18
likuiditasnya. Namun, persediaan kas yang terlalu besar yang berarti likuiditasnya tinggi bukan berarti perusahaan tersebut baik. Adanya
kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisien karena kas tersebut menganggur dan tidak menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan rentabilitas menjadi rendah. Dengan
demikian perusahaan akan berusaha agar rentabilitasnya tinggi namun tidak mengabaikan tingkat likuiditasnya.
Ketersediaan kas dalam perusahaan merupakan hal yang mutlak. Setiap saat, perusahaan harus memiliki persediaan kas minimal yang
harus ada atau sering disebut persediaan besi safety cash. Persediaan kas minimal ini bertujuan untuk menjaga agar kelangsungan operasi
perusahaan tetap terjamin dan dapat memenuhi kewajiban finansial perusahaan apabila sewaktu-waktu harus dibayar. Kewajiban finansial
ini dapat berupa hutang lancar maupun biaya-biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel yang harus segera dibayar untuk kelangsungan
operasi perusahaan. Jumlah uang kas minimal yang harus ada di perusahaan berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung pada besar
kecilnya perusahaan dan kemampuan perusahaan tersebut.
2.1.6. Profitability Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan,
Universitas Sumatera Utara
19
total aset maupun modal sendiri Sartono, 2012. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban bagi para penyandang dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek
perusahaan pada masa yang akan datang.
Analisis profitabilitas merupakan analisis kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan kekayaan yang ada untuk
menghasilkan laba pada periode tertentu yang diukur melalui rasio- rasio profitabilitas. Brigham 2010. Rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rasio pengembalian atas ekuitas ROE karena merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham. Bila profitabilitas suatu perusahaan meningkat maka investor akan memiliki ekspektasi dan kepercayaan lebih
terhadap perusahaan. Para investor beranggapan bahwa perusahaan yang mempunyai profit besar akan menghasilkan return yang besar
pula. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, maka akan menaikkan nilai perusahaan yang ditunjukkan
dengan kenaikan harga saham perusahaan. ROE merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak
dengan total ekuitas. ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan
baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. ROE
Universitas Sumatera Utara
20
memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.
2.1.7. Institutional Ownership Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak- pihak yang berbentuk institusi seperti yayasan, bank, perusahaan
asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk perseroan PT, dan institusi lainnya. Institusi biasanya dapat
menguasai mayoritas saham karena mereka memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh
karena menguasai saham mayoritas, maka pihak institusional dapat melakukan pengawasan terhadap kebijakan manajemen lebih kuat
dibandingkan dengan pemegang saham lain. Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan
pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan
yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak mudah
percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Monitoring tersebut
Universitas Sumatera Utara
21
tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan
melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan
menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic
manajer. Semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan. Kepemilikan institusional memiliki kelebihan antara lain:
1. Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi sehingga
dapat menguji keandalan informasi. 2.
Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
2.2. Penelitian Terdahulu