Kelas Perusahaan Klasifikasi Kelas Hutan

Pohon jati dapat mencapai tinggi 45 meter dengan panjang batang bebas cabang 15-20 meter,diameter dapat mencapai 220 cm, bentuk batang tidak teratur dan beralur. Pohon jati dapat tumbuh dengan baik pada tanah sarang terutama tanah yang mengandung kapur. Tumbuh pada daerah bermusim kering yang nyata, dengan curah hujan rata-rata 1200-2000 mmtahun serta tumbuh pada ketinggian tempat 0-700 mdpl Martawijaya et al 1981

2.2 Kelas Perusahaan

Menurut Perum Perhutani 1992, kelas perusahaan adalah penggolongan usaha dibidang kehutanan berdasarkan jenis produk yang dihasilkan. Di dalam pengusahaan hutan yang dilaksanakan dengan sistem tebang habis, permudaan buatan dengan tanaman sejenis dan seumur, maka jenis produk yang dihasilkan menunjuk kepada jenis kayu yang ditanam. Menurut Perum Perhutani 2006, penetapan kelas perusahaan yang tepat dan sesuai, diharapkan akan mampu mengoptimalkan potensi sumberdaya hutan dan kegiatan pengelolaannya bisa menghasilkan produksi serta nilai produk yang optimal. Kelas perusahaan dalam suatu wilayah hutan merupakan gambaran potensi yang terkandung dalam wilayah tersebut berdasarkan jenis tanaman pokok untuk menghasilkan produk utama tertentu sehingga diperoleh nilai hutan yang optimum. Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pembentukan kelas perusahaan yaitu : a. Tempat tumbuh kesesuaian lahan dan penyebaran tegakan. b. Teknis sistem, teknik silvikultur dan pemanenan. c. Pasar produk hasil hutan pasokan dan permintaan. d. Ekonomis nilai ekonomi hutan. e. Sosial ketersediaan tenaga kerja dan peran serta masyarakat. f. Dampak lingkungan erosi dan tata air

2.3 Klasifikasi Kelas Hutan

Kelas hutan adalah penggolongan kawasan hutan ke dalam kelas-kelas berdasarkan kondisi kawasan, kesesuaian lahan, keadaan lingkungan biofisik dan sosial ekonomi serta keadaan vegetasi Perum Perhutani 1992 Menurut Perum Perhutani 1974, pengaturan kelestarian hutan memerlukan pemisahan hutan ke dalam kelas hutan yaitu: 1. Bukan untuk Produksi Kelas hutan ini adalah kawasan hutan yang karena berbagai sebab tidak dapat disediakan untuk penghasilan kayu dan atau hasil hutan lainnya.Contoh kelas hutan ini antara lain : hutan lindung, hutan suaka alam, dan hutan wisata. 2. Untuk Produksi Kawasan hutan ini merupakan lapangan-lapangan untuk menghasilkan kayu dan atau hasil hutan lainnya, dalam hal ini yang terpenting adalah penghasilan kayu jati. Kelas hutan ini terdiri dari lapangan-lapangan : untuk produksi kayu jati dan bukan untuk produksi kayu jati. Termasuk dalam kelas hutan yang baik untuk produksi kayu jati adalah: kelas hutan kelas umur, hutan alammiskin riap,tanaman kayu lain,tanaman jati bertumbuhan kurang dan hutan masak tebang. a. Kelas Hutan Kelas Umur KU Kelas hutan Kelas Umur KU merupakan jenis tanaman pokok kelas perusahaan yang keadaan pertumbuhannya cukup baik, sehingga secara ekonomis dapat dipertahankan untuk dipungut hasilnya setelah mencapai Umur Tebang Rata-Rata UTR atau umur daur. b. Hutan Alam HAMiskin Riap atau MR Jenis kayu pokok dapat berupa hutan alam atau tanaman yang pertumbuhannya riap tidak memuaskan sehingga perlu ditebang, namun volume kayu pada kelas hutan ini masih cukup memadai 25-50 m3ha,sehingga belum dapat digolongkan bertumbuhan kurang BK. Kelas hutan HAMR dimasukan ke dalam perhitungan etat. c. Tanaman Kayu Lain TKL Tanaman Kayu Lain TKL adalah jenis kayu pokok yang tumbuh pada areal yang diperuntukkan untuk penghasilan dan sesuai untuk jenis tanaman pokok. TKL ini dapat berupa tanaman atau hutan alam kayu lain yang perlu diganti dengan tanaman pokok. Keberadaan TKL pada dasarnya bersifat sementara antara lain diperlukan untuk pergiliran tanaman sebelum ditanam dengan jenis kayu pokok. d. Tanaman Jati Bertumbuhan Kurang TJBK Jenis kayu pokok maupun jenis kayu lain, baik yang berasal dari tanaman maupun hutan alam, yang keadaan volume per hektar tidak memadai dimasukkan ke dalam bertumbuhan kurang. Dasar penggolongan ini adalah aspek ekonomi, dimana dianggap bahwa volumeha tegakan tidak ekonomis untuk dipertahankan berada di bawah volumeha titik impas, sehingga pada kelas hutan ini perlu segera dilakukan penanaman kembali atau dilakukan pengkayaan. e. Hutan Masak Tebang MT Tegakan-tegakan yang berumur 120 tahun atau lebih baik, termasuk ke dalam “Masak Tebang” lengkapnya : sudah masak untuk ditebang atau sudah waktunya yntuk ditebang. Batas umur tertinggi untuk kelas hutan ini demikian baiknya, sehingga penebangannya dapat ditunda dalam waktu yang agak lama dengan tidak menimbulkan kerugian apa-apa. Untuk keperluan penetapan bonita umurnya ditetapkan 120 tahun. Jika batang dan tajuk pohon mempunyai banyak cacat seharusnya dimasukkan ke dalam anak kelas hutan “miskin riap”.

2.4 Bentuk Tebangan