investor diinvestasikan kembali pada tingkat bunga yang lebih rendah daripada coupon rate. Obligasi yang tidak memiliki reinvestment risk adalah zero coupun
bond. 11. Risiko Nilai Tukar Mata Uang
Risiko nilai tukar mata uang exchange rate risk merupakan risiko yang ditimbulkan oleh adanya perubahan nilai tukar mata uang suatu Negara. Adanya potensi investasi
antar negara memungkinkan munculnya risiko akibat dari perubahan nilai tukar mata uang.
2.1.5 Profitabilitas
Rasio profitability
menunjukkan seberapa mampu perusahaan dalam menghasilkan laba, baik dari penjualan yang ada maupun dari total aset yang dimiliki
Gumanti, 2011. Rasio profitability dapat diukur dengan return on asset yang merupakan rasio yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan menggunakan aset
yang ada untuk dapat memperoleh laba ataupun keuntungan yang diukur dari total aktiva nya. Apabila laba perusahaan tinggi maka akan memberikan peringkat obligasi
yang tinggi pula. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi berarti juga memiliki laporan
keuangan yang baik sehingga kecil kemungkinan terjadinya gagal bayar. Menurut Brotman Adams, 2000 semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka akan
semakin rendah resiko ketidakmampuan bayar suatu perusahaan yang menjadikan semakin baiknya peringkat suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ross, 2004 ratio profitability measure how efficiently the firm uses its assets and how efficiently the firm manages its operatin. Dalam hal ini, rasio
profitabilitas yang sering digunakan yaitu: Profit Margin, Return On Asset, dan Return On Equity dengan rumus:
Profit Margin
Sales Income
Net =
The ratio is measure of profit for dollar in sales. Return On Assets
Assets Total
Income Net
=
The ratio is measure of profit per dollar of assets
.
Return On Equity
Equity Total
Income Net
=
The ratio is measure of how the stockholders fared during the year.
2.1.6 Leverage
Menurut Syahyunan 2015, “Leverage Ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya atau dengan kata
lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan hutang atau
ekuitas”. Leverage Ratio yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah Debt to Equity
Ratio. Menurut Syahyunan 2015, ”Debt to Equity Ratio adalah perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban”. Jika rasio ini menunjukan angka yang tinggi maka menunjukkan juga bahwa
semakin tinggi risiko gagal bayar utang default risk yang akan dihadapi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Jika nilai dari rasio ini tinggi artinya beban utang perusahaan juga tinggi, sehingga kemampuan perusahaan dalam membayar kembali kewajibannya jika dikaitkan dengan
aset atau modal perusahaan menjadi berat atau sulit. Semakin tinggi rasio leverage, semakin tinggi risiko yang di hadapi perusahaan Gumanti, 2011. Menurut Ross
2004 long-term solvency ratios are intended to address the firms long-run ability to meet its obligations, or more generally its financial leverage. Rasio leverage yang
umum dipakai antara lain adalah Debt Ratio, Debt Equity Ratio, dan Time Interest Earned dengan rumus:
Debt Ratio
Asset Total
s Liabilitie
Total =
The ratio take into account all debt of all maturities to all creditors
.
Debt Equity Ratio
Equity Total
s Liabilitie
Total =
The ratio take into account all debt of equity all maturities to all creditors.
Time Interest Earned
Interest EBIT
=
The ratio measures how well a company has its interest obligations convered.
2.1.7 Likuiditas