabel  4.15  memperlihatkan  bahwa  nilai  F-
hitung
=  57.805  dengan  nilai signifikansi p-value =0.000. Jika dibandingkan dengan nilai F-
tabel
= 2.75 untuk
N = 64 atau df=61, dapat diketahui bahwa  F-
hitung
50.805  F-
tabel
2.75 dan sig-p 0.000    0.05,  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  ke-2  variabel  bebas
X1  organisasi  pembelajaran  dan  X2  budaya  kerja  secara  simultan memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y kinerja pegawai.
4.4.2.2. Hasil Uji-t Secara Parsial
ANOVA
b
1557.956 2
778.978 57.805
.000
a
822.029 61
13.476 2379.984
63 Regression
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, Budaya Kerja , Organisasi Pembelajaran a.
Dependent Variable: Kinerja Pegawai b.
Universitas Sumatera Utara
Untuk  mengetahui  pengaruh  masing  masing  variabel  bebas  terhadap variabel  terikat Y kinerja pegawai, dilakukan  uji-t secara parsial dengan hasil
sebagai berikut :
abel 4.16. Hasil Uji-t Secara Parsial
Interpretasi : 1. Pengaruh Organisasi pembelajaran  X1 Terhadap Kinerja pegawai Y
Tabel  4.16  memperlihatkan  bahwa  nilai  t-
hitung
X1  Organisasi pembelajaran  =  4.021  dengan  signifikansi  p-value  sebesar  0.000.  Jika
dibandingkan dengan nilai  t-
tabel N=64 atau df=61
sebesar 1.99 dan sig- α
=0.05, dapat
diketahui  bahwa    t-
hitung
X1  4.021    t-
tabel
1.99  dan  p-value  0.000  0.05.
Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-
hitung
t-
tabel
dan p-value    0.05,  berarti  Ha  diterima  atau  Ho  ditolak.  Dengan  demikian,  dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 pembelajaranOrganisasi memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y kinerja pegawai.
2. Pengaruh Budaya kerja  X2 Terhadap Kinerja pegawai Y
Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa nilai t-
hitung
X2 Budaya kerja = 5.159 dengan signifikansi p-value sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai  t-
tabel
Coefficients
a
3.005 2.885
1.042 .302
.386 .096
.391 4.021
.000 .570
.111 .502
5.159 .000
Constant Organisasi Pembelajaran
Budaya Kerja Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kinerja Pegawai a.
Universitas Sumatera Utara
N=64  atau  df=61
sebesar  1.99  dan  sig- α
=0.05,  dapat  diketahui  bahwa    t-
hitung
X2 5.159    t-
tabel
1.99  dan  p-value  0.000  0.05.  Hasil  analisis  ini  memenuhi persyaratan uji  hipotesis dimana  jika t-
hitung
t-
tabel
dan p-value  0.05, berarti Ha
diterima  atau  Ho  ditolak.  Dengan  demikian,  dapat  disimpulkan  bahwa  variabel X2 budaya kerja memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y
kinerja pegawai. 4.4.3. Hasil Uji Determinasi R
Untuk  mengetahui  besarnya  pengaruh  variabel  bebas  terhadap  variabel terikat  Y  kinerja  pegawai,  dilakukan  uji    determinasi  R  dengan  hasil  sebagai
berikut :
Tabel 4.17. Hasil Uji Determinasi R
Tabel  4.17  memperlihatkan  bahwa  nilai  r-
square
=  0.643,  hal  ini  berarti besarnya  pengaruh  variabel  bebas    terhadap  variabel  terikat  Y  kinerja  pegawai
adalah sebesar  0.643 x 100 = 64.3 .  Dengan kata lain, sebesar 64.3 variabel kinerja  pegawai  dapat  dijelaskan  oleh  variabel  pembelajaran  organisasi  dan
budaya  kerja,  selebihnya  36.7  dijelaskan  oleh  faktor-faktor  lain  yang  tidak diteliti.
Model Summary
b
.809
a
.655 .643
3.67095 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Predictors: Constant, Budaya Kerja , Organisasi
Pembelajaran a.
Dependent Variable: Kinerja Pegawai b.
Universitas Sumatera Utara
4.4.4.  Persamaan Regresi
Persamaan  regresi  dapat  disusun  sesuai  dengan  nilai  koefisien  hasil perhitungan berikut :
Y =  a + b1X1 + b2X2 +  e
Y =   3.005 + 0.386X
1
+ 0.570X
2
+ 2.885 Dari  nilai  persamaan  ini  berarti  bahwa  jika  faktor  lain  dianggap  tetap,
maka  setiap  peningkatan  atau  perbaikan  pembelajaranorganisasi  sebesar  1 point  akan  dapat  meningkatkan  kinerja  pegawai  sebesar  0.386  point  dan
setiap peningkatan atau perbaikan budaya kerja 1 point akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 0.570 point.
4.5. Pembahasan 4.5.1. Pengaruh PembelajaranOrganisasi Terhadap Kinerja pegawai
Hasil analisis deskriptif  yang dilakukan pasca  implementasi pembelajaran organisasi  dan  budaya  kerja  pada    Kantor  Pos    Medan  memperlihatkan  bahwa
mayoritas  responden  menyatakan  pembelajaran  organisasi  pada  Kantor  Pos Medan  adalah  baik  60.3dan  mayoritas  responden  menyatakan  kinerja
pegawai  Kantor  Pos  Medan  adalah  baik  73.4.  Hal  ini  mengindikasikan
bahwa  pembelajaran  organisasi  memiliki  hubungan  linier  positif  dengan  kinerja pegawai.  Dengan    kata  lain,  semakin  baik  pembelajaranorganisasi,  semakin
meningkat  pula    kinerja  pegawai.    Hal  ini  juga  dikonfirmasi  oleh  hasil  analisis kuantitatif dengan analisis regresi  linier dimana pembelajaranorganisasi  memberi
pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian    Bambang  Setyadin,  program pascasarajana  Universitas  Muhammadiyah  2010  dengan  judul  Pengaruh
pembelajaran  organisasional,  budaya  organisasi  sekolah  dan  kepemimpinan terhadap motivasi serta perubahan organisasi dalam peningkatan kinerja SMAN di
Jawa  Tmur  dan  dengan  menggunakan  analisis  linier  berganda  membuktikan bahwa  pembelajaran  organisasional,  budaya  organisasi  dan  berpengaruh
signifikan terhadap  kinerja SMAN Jawa Timur  p-value  0.05 Organisasi  belajar  adalah  suatu  konsep  dimana  organisasi  dianggap
mampu  untuk  terus  menerus  melakukan  proses  pembelajaran  mandiri  self leraning sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan berpikir dan bertindak’
dalam  merespon  beragam  perubahan  yang  muncul.  Organisasi  belajar  adalah organisasi dimana orang mengembangkan kapasitas mereka secara terus-menerus
untuk menciptakan hasil  yang  mereka  inginkan, dimana pola pikir  yang  luas dan baru  dipelihara,  dimana  aspirasi  kolektif  dipoles,  dimana  orang-orang  belajar
tanpa henti untuk melihat segala hal secara bersama-sama. Organisasi  yang  mau  belajar  secara  kuat  dan  kolektif  serta  secara  terus-
menerus  meningkatkan  dirinya  untuk  memperoleh,  mengatur,  dan  menggunakan pengetahuan demi keberhasilan bersama. Organisasi belajar juga memberdayakan
sumber  daya  manusia  di  dalam  dan  di  sekitarnya,  dan  memanfaatkan  teknologi untuk  meningkatkan  proses  belajar  dan  produktivitasnya.  Hal  ini  sesuai  dengan
pendapat Marquardt 1996:1-2 bahwa kemampuan organisasi beradaptasi dengan lingkungannya  ditentukan  oleh  keberadaan  suprastruktur  yaitu  sumber  daya
manusia  SDM,  dan  infrastruktur  berupa  iklim  organisasi.  Organisasi  akan
Universitas Sumatera Utara
beradaptasi  secara  cepat  bila  memiliki  SDM  yang  sensitif  terhadap  perubahan diluar  organisasi  dan  mampu  belajar  secara  cepat,  serta  apabila  organisasi
memiliki lingkungan yang kondusif untuk mendorong proses belajar.
4.5.2. Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Hasil analisis deskriptif  yang dilakukan pasca  implementasi pembelajaran organisasi  dan  budaya  kerja  pada    Kantor  Pos    Medan  memperlihatkan  bahwa
mayoritas  responden    menyatakan  budaya  kerja  Kantor  Pos  Medan  adalah baik 65.6dan mayoritas responden menyatakan kinerja pegawai Kantor Pos
Medan  adalah  baik  73.4.  Hal  ini  mengindikasikan  bahwa  budaya  kerja
memiliki  hubungan  linier  positif  dengan  kinerja  pegawai.  Dengan    kata  lain,
semakin baik budaya kerja, semakin meningkat pula  kinerja pegawai.   Hal
ini  juga  dikonfirmasi  oleh  hasil  analisis  kuantitatif  dengan  analisis  regresi  linier dimana budaya kerja memberi pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Budayakerjamempunyaiartiyang  sangatmendalam,karenaakan  merubah sikap
dan perilaku
sumberdayamanusiauntuk mencapai
produktivitaskerjayanglebihtinggidalam menghadapitantanganmasa
depan.Disampingitu masihbanyaklagimanfaatyang
munculseperti kepuasankerjameningkat,pergaulanyanglebih
akrab, disiplinmeningkat,
pengawasan  fungsional  berkurang,  pemborosanberkurang,  tingkat  absensi menurun,terusinginbelajar,inginmemberikanterbaikbagiorganisasi, dan lain-lain.
Pembentukan budaya
kerja terjadi
ketika lingkungan
kerjaatauorganisasibelajardalam menghadapipermasalahan
Universitas Sumatera Utara
yangmenyangkutmasalah organisasi.Cakupanmakna
setiap nilai
budaya kerjatersebut, antara lain: disiplin, keterbukaan, saling menghargai, dan kerjasama.
Tujuan      fundamental    budaya      kerja      adalah      untuk      membangun sumberdaya  manusia  seutuhnya  agarsetiap  orang  sadarbahwamereka
beradadalam suatuhubungansifatperanpelanggan,pemasokdalam
komunikasi denganoranglain
secaraefektif danefisienserta
menggembirakan.Budaya  kerja    berupaya    mengubah  komunikasi  tradisional
menjadiperilaku  manajemenmodern,  sehinggatertanam  kepercayaandan  semangat kerjasama yang tinggiserta disiplin Ndraha, 2006.
Fungsibudayakerja bertujuanuntukmembangunkeyakinan
sumberdayamanusiaataumenanamkannilai-nilaitertentu yangmelandasi
ataumempengaruhisikapdanperilakuyang konsisten
sertakomitmen membiasakansuatucara  kerjadi  lingkungan  masing-masing.Dengan  adanyasuatu
keyakinan dan
komitmen kuat
merefleksikan nilai-nilai
tertentu,misalnyamembiasakankerjaberkualitas,sesuaistandar, atau
sesuai ekpektasi pelanggan organisasi, efektifatau produktifdan efisien.
Kesuksesan  organisasibermuladariadanyadisiplin  menerapkan  nilai-nilai intiperusahaan.Konsistensi
dalam menerapkankedisiplinan
dalam setiaptindakan,penegakanaturandankebijakanakanmendorong  munculnya  kondisi
keterbukaan,  yaitu  keadaan  yang  jadi  prasangka  positif    karenasegalasesuatu disampaikanmelaluifaktadandatayangakurat  informasiyang  benar.  Selanjutnya,
situasiyang  penuh  dengan  keterbukaan  akanmeningkatkan  komunikasi  horizontal
Universitas Sumatera Utara
danvertikal,  membinahubunganpersonalbaikformalmaupuninformaldiantarajajaran manajemen, sehinggatumbuh sikap saling menghargai.
Pada  gilirannya  setelah  interaksi  lintas  sektoral  dan  antar  karyawan semakin  baik  akan  menyuburkan  semangatkerjasamadalam  wujud  saling
koordinasi  manajemen  atau  karyawan  lintas  sektoral,  menjaga  kekompakkan manajemen,
mendukung dan
mengamankan setiap
keputusanmanajemen,sertasalingmengisidanmelengkapi.Halinilah  yang  menjadi tujuan  bersama  dalamrangka  membentuk  budaya  kerja.  Dengan  membiasakan
kerja berkualitas,
seperti berupaya
melakukancarakerjatertentu,sehinggahasilnyasesuaidenganstandar  atau  kualifikasi yang
ditentukan organiasi.
Jika hal
ini dapat
terlaksana denganbaikataumembudayadalam
diripegawai,sehinggapegawai tersebutmenjaditenagayangbernilaiekonomis,atau
memberikannilai tambahbagioranglaindanorganisasi.Selainitu,jikapekerjaanyang  dilakukanpegawai
dapat    dilakukan    dengan    benar    sesuaiprosedur    atau  ketentuan  yang berlaku,berarti pegawai dapat bekerjaefektifdan efisien.
Universitas Sumatera Utara
BAB  V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh  organisasi pembelajaran dan  budaya  kerja  terhadap  kinerja  pegawai  pada  Kantor  Pos  Medan,  dapat
disimpulkan bahwa : 1.  Pembelajaran organisasi memberi pengaruh signifikan terhadap perbaikan
dan peningkatan kinerja pegawai Kantor Pos Medan. Hal ini diindikasikan oleh hasil analisa  pasca implementasi diperoleh bahwa :
t-
hitung
X1  4.021    t-
tabel
1.99,  dan  p-value  0.000  0.05,  dimana menurut  hasil  Uji  t  Secara  Parsial  disebutkan  bahwa  apabila
diperoleh nilai t hasil perhitungan lebih besar dari pada nilait table , maka    itu  berarti    pada  objek  penelitian  terjadi    perubahan  yang
signifikan.
2.  Budaya  kerja  memberi  pengaruh  signifikan  terhadap  kinerja  pegawai Kantor  Pos  Medan.    Hal  ini  diindikasikan  oleh  hasil  analisa    pasca
implementasi diperoleh  bahwa:  t-
hitung
X2  5.159      t-
tabel
1.99  dan  p- value  0.000  0.05,  dimana  menurut  hasil  Uji  t  Secara  Parsial
disebutkan  bahwa  apabila  diperoleh  nilai  t  hasil  perhitungan  lebih besar dari pada nilai  t table , maka  itu berarti  pada objek penelitian
terjadi  perubahan yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
3.  Pembelajaranorganisasi  dan  budaya  kerja  berpengaruh  secara  simultan
terhadap  kinerja  pegawai  ,  hal  ini  terlihat  dari  :F-
hitung
50.805    F-
tabel
2.75 dan sig-p 0.000  0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ke- 2 variabel bebas X1 pembelajaranorganisasi dan X2 budaya kerja
secara  simultan  memberi  pengaruh  signifikan  terhadap  variabel terikat Y kinerja pegawai.
2. Saran
Sejalan  dengan  hasil  penelitian  ini  dan  mengingat  capaian  penelitian  ini belumlah  maksimal, maka dengan ini disampaikan saran-saran guna  peningkatan
kinerja  Keuangan  dan  mutu  pelayanan  Kantorpos  Medan,  kinerja  pegawai  serta perbaikan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Kepada  manajemen  Kantor  Pos  Medan,  disarankan  untuk  lebih
memperhatikan dan meningkatkan aspek - aspek organisasi pembelajaran dan budaya kerja kepada seluruh pegawai  di semua lini dan  fungsi agar
kinerja  pegawai  dapat  lebih  dimaksimalkan.  Kegiatan-kegiatan  yang dapat  dilakukan  misalnya  adalah  dengan  menambah  frekuensi  dan
keragaman  pelatihan,    pendidikan,  dan  kursus      untuk  meningkatkan kinerjanya.
2. Kepada  pegawai  Kantor  Pos  Medan,  disarankan    untuk  menyerap  dan
memetik  manfaat  yang  sebesar-besarnya  segala  aktifitas  pembelajaran organisasi  dan  budaya  kerja  yang  diterapkan  oleh  perusahaan  guna
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan  kualitas  personal  mereka  sehingga  dapat  memberi perbaikan kinerja individu pegawai  di kemudian  hari.
3. Kepada  peneliti  selanjutnya,  disarankan  untuk  melakukan  penelitian
sejenis dengan  menambah varian dan  skala penelitian seperti  menambah jumlah  sampel,  atau  mengganti    jenis  dan  bentuk  sampel  sehingga
diperoleh hasil penelitian yang lebih variatif, akurat dan berdayaguna.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN  PUSTAKA
2.1. Pembelajaran Organisasi 2.1.1. Pengertian