Berdirinya Barisan Pemuda Indonesia BPI di Medan

43 darat. Ketika dalam perjalan pulang ke Medan, Mr. T. M. Hasan juga menyempatkan diri untuk singgah di beberapa kota seperti Palembang dan Bukit Tinggi untuk melakukan hal yang sama yaitu mengumumkan isi teks proklamasi. Setibanya di Medan, Mr. T. M. Hasan melihat situasi politik yang panas dan kacau. Namun walaupun demikian, beliau mempunyai pemikiran terlebih dahulu ingin merangkul serta mengajak kerajaan-kerajaan yang ada di kota Medan dan sekitarnya agar bersatu untuk mendukung Republik Indonesia. Akan tetapi, para pemuda tidak dapat bersabar atas sikap yang diambil oleh Mr. T. M. Hasan ini. Para pemuda menganggap semakin cepat teks proklamasi diumumkan maka akan semakin baik. Kemudian, mereka memaksa agar pembacaan teks proklamasi secepatnya dilakukan agar situasi menjadi kondusif. Sebelumnya masyarakat mendengar kabar tentang proklamasi hanya bersifat lisan dan dari surat kabar dari Pulau Jawa yang dibawa oleh pedagang ke Medan. Maka diadakan pertemuan antara Mr. T. M Hasan, tokoh pemuda dan tokoh politik di Taman Siswa untuk merencanakan waktu dan tempat pembacaan teks proklamasi di Medan. Pada 4 Oktober 1945, proklamasi kemerdekaan resmi diumumkan di Medan, tepatnya di Lapangan Furukaido sekarang lapangan Merdeka 30 . Pengumuman ini dibacakan oleh Mr. T. M. Hasan yang sebelumnya telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai Gubernur Sumatera. Peristiwa ini menjadi titik balik bagi para pejuang bangsa Indonesia khususnya di Medan untuk mewujudkan kemerdekaan yang seutuhnya.

2.3. Berdirinya Barisan Pemuda Indonesia BPI di Medan

Barisan Pemuda Indonesia merupakan suatu gerakan revolusioner yang beranggotakan para pemuda. Sebelumnya para pemuda yang bergabung di dalam BPI sebagian besarnya merupakan eks Gyugun dan Heiho. BPI merupakan motor penggerak perjuangan 30 Muhammad T. W. H., op.cit., hal. 29. Universitas Sumatera Utara 44 mempertahankan kemerdekaan Indonesia, khususnya di Medan. Pasca kekalahan Jepang atas Sekutu dalam perang Asia Pasifik, pemerintah Jepang membebas tugaskan para pemuda pembantu balatentara Jepang yang sebelumnya tergabung dalam pasukan bentukan Jepang yaitu Gyugun dan Heiho. Hal ini menyebabkan banyak pemuda di Medan menjadi pengangguran karena tidak memiliki pekerjaan. Timbul inisiatif untuk untuk membantu para pemuda yang sedang menganggur itu. Para pemuda eks Gyugun dan Heiho dikumpulkan di kantor BOMPA yang terletak di Jalan Istana No. 17, sekarang bernama Jalan Pemuda tepatnya Gedung Juang ’45. 31 Ketika kabar tentang kemerdekaan Indonesia mulai beredar di tengah masyarakat, para pemuda semakin sering berkumpul dan saling berbagi informasi. Ahmad Tahir, seorang tokoh pemuda yang merupakan mantan perwira Gyugun mempunyai gagasan untuk segera dapat merealisasikan pengumuman teks proklamasi di Medan secara resmi. Ini sangat penting dilakukan karena kabar tentang kemerdekaan Indonesia telah diketahui masyarakat tetapi masyarakat masih ragu dan cenderung hanya membahasnya sekedar saja. Beberapa kali upaya untuk mengadakan rapat yang telah direncanakan oleh tokoh pemuda digagalkan oleh tentara Jepang. Pemerintahan Jepang mendapat tugas dari Sekutu untuk menjaga keamanan dan melarang segala bentuk kegiatan politik menunggu pihak Sekutu tiba di Medan. Pada 21 September 1945, Ahmad Tahir mengundang tokoh-tokoh pemuda dan pemimpin pejuang untuk mengadakan rapat. 32 Namun, rencana ini kembali dapat digagalkan oleh tentara Jepang. Pada akhirnya rapat dapat direalisasikan pada 23 September 1945. Dan atas saran R. E. Harapan, rapat yang semula akan diadakan di Kantor BOMPA kemudian dipindahkan ke Asrama 31 Tim Khusus Perencanaan dan Pelaksana Pembangunan Tatengger Di Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, Tatengger Batu Bertulis Sebagai Tanda LokasiTempat Perjuangan Masa 1945-1949 Di Kotamadya Medan Dan Sekitarnya, Medan, 1995, hal. 11. 32 Muhammad T. W. H., Sebelum Dan Sesudah Proklamasi, Medan: Bali Scan, 2005, hal. 79. Universitas Sumatera Utara 45 Pemuda di Jalan Fujidori No. 6, sekarang Jalan Imam Bonjol, tepatnya di lokasi berdirinya Hotel Dirga Surya. Rapat ini menghasilkan keputusan dibentuknya sebuah gerakan pemuda yang dinamakan dengan Barisan Pemuda Indonesia atau disingkat dengan BPI. Gerakan ini bertujuan untuk membantu Mr. T. M. Hasan dalam merealisasikan pengumuman teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Medan serta turut berjuang untuk merebut kemerdekaan yang seutuhnya. Dalam rapat tersebut juga telah ditetapkan juga orang-orang yang akan mengisikepengurusan BPI. Ahmad Tahir terpilih menjadi ketua I dan posisi ketua umum dipercayakan kepada Sugondo Kartoprodjo. Beliau merupakan pimpinan sekaligus tenaga pendidik sekolah Taman Siswa. Dalam susunan kepengurusan, ada tertera nama Syamsuddin Manan dan Irawan Pandu. Keduanya merupakan wartawan surat kabar Mimbar Umum. Mereka bergabung dengan surat kabar Mimbar Umum ketika Mimbar Umum diungsikan ke Tebing Tinggi yaitu saat Mimbar Umum dipimpin oleh Arif Lubis. 33

2.4. Gambaran Umum Penerbitan Surat Kabar Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia di Medan