Redundant Fixed Effect Test Uji Asumsi Klasik

58 a. Apabila jumlah time-series T besar sedangkan jumlah cross-section N kecil, maka hasil fixed effect dan random effect tidak jauh berbeda, sehingga dapat dipilih pendekatan yang lebih mudah untuk dihitung, yaitu FEM fixed effect model. b. Apabila cross-section N besar dan time-series T kecil, maka hasil estimasi kedua pendekatan akan berbeda jauh. Jadi, jika unit cross-section yang dipilih dalam penelitian diambil secara acak random maka random effect harus digunakan. Jika unit cross-section yang dipilih dalam penelitian tidak diambil secara acak maka dapat menggunakan fixed effect. c. Apabila komponen error εi individual berkorelasi maka penaksir random effect akan bias dan penaksir fixed effect tidak bias. d. Apabila cross-section N besar dan time-series T kecil, dan asumsi yang mendasari random effect dapat terpenuhi, maka penggunaan model random effect lebih efisien dibandingkan model fixed effect.

3.9.3. Redundant Fixed Effect Test

Dikarenakan model yang dipilih dalam penelitian ini adalah model fixed effect, maka perlu diketahui apakah model ini baik digunakan dalam penelitian ini melalui uji Redundant Fixed Effects – Likelihood Ratio . Model fixed effect dapat disimpulkan sesuai dalam penelitian ini jika hasil uji tersebut menunjukkan hasil antara lain koefisien chi-square signifikan pada α = 5 koefisien chi-square 0,05 Universitas Sumatera Utara 59

3.9.4. Uji Asumsi Klasik

Adapun syarat uji asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan dalam tahap awal dalam pemilihan analisis data. Tujuan uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Jika data normal digunakan statistik parametrik, namun jika data tidak normal digunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Untuk menguji normalitas data, peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Apabila probabilitas 0,05, maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda. Apabila probabilitas 0,05, maka distribusi data dikatakan tidak normal, sehingga perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data. Cara untuk mengatasi data yang tidak normal, dapat dilakukan transformasi data dalam bentuk lain, seperti melakukan trimming atau winsorizing. b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Deteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat yaitu Universitas Sumatera Utara 60 jika nilai VIF variance inflation factor 5 dan nilai Tolerance 0.1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t -1 , autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data time series, masalah autokorelasi relatif terjadi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin Watson DW. d. Uji Heterokedastisitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas, tetapi jika varian residualnya berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Mendeteksi adanya heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser merupakan uji statistik untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam suatu model. Pengujian ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen Gujarati, 2004. Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Glejser adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 61 a Jika hasil Uji Glejser menunjukkan variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi heteroskedastisitas. b Jika hasil Uji Glejser menunjukkan variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

3.9.5. Goodnes of fit test

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

6 110 108

Analisis Penentuan Suku Bunga Dasar Kredit Ritel ( Studi Empiris Pada Bank BUMN Di Indonesia Periode Oktober 2011 – Maret 2013

5 56 86

Analisis Pengaruh Suku Bunga Dan Pendapatan Per Kapita Terhadap Kredit Konsumsi Pada Bank Umum Di Sumatera Utara.

0 38 87

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi Dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008

2 70 81

Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia

0 37 68

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Kredit pada Bank– Bank di Sumatera Utara

0 17 98

Determinan Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia

0 15 102

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Bank - Analisis Penentuan Suku Bunga Dasar Kredit Ritel ( Studi Empiris Pada Bank BUMN Di Indonesia Periode Oktober 2011 – Maret 2013

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Analisis Penentuan Suku Bunga Dasar Kredit Ritel ( Studi Empiris Pada Bank BUMN Di Indonesia Periode Oktober 2011 – Maret 2013

0 0 10

Analisis Penentuan Suku Bunga Dasar Kredit Ritel ( Studi Empiris Pada Bank BUMN Di Indonesia Periode Oktober 2011 – Maret 2013

0 0 11