48 Ahmad
Buyung Nusantara
2009 Analisis Pengaruh
NPL, CAR, LDR, dan BOPO
terhadap Profitabilitas Bank
Perbandingan Bank Umum Go
Publik dan Bank Umum Non Go
Publik di Indonesia Periode Tahun
2005-2007 NPL, CAR, LDR,
dan BOPO, dan Profitabilitas
Bank BOPO berpengaruh
signifikan negatif terhadap variabel
ROA pada bank go publik. Pada bank non
go publik variabel BOPO tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel
ROA
Hera Septhian
Dewitri 2011
Pengaruh Rasio Kecukupan Modal
dan Suku Bunga Kredit
terhadap Volume
Penyaluran Kredit pada Bank
Danamon Tbk. Rasio Kecukupan
Modal, Suku bunga kredit dan Volume
penyaluran kredit Hubungan rasio
kecukupan modal CAR dan volume penyaluran
kredit berlawanan arah, artinya jika rasio
kecukupan modal CAR turun maka volume
penyaluran kredit akan meningkat.
Hubungan antara suku bunga kredit dan volume
penyaluran kredit berlawanan arah, artinya
jika suku bunga kredit turun maka volume
penyaluran kredit akan meningkat.
Fitri Riski Amriani
2012 Analisis Pengaruh
CAR, NPL, BOPO dan NIM terhadap
LDR pada Bank Bumn Persero di
Indonesia Periode 2006-2010
CAR, NPL, BOPO, NIM dan
LDR Variabel BOPO
berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap LDR pada Bank BUMN Persero di
Indonesia.
Sumber : data diolah oleh peneliti
2.3. Hubungan antara BI
rate dengan SBDK
BI rate atau suku bunga Bank Indonesia merupakan tingkat suku bunga
untuk satu tahun yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai patokan bagi suku
Universitas Sumatera Utara
49 bunga pinjaman maupun simpanan bagi bank dan atau lembaga-lembaga
keuangan di seluruh Indonesia. Patokan ini hanya bersifat rujukan dan bukan merupakan peraturan, sehingga tidak mengikat ataupun memaksa.
Jika BI rate mengalami kenaikan maka akan mempengaruhi kenaikkan suku bunga pinjaman kepada orang yang mengajukan kredit, begitu juga
sebaliknya. Suku bunga pinjaman kredit tersebut berasal dari perhitungan suku bunga dasar kredit SBDK serta premi resiko dari setiap nasabah. Jadi secara
tidak langsung naik turunnya BI rate akan mempengaruhi penentuan SBDK dari setiap bank.
2.4. Hubungan antara BOPO dengan SBDK
Biaya operasional dan pendapatan operasional BOPO merupakan cerminan efisiensi bank. Semakin tinggi BOPO, semakin tinggi beban operasional
yang ditanggung bank yang dapat berimbas kenaikan terhadap penentuan suku bunga kredit. Suku bunga pinjaman kredit tersebut berasal dari perhitungan suku
bunga dasar kredit SBDK serta premi resiko dari setiap nasabah. Jadi secara tidak langsung naik turunnya BOPO akan mempengaruhi penentuan SBDK dari
setiap bank.
2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis
Dalam suatu penelitian empiris, variabel suku bunga dasar kredit tidak hanya dipengaruhi satu variabel independen saja melainkan dipengaruhi oleh
banyak variabel independen. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel BI rate dan BOPO. Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teoritis
Universitas Sumatera Utara
50 dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka
konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.6.
Hipotesis
Menurut Kerlinger dalam Sangadji dan Sopiah 2010, hipotesis adalah prediksi tentang fenomena dan pernyataan dugaan conjectural tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut : H1: BI rate secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap SBDK
ritel Bank BUMN di Indonesia. H2: BOPO secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap SBDK ritel
Bank BUMN di Indonesia. H3: BI rate dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap SBDK
ritel Bank BUMN di Indonesia. SBDK
Ritel Y
BI Rate X
1
BOPO X
2
Universitas Sumatera Utara
51
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah desain kasual. Desain kausal disebut juga dengan hubungan sebab akibat. Menurut Umar 2001, desain kausal
berguna untuk menganalisis variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis penentuan SBDK ritel pada Bank BUMN Indonesia periode Oktober 2011-Maret 2013, dimana BI rate dan BOPO merupakan variabel yang
memengaruhi, sedangkan SBDK ritel merupakan variabel yang dipengaruhi.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pada bank BUMN terdaftar di Bank Indonesia BI. Dengan demikian, peneliti akan menggunakan
data-data yang disediakan Bank Indonesia BI. Bank BUMN yang terdaftar di BI, yaitu, PT. Bank Mandiri persero, PT. Bank Negara Indonesia persero,
PT. Bank Rakyat Indonesia persero dan PT. Bank Tabungan Negara persero. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah bulan Mei 2013 dimulai
dengan pengajuan judul dan pengesahan judul hingga bulan Oktober 2013 untuk penyelesaian dan pengesahan skripsi.
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional adalah rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan. Batas operasional bertujuan untuk
menghindari timbulnya salah pengertian atau salah penafsiran terhadap istilah-
Universitas Sumatera Utara