Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas

81

4.2.2.3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi Ghozali, 2006. Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan dengan Runt test, Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual terjadi secara random atau tidak sistematis, Ghozali, 2006. Berikut ini adalah tabel 4.3. yang menunjukkan hasil uji autokorelasi. Tabel 4.3. Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Value a .00000 Cases Test Value 23 Cases = Test Value 25 Total Cases 48 Number of Runs 31 Z 1.620 Asymp. Sig. 2-tailed .105 a. Median Sumber: Output SPSS 16 Universitas Sumatera Utara 82 Dari hasil pengujian diperoleh nilai test adalah 0.00000 dengan probabilitas 0,105 yang lebih besar dari 0,05 berarti menunjukkan nilai residual acak atau random, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastis. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara 83 Sumber: Output spss 16 Gambar 4.3 Uji Heteroskedatisitas Gambar uji scatter plot diatas menjelaskan bahwa data sampel tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Data tersebar baik berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat heterokodestisitas dalam model regresi yang digunakan.

4.2.3. Hasil Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Audit, Dan Opini Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 60 99

Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

23 101 117

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 14 93

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 13

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 2

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 9

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 29

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 1 4

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 5