64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
Sampai dengan tahun 2008, terdapat 5 Bank Persero Bank BUMN yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan
Negara dan Bank Ekspor Indonesia. Namun pada tahun 2009, Bank Ekspor Indonesia berubah bentuk badan hukumnya menjadi Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2009, sehingga per akhir Desember 2011 terdapat 4 bank BUMN yang seluruhnya telah listed, yaitu Bank
Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Tabungan Negara.
4.2. Analisis Deskriptif
Erlina 2011 menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan
berupa fekusensi, tendensi sentral rata-rata, median, modus, disperse deviasi standar, variance dan pengukur-pengukur bentuk measure of shape.
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif
Keterangan Minimum
Maksimum Mean
Standar deviasi
SBDK 10,25
13,00 11,42
0,77
BI rate 5,75
6,50 5,83
0,19 BOPO
61,18 89,19
72,31 7,48
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Universitas Sumatera Utara
65
4.2.1. Suku Bunga Dasar Kredit
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas maka dapat dideskripsikan nilai rata-rata suku bunga dasar kredit selama 3 tahun dari 4 bank BUMN adalah sebesar 11,42.
Bank yang memiliki nilai suku bunga dasar kredit ritel terbesar adalah Bank Tabungan Negara sebesar 13,00 dan bank yang memiliki nilai suku bunga dasar
kredit ritel terendah adalah Bank Mandiri sebesar 10,25. Nilai rata-rata variabel suku bunga dasar kredit yakni sebesar 11,42 lebih besar dari nilai standar deviasi
sebesar 0,77 yang berarti data variabel suku bunga dasar kredit mempunyai sebaran yang kecil sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
merupakan data yang baik dan cocok untuk dimasukkan dalam model estimasi.
4.2.2. BI rate
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas maka dapat dideskripsikan nilai rata-rata BI rate selama 3 tahun dari 4 bank BUMN adalah sebesar 5,83. Nilai BI rate
terbesar adalah sebesar 6,50 dan nilai BI rate ritel terendah adalah sebesar 5,75. Nilai rata-rata variabel BI rate yakni sebesar 5,83 lebih besar dari nilai standar
deviasi sebesar 0,19 yang berarti data variabel BI rate mempunyai sebaran yang kecil sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data
yang baik dan cocok untuk dimasukkan dalam model estimasi.
4.2.3. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas maka dapat dideskripsikan nilai rata-rata BOPO selama 3 tahun dari 4 bank BUMN adalah sebesar 72,31. Bank yang
memiliki nilai BOPO terbesar adalah Bank Tabungan Negara sebesar 89,19 dan bank yang memiliki nilai BOPO terendah adalah Bank Mandiri sebesar 61,18.
Universitas Sumatera Utara
66 Nilai rata-rata variabel BOPO yakni sebesar 72,31 lebih besar dari nilai standar
deviasi sebesar 7,48 yang berarti data variabel BOPO mempunyai sebaran yang kecil sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data
yang baik dan cocok untuk dimasukkan dalam model estimasi.
4.3. Uji Fixed Effects
Hasil uji regresi metode Fixed Effect disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2.
Hasil Regresi Model Fixed Effect
Keterangan Nilai
R-squared 0.977646
Prob.F-statistic 0.000000
Durbin-Watson stat 1.514328
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil uji regresi di atas diketahui bahwa secara individu variabel BI rate berpengaruh positif signifikan sedangkan variabel BOPO berpengaruh negatif
namun tidak signifikan terhadap SBDK. Nilai R² sebesar 0,977646 memberikan nilai tinggi. Nilai probability dari F-statistik 0,000000 memberikan makna bahwa
model tersebut highly significant dengan nilai Durbin-Watson sebesar 1,514328 mendekati range angka 2.
Selanjutnya pada estimasi ini dilakukan pengujian Chow-Test dan Chi- Square. Jika p-value lebih kecil dari 5 maka H
ditolak dan H
1
diterima. Demikian juga sebaliknya.
H : model mengikuti model pooled
H
1
: model mengikuti model Fixed Melalui pengujian statistik, pemilihan diantara kedua model ini dapat diselesaikan
dengan pengujian Chow-Test dan Cross-section F.
Universitas Sumatera Utara
67 Hasil uji disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil
Redundant Fixed Effects Tests pada Model Fixed Keterangan
Nilai Cross-section F Prob.
0.0000 Cross-section Chi-square Prob.
0.0000
S
umber : Data Sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.3. hasil uji diperoleh nilai cross-section F sebesar 0,0000 dan cross-section Chi-square sebesar 0,0000. Nilai ini lebih kecil dari 5
0,05, sehingga H ditolak dan menerima H
1
, artinya model mengikuti model fixed atau dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan 95 persen pada model
Fixed Effects . Bagaimanapun, hal tersebut belum dapat memberikan keputusan akhir atas metode pengolahan data karena belum teruji secara statistik. Maka perlu
diuji kembali secara statistik, yaitu metode random effect.
4.4.Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh selama tiga tahun dan berdasarkan hasil estimasi yang terpilih adalah model fixed Tabel 4.2, maka
sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan
data dalam serangkaian uji statistik. Menurut Gujarati 1995, model ekonometrika yang baik harus memenuhi kriteria ekonometrika dan kriteria
statistik. Berdasarkan kriteria ekonometrika, model harus sesuai dengan asumsi
Universitas Sumatera Utara
68 klasik, artinya harus terbebas dari gejala multikolinearitas, normalitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
72 5,174014E-11
,4667626 ,118
,118 -,086
,997 ,273
N Mean
Std. Deviati on Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extrem e
Differences Kolmogorov-Sm irnov Z
As ymp. Sig. 2-tailed Unstandardized
Residual
Test di stribution is Norm al. a.
Calculated from data. b.
Pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar 0,997 dengan nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,273, nilai tersebut p
adalah 0,05. Hal ini berarti nilai residual variabel BI rate, BOPO dan SBDK berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen atau tidak terjadi
multikolinearitas. Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance inflation Factor.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
,998 1,002
,998 1,002
BI rate BOPO
Model 1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: SBDK a.
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat pada besarnya nilai VIF variance inflation factor dan tolerance. Hasil uji menunjukkan nilai VIF 5 dan
nilai Tolerance 0,1, maka tidak terdapat masalah multikolinearitas. Jika nilai VIF 5 dan nilai tolerance 0,1, maka terdapat masalah multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Setelah diestimasi dengan
pendekatan General Least Square Cross Section Weights, yaitu Sum Square Resid Weighted Statistic Sum Square Resid Unweighted Statistic
5,2988636,298900, karena dalam mengestimasi model diberi perlakuan Cross Section Weights, serta White Heteroskedasticity, maka adanya heteroskedastisitas
dapat diabaikan. d. Uji Autokorelasi
Hasil uji regresi dengan level of significance 0,05 α= 0,05 dengan jumlah
variabel independen k = 2 dan banyaknya data n =72. Hasil uji Durbin-
Watson ditunjukkan pada Tabel 4.6.
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi
Model Summary
Model Durbin-
Watson 1
1,514
a Predictors: Constant, BOPO, BI Rate b Dependent Variable: SBDK
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Hasil uji statistik menunjukkan nilai DW sebesar 1,514, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson DW pada derajat kepercayaan
5, jumlah sampel n adalah 72 dan jumlah variabel bebas k adalah 2. Berdasarkan nilai DW pada tabel diperoleh nilai dL DW lowerbatas bawah
adalah 1,561, nilai dU DW upperbatas atas adalah 1,675 dan 2-DU adalah 0,325. Pengambilan keputusan adalah dU 1,675 d 1,514 2-dU 0,325,
artinya tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Dengan demikian, tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.
4.5. Interpretasi Hasil Estimasi