Uji Heterokedastisitas Uji Autokorelasi Analisis Deskriptif

keputusan adalah apabila nilai signifikan atau probabilitas ≥0,0 5 , maka residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Jarque-Bera J-B. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05 . Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan yaitu jika nilai probabilitas � 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi namun jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan linear yang sempurna eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi Ghozali, 2013. Jika terjadi korelasi, maka terdapat permasalahan terhadap multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji multikolinearitas penelitian ini dilakukan dengan matriks korelasi. Pengujian ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF Variance Inflation Factor dan tolerancenya. Jika nilai VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas. Jika nilai VIF ≤ 5 maka tidak terdapat persoalan dalam multikolinearitas. Jika nilai Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas. Jika nilai Tolerance ≥ 0,1 maka tidak terdapat persoalan multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama atau tidak diantara grup tersebut. Jika tidak sama maka dapat Universitas Sumatera Utara dikatakan terjadi heterokedastisitas, sedangkan jika varians dari residu atau dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas Ghozali, 2013. Salah satu cara untuk mendeteksi heterokedastisitas adalah dengan Uji White. Apabila data yang berbentuk titik-titik menyebar secara acak atau tidak membentuk suatu pola tertentu, maka tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Sedangkan apabila data yang berbentuk titik-titik membentuk suatu pola atau tidak menyebar secara acak, maka terjadi heterokedastisitas pada model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk apakah dalam model regresi linear pada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t kesalahan pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena adanya observasi yang berurutan sepanjang berkaitan satu sama lainnya Ghozali, 2013. Autokorelasi biasanya terjadi pada data time series yang disebabkan gangguan pada satu data yang cenderung mengganggu data lainnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji dari Durbin- Watson.

3.9 Uji Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik kemudian akan dianalisis pengujian hipotesis sebagai berikut:

3.9.1 Uji Pengaruh Serempak uji F

Uji F yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terikat secara serempak. Kriteria pengujian sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. H : β 1, β 2, β 3, β 4, β 5, β 6 b. H = 0, artinya “variabel profitability, leverage, liquidity, firm size, growth dan produktivity secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel bond rating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. a : β 1 Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan α sebesar 5 adalah dengan ketentuan sebagai berikut: ≠ 0, artinya “variabel profitability, leverage, liquidity, firm size, growth dan produktivity dan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel bond rating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. a. H diterima jika F hitung ≤ F tabel b. H dan Sig ≥0,05 a diterima jika F hitung F tabel

3.9.2 Uji Pengaruh Parsial Uji t

dan Sig0,05 Untuk melihat pengaruh variabel independen profitability, leverage, liquidity, firm size, growth dan produktivity secara parsial terhadap variabel dependen bond rating. Kriteria pengujian sebagai berikut: a. H : β 1 b. H = 0, artinya “profitability, leverage liquidity, firm size, growth, dan produktivity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel bond rating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. a : β 1 ≠ 0, artinya “profitability, leverage, liquidity, firm size, growth dan produktivity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel bond rating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Sumatera Utara Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan α sebesar 5 adalah dengan ketentuan sebagai berikut: a. H diterima jika t hitung t tabel b. H dan Sig 0,005 diterima jika t hitung t tabel dan Sig 0,005 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Indofood Sukses Makmur Tbk. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat INDF berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78, Jakarta 12910 – Indonesia. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu. Indofood telah memiliki produk-produk dengan merek yang telah dikenal masyarakat, antara lain mi instan Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam, dairy Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Indomilk Champ, Calci Skim, Orchid Butter dan Indoeskrim, makan ringan Chitato, Lays, Qtela, Cheetos dan JetZ, penyedap makan Indofood, Piring Lombok, Indofood Racik dan Maggi, nutrisi makanan khusus Promina, SUN, Govit dan Provita, minuman Ichi Ocha, Tekita, Caféla, Club, 7Up, Tropicana Twister, Fruitamin, dan Indofood Universitas Sumatera Utara Freiss, tepung terigu Pasta Cakra Kembar, Segitiga Biru, Kunci Biru, Lencana Merah, Chesa, La Fonte, minyak goreng dan mentega Bimoli dan Palmia. Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF IPO kepada masyarakat sebanyak 21.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 14 Juli 1994.

4.1.2 Gudang Garam Tbk.

Gudang Garam Tbk dahulu PT Perusahaan Rokok Tjap GGRM didirikan tanggal 26 Juni 1958 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1958. Kantor pusat Gudang Garam beralamat di Jl. Semampir II 1, Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang berlokasi di Kediri, Gempol, Solo-Kartasura, Karanganyar dan Sumenep. Selain itu, GGRM juga memiliki kantor perwakilan di Jl. Jenderal A. Yani 79, Jakarta dan Jl. Pengenal 7 – 15, Surabaya – Jawa Timur. Pemegang saham yang memiliki 5 atau lebih saham Gudang Garam Tbk adalah PT Suryaduta Investama 69,29 dan PT Suryamitra Kusuma 6,26. PT Suryaduta Investama merupakan induk usaha dan induk usaha terakhir GGRM. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GGRM bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Gudang Garam memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan nikotin LTN serta produk tradisional sigaret kretek tangan. Merek-merek rokok GGRM, Universitas Sumatera Utara antara lain: Klobot, Sriwedari, Djaja, Gudang Garam, Gudang Garam Merah, Gudang Garam Gold, Surya, Surya Pro Mild dan GG Mild. Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM IPO kepada masyarakat sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 27 Agustus 1990.

4.1.3 Kalbe Farma Tbk.

Kalbe Farma Tbk KLBF didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Kantor pusat Kalbe berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510, sedangkan fasilitas pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer. Kalbe memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, yakni Enseval Putera Megatrading Tbk EPMT. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IPO KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 30 Juli 1991.

4.1.4 Kimia Farma Tbk.

Kimia Farma Persero Tbk KAEF didirikan tanggal 16 Agustus 1971. Kantor pusat KAEF beralamat di Jln. Veteran No. 9, Jakarta 10110 dan unit produksi berlokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon Mojokerto, dan Tanjung Morawa – Medan. Kimia Farma mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1817 yang pada saat itu bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku obat. Pada tahun 1958, pada saat Pemerintah Indonesia menasionalisasikan semua Perusahaan Belanda, status KAEF tersebut diubah menjadi beberapa Perusahaan Negara PN. Pada tahun 1969, beberapa Perusahaan Negara PN tersebut diubah menjadi satu Perusahaan yaitu Perusahaan Negara Farmasi dan Alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma disingkat PN Farmasi Kimia Farma. Pada tahun 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah status Perusahaan Negara tersebut diubah menjadi Persero dengan nama PT Kimia Farma Persero. Pemegang saham pengendali Kimia Farma Persero Tbk adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen Saham Seri A Dwiwarna dan 90,02 di saham Seri B. Universitas Sumatera Utara Pada tanggal 14 Juni 2001, KAEF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KAEF IPO kepada masyarakat sebanyak 500.000.000 saham seri B dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 04 Juli 2001.

4.1.5 Mayora Indah Tbk.

Mayora Indah Tbk MYOR didirikan 17 Februari 1977 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta 11440 – Indonesia, dan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Mayora adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agenperwakilan. Saat ini, Mayora menjalankan bidang usaha industri biskuit Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress., kembang gula Kopiko, KIS, Tamarin dan Juizy Milk, wafer beng beng, Astor, Roma, coklat Choki-choki, kopi Torabika dan Kopiko dan makanan kesehatan Energen serta menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Pada tanggal 25 Mei 1990, MYOR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOR IPO kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp9.300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 04 Juli 1990. Universitas Sumatera Utara

4.1.6 Astra Otoparts Tbk.

Astra Otoparts Tbk AUTO didirikan tanggal 20 September 1991 dan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1991. Kantor pusat AUTO beralamat di Jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta 14250 – Indonesia, dan pabrik berlokasi di Jakarta dan Bogor. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AUTO terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor, baik lokal maupun ekspor, dan manufaktur dalam bidang industri logam, plastik dan suku cadang kendaraan bermotor. Produk-produk suku cadang unggulan Astra Otoparts, antara lain: aki untuk kendaraan roda dua dan roda empat merek GS, Incoe, dan Aspira, ban untuk kendaraan roda dua dan truk Aspira, suku cadang kendaraan roda dua dan roda empat Aspira, Federal, KYB, dan TDW dan pelumas untuk kendaraan roda empat Shell Helix Astra. Pada tanggal 29 Mei 1998, AUTO memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham AUTO IPO kepada masyarakat sebanyak 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga perdana sebesar Rp575,- per saham. Pada tanggal 15 Juni 1998, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. 4.1.7 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA didirikan tanggal 18 Januari 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory, Ltd dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada Universitas Sumatera Utara tahun 1971. Kantor pusat Japfa di Wisma Millenia, Lt. 7, Jl. MT. Haryono Kav. 16 Jakarta 12810, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo – Jawa Timur, Tangerang – Banten, Cirebon – Jawa Barat, Makasar – Sulawesi Selatan, Lampung, Padang – Sumatera Barat dan Bati-bati – Kalimantan Selatan. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JPFA meliputi bidang pengolahan segala macam bahan untuk pembuatanproduksi bahan makanan hewan, kopra dan bahan lain yang mengandung minyak nabati, gaplek dan lain-lain; mengusahakan pembibitan, peternakan ayam dan usaha peternakan lainnya, meliputi budi daya seluruh jenis peternakan, perunggasan, perikanan dan usaha lain yang terkait, dan menjalankan perdagangan dalam dan luar negeri dari bahan serta hasil produksi. Pada tanggal 31 Agustus 1989, JPFA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham JPFA IPO kepada masyarakat sebanyak 4.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 23 Oktober 1989. 4.1.8 Siantar Top Tbk Siantar Top Tbk STTP didirikan tanggal 12 Mei 1987 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Kantor pusat Siantar Top beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur, Medan Sumatera Utara, Bekasi Jawa Barat dan Makassar Sulawesi Selatan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Siantar Top terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie snack noodle, antara lain: Soba, Spix Mie Goreng, Mie Gemes, Boyki, Tamiku, Wilco, Fajar, dll, kerupuk crackers, seperti French Fries 2000, Twistko, Leanet, Opotato, dll, biskuit dan wafer Goriorio, Gopotato, Go Malkist, Brio Gopotato, Go Choco Star, Wafer Stick, Superman, Goriorio Magic, Goriorio Otamtam, dll, dan kembang gula candy dengan berbagai macam rasa seperti: DR. Milk, Gaul, Mango, Era Cool, dll. Selain itu, STTP juga menjalankan usaha percetakan melalui anak usaha PT Siantar Megah Jaya. Pada tanggal 25 Nopember 1996, STTP memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham STTP IPO kepada masyarakat sebanyak 27.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp2.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 16 Desember 1996.

4.1.9 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk TPS Food AISA didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di Gedung Plaza Mutiara, LT. 16, Jl. DR. Ide Agung Gede Agung, Kav.E.1.2 No 1 2 Jl. Lingkar Mega Kuningan, Jakarta Selatan 12950. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa Tengah. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TPS Food meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha entitas anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras. Merek-merek yang dimiliki TPS Food, antara lain: Ayam 2 Telor, Mie Instan Superior, Mie Kremezz, Bihunku, Beras Cap Ayam Jago, Beras Istana Bangkok, Gulas Candy, Pio, Growie, Taro, Fetuccini, Shorr, Yumi, HAHAMIE, Mikita, Hayomi, Din Din dan Juzz and Juzz. Pada tanggal 14 Mei 1997, AISA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam- LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham AISA 45.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan Parga Penawaran Rp950,- kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia BEI.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan antara lain frekuensi tendensi sentral mean, median, modus, disperse deviasi standar, variance, dan pengukur-pengukur bentuk seperti measures of sharpe. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif ini adalah Bond Rating, Return On Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER, Current Ratio CR, Firm Size , Growth dan Produktivity. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Bond Rating, ROA, CR, DER, Growth, Size, Produktivity Bond Rating ROA DER CR Size Growth Produktivity Mean 14,50 0,08 0,89 0,54 19,22 0,20 0,09 Maximum 17,00 0,18 1,97 1,00 30,24 0,85 0,24 Minimum 12,00 0,02 0,25 0,27 15,09 -0,00 0,00 Std. Deviasi 1,56 0,04 0,47 0,18 9,12 0,15 0,06 Observatio 45 45 45 45 45 45 45 Sumber: Hasil Penelitian, 2017 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 data pengamatan yang diambil dari laporan keuangan publikasi tahunan perusahaan Manufaktur terbuka di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2011-2015. Berikut interpretasi dari statistik deskriptif pada Tabel 4.1 tersebut : a. Variabel Bond Rating memiliki nilai minimum sebesar 12,00 yang diperoleh dari Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Pada tahun 2011-2015, hal ini dikarenakan peringkat obligasi dari Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Mengalami penurunan peringkat setiap tahunnya dibandingkan 8 perusahaan lainnya yang menjadi sampel pada penelitian ini dengan peringkat A-. sedangkan nilai maksimum Bond Rating sebesar 17,00 yang diperoleh dari Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada tahun 2011- 2015, hal ini dikarenakan peringkat obligasi dari Indofood Sukses Makmur Tbk.Mengalami peningkatan peringkat setiap tahunnya dibandingkan 8 perusahaan lainnya yang menjadi sampel pada penelitian ini dengan peringkat A+. Diketahui rata-rata mean nilai Bond Rating sebesar 14,50 dan standar deviasinya sebesar 1,56 dengan jumlah pengamatan sebanyak 45. b. Variabel Return On Asset ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,02 yang diperoleh dari Astra Otoparts Tbk. Pada tahun 2015, hal ini dikarenakan laba bersih Universitas Sumatera Utara dari Astra Otoparts Tbk. Mengalami penurunan sebesar 322.701 dan total aktivanya sebesar 14,339,110. Sedangkan nilai maksimum ROA sebesar 0,188 yang diperoleh dari Kalbe Farma Tbk. Pada tahun 2012, hal ini dikarenakan laba bersih dari Kalbe Farma Tbk. Mengalami peningkatan sebesar 1,775,098,847,932 dan total aktivanya sebesar 9,417,957,180,958. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan Kalbe Farma Tbk. Lebih mampu dalam menggunakan aset perusahaannya dalam memperoleh laba dibandingkan Astra Otoparts Tbk. Diketahui rata-rata mean nilai ROA sebesar 0,08 dan standar deviasinya sebesar 0,04 dengan jumlah pengamatan sebanyak 45. c. Variabel Debt Equity Ratio DER memiliki nilai minimum sebesar 0,25 yang diperoleh dari Kalbe Farma Tbk. Pada tahun 2015, hal ini dikarenakan total hutang dari Kalbe Farma Tbk. sebesar 2,758,131,396,170 dan total ekuitasnya sebesar 10,938,285,985,269. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut lebih banyak menggunakan ekuitas dibandingan hutang dalam kegiatan usahanya. Sedangkan nilai maksimum DER sebesar 1,97 yang diperoleh dari Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Pada tahun 2014, hal ini dikarenakan total hutang dari Japfa Comfeed Indonesia Tbk. sebesar 10,440,441 dan total ekuitasnya sebesar 5,289,994. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan ekuitas dalam kegiatan usahanya. Diketahui rata-rata mean nilai DER sebesar 0,89 dan standar deviasinya sebesar 0,47 dengan jumlah pengamatan sebanyak 45. Universitas Sumatera Utara d. Variabel Current Ratio CR memiliki nilai minimum sebesar 0,27 yang diperoleh dari Kalbe Farma Tbk. Pada tahun 2015, hal ini dikarenakan hutang lancarnya dari Kalbe Farma Tbk. Sebesar 2,365,880,490,863 dan aktiva lancarnya sebesar 8,748,491,608,702. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut banyak menggunakan aktiva lancarnya dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan nilai maksimum CR sebesar 1,00 yang diperoleh dari Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Pada tahun 2014, hal ini dikarenakan hutang lancarnya dari Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Sebesar 4,916,448 dan aktiva lancarnya sebesar 8,709,315. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut banyak menggunakan aktiva lancarnya dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Diketahui rata-rata mean nilai CR sebesar 0,54 dan standar deviasinya sebesar 0,18 dengan jumlah pengamatan sebanyak 45. e. Variabel Size memiliki nilai minimum sebesar 15,09 yang diperoleh dari Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Pada tahun 2011, hal ini dikarenakan total aktiva dari Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Sebesar 3,590,309. Sedangkan nilai maksimum Size sebesar 30,24 yang diperoleh dari Kalbe Farma Tbk. Pada tahun 2015, hal ini dikarenakan total aktiva dari Kalbe Farma Tbk. Sebesar 13,696,417,381,439. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan Kalbe Farma Tbk. Memiliki prospek yang lebih baik dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Diketahui rata-rata mean nilai Size sebesar 19,22 dan standar deviasinya sebesar 9,12 dengan jumlah pengamatan sebanyak 45. Universitas Sumatera Utara f. Variabel Growth memiliki nilai minimum sebesar -0,003 yang diperoleh dari Astra Otoparts Tbk. Pada tahun 2015, hal ini dikarenakan total aktiva dari Astra Otoparts Tbk. Sebesar 14,339,110. Sedangkan nilai maksimum Growth sebesar 0,85 yang diperoleh dari Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Pada tahun 2011, hal ini dikarenakan total aktiva dari Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Sebesar 3,590,309. Diketahui rata- rata mean nilai Growth sebesar 0,20 dan standar deviasinya sebesar 0,15 dengan jumlah pengamatan sebanyak 45. g. Variabel Produktivity memiliki nilai minimum sebesar 0,00 yang diperoleh dari Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada tahun 2014, hal ini dikarenakan pendapatan dari Indofood Sukses Makmur Tbk. Mengalami penurunan sebesar 29,687 dan total aktivanya sebesar 85,938,885. Sedangkan nilai maksimum Produktivity sebesar 0,24 yang diperoleh dari Kalbe Farma Tbk. Pada tahun 2012, hal ini dikarenakan pendapatan dari Kalbe Farma Tbk. sebesar 2,308,017,092,492 dan total aktivanya sebesar 9,417,957,180,958. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan Kalbe Farma Tbk. Lebih efektif dalam menggunakan sumber dana perusahaannya dibandingkan Indofood Sukses Makmur Tbk. Diketahui rata-rata mean nilai Produktivity sebesar 0,09 dan standar deviasinya sebesar 0,06 dengan jumlah pengamatan sebanyak 45. Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa standar deviasi setiap variabel mengalami fluktuasi yang mencerminkan adanya keberagaman data didalam penelitian ini. Apabila standar deviasi lebih besar daripada rata-rata maka tingkat penyebaran data terhadap rata-rata tinggi karena data menyebar jauh dari rata-rata, begitu pun sebaliknya apabila standar Universitas Sumatera Utara deviasi lebih kecil dari rata-rata, maka tingkat penyebaran data terhadap rata-rata rendah. Universitas Sumatera Utara 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 64 85

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 16

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 25

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8