9
manajemen tentu akan berpikir lebih baik menawarkan saham baru, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang
seharusnya. Di sisi lain, apabila perusahaan menawarkan saham baru, pemodal akan menafsirkan bahwa salah satu kemungkinannya adalah
harga saham saat ini sedang terlalu mahal sesuai dengan persepsi pihak manajemen. Sebagai akibatnya para pemodal akan menawar harga
saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah. Karena itu emisi saham baru dapat menurunkan harga saham.
2.1.2. Teori Keagenan
Jensen dan Meckling 1976 menjelaskan bahwa teori keagenan menyangkut dua pihak yaitu agent dan principal. Agent adalah pihak
yang mengelola perusahaan. Principal adalah pemilik perusahaan atau penyetor dana. Biaya keagenan adalah biaya implisit yang muncul
karena adanya konflik atau benturan kepentingan antara pemegang saham pemilik dan manajer agen.
Manajer selaku yang dipercaya oleh pemilik perusahaan seharusnya menentukan kebijakan yang dapat meningkatkan
kepentingan pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan Brigham dan Houston, 2010. Namun dalam praktiknya tidak jarang
manajer mengesampingkan kemakmuran pemegang saham dengan cara memperbesar kapasitas skala perusahaan yaitu dengan ekspansi atau
membeli perusahaan lain dengan motif untuk menghindari
Universitas Sumatera Utara
10
pengambilalihan oleh perusahaan lain Martono dan Harjito, 2010. Manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingannya sendiri
dan bukan memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini akan mengakibatkan tingginya
cost perusahaan dan mengurangi
kesejahteraan pemegang saham. Masalah keagenan juga potensial terjadi antara pemegang saham
melalui manajer dengan kreditur. Pada perusahaan yang mengalami kebangkrutan, maka sebagian laba dan aset merupakan milik kreditur.
Martono dan Harjito, 2010. Dalam situasi seperti ini, maka harus segera mengambil keputusan yaitu dengan menglikuidasi perusahaan
atau dengan melakukan reorganisasi. Umumnya kreditur akan memilih untuk menglikuidasi perusahaan yaitu menjual seluruh aset karena
ketika perusahaan dilikuidasi maka dana yang menjadi hak nya dapat segera kembali. Disisi lain, para manajer memilih untuk reorganisasi
untuk mempertahankan eksistensi perusahaan serta pekerjaannya. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa ada 3 asumsi
yang mendasari terjadinya teori keagenan yaitu : 1.
Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku para agent, yaitu
untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agent, contohnya seperti biaya audit dan biaya untuk
menetapkan rencana kompensasi manajer, pembatasan anggaran, dan aturan – aturan operasi.
2. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh agent
untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan
principal. Contohnya seperti biaya yang dikeluarkan oleh
Universitas Sumatera Utara
11
manajer untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemegang saham.
3. Residual loss, yaitu pengurangan kekayaan pemilik akibat
adanya perbedaan antara keputusan manajemen dan keputusan yang seharusnya dibuat untuk memaksimalkan
kekayaan pemilik.
Ketiga hal diatas menyatakan bahwa sangat besar kemungkinan para menajer melakukan tindakan-tindakan yang hanya mementingkan
pribadinya sementara itu disisi lain pemegang saham cenderung tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka dalam
perusahaan. Sejauh ini biaya-biaya yang ditimbulkan akibat masalah
keagenan sulit untuk diukur. Namun reaksi dari masalah keagenan dapat kita lihat melalui pasar. Sebagai contoh jika manajemen disuatu
perusahaan terbukti menyimpang terlalu jauh sehingga merugikan pemegang saham, maka pasar akan bereaksi melalui turunnya harga
pasar perusahaan tersebut sehingga pada akhirnya manajemen akan tersingkir dari posisi yang telah diberikan.
2.1.3 Firm Value Nilai Perusahaan