Hubungan Bentuklahan dan Penggunaan Lahan

5.5 Analisis Ekologi Bentanglahan di Daerah Penelitian

Salah satu yang dapat dipetik dari pengertian ekologi bentanglahan adalah kaitan antara bentanglahan dan unsur kehidupan yang berada di atasnya yang saling terkait dan ketergantungan sehingga membentuk suatu sistem kehidupan yang mempunyai karakteristik tertentu. Kondisi bentanglahan dalam hal ini lebih ditekankan pada unit geomorfologi yang direpresentasikan dalam bentuklahannya, sedangkan kehidupan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada aktivitas manusia di atas lahan yang dicerminkan dalam bentuk penggunaan lahan yang dihasilkan. Dalam konsep ekologi bentanglahan, semua bentuk aktivitas dan parameter yang berada di atas suatu bentanglahan, seperti: penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan kelas TWI untuk dianalisis dengan mendasarkan pada bentuklahan sebagai unit analisisnya sehingga diharapkan dapat memberikan informasi tentang karakteristik persebaran wilayah-wilayah yang mempunyai potensi untuk menyimpan air.

5.5.1 Hubungan Bentuklahan dan Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan hasil aktivitas manusia di atas bentuklahan, oleh sebab itu hubungan antara keduanya perlu dikaji lebih dalam terkait dengan potensinya dalam menyimpan air. Tabel 9 dan Gambar 14 menunjukkan luasan penggunaan lahan di atas bentuklahan yang ada di dalam DAS Cimadur. Tabel 9. Luas penggunaan lahan di atas bentuklahan di DAS Cimadur No Bentuklahan Penggunaan Lahan Ha Su H Kc P Sa Se Tb 1 F 9 24 3 23 1 1 2 DV1 1 4432 701 627 70 6 3 DV2 23 899 2585 26 485 167 23 4 DV3 25 2078 62 450 19 9 5 DV4 1796 1132 694 318 6 DV5 157 148 43 925 134 7 DS1 16 961 44 290 23 2 8 DS2 16 1323 43 196 13 Luas Total 90 7284 8950 221 3690 745 41 Gambar 14. Grafik luasan penggunaan lahan di atas bentuklahan di DAS Cimadur Pada Tabel 9 dan Gambar 14 dapat dilihat bahwa penggunaan lahan kebun campuran merupakan penggunaan lahan yang paling banyak terdapat di daerah penelitian dengan total luas 8.952 Ha. Kebun campuran tersebar di semua jenis bentuklahan. Hal ini sangat wajar mengingat penggunaan lahan kebun campuran tidak mempunyai kendala morfologi pada berbagai bentuklahan. Keberadaan kebun campuran terluas adalah di atas bentuklahan Pegunungan denudasional vulkanik tua DV2, yaitu menempati areal seluas 2.585 Ha. Hal ini disebabkan oleh bentuklahan ini menempati luasan terbesar kedua di daerah penelitian dengan akses jalan yang masih memungkinkan untuk manusia dapat mengintervensi lahan. Penggunaan lahan hutan juga merupakan penggunaan lahan terluas kedua setelah kebun campuran dengan total luas 7.284 Ha. Hutan tersebar di bagian Utara dan tengah daerah penelitian, menempati bentuklahan Dataran vulkanik bermaterial tufa DV5, Pegunungan denudasional vulkanik dewasa DV1, Pegunungan denudasional vulkanik tua DV2, dan Tebing denudasional vulkanik DV4. Keberadaan hutan terluas adalah di atas bentuklahan Pegunungan denudasional vulkanik dewasa DV1, yang menempati luas 4.432 Ha. Hal ini disebabkan wilayah di atas bentuklahan ini merupakan kawasan Taman Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai Kawasan Hutan. Penggunaan lahan sawah menempati urutan terluas ketiga setelah kebun campuran dan hutan dengan total luas 3.690 Ha. Keberadaan sawah terluas terletak di atas bentuklahan Dataran vulkanik bermaterial tufa DV5 yang mempunyai luasan 925 Ha. Hal ini sangat wajar, mengingat sawah merupakan jenis tanaman yang tumbuh dengan baik pada daerah dengan relief datar dan dialiri oleh air yang cukup. Penggunaan lahan semaktegalan mempunyai total luasan 745 Ha dan tersebar di semua jenis bentuklahan dengan bentuklahan terluas adalah pada Tebing denudasional vulkanik DV4 seluas 318 Ha. Penggunaan lahan semaktegalan ini ditemui tidak mempunyai kendala morfologi pada berbagai bentuklahan. Penggunaan lahan permukiman mempunyai total luasan 221 Ha dimana keberadaannya tersebar pada morfologi dataran dan perbukitan. Hal ini sangat wajar mengingat daerah permukiman selalu berasosiasi dengan sungai dan jalan yang terletak pada relief datar sampai landai. Penggunaan lahan sungai dan tanah terbuka berturut-berturut memiliki total luasan 90 Ha dan 41 Ha.

5.5.2 Hubungan Bentuklahan dan Kemiringan Lereng