Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dunia semakin dikuasai oleh kecanggihan teknologi dan informasi. Manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang pesat. Teknologi-teknologi yang berkembang tersebut pun berlomba menghadirkan fitur-fitur mewah dan lengkap agar dapat bertahan di tengah masyarakat. Kecanggihan teknologi juga dimanfaatkan untuk penyebaran informasi-informasi yang dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat. Media massa, baik cetak maupun elektronik, berlomba menyajikan informasi-informasi kepada masyarakat dengan medianya masing-masing. Setiap hari, tak terhitung berapa banyak informasi yang dapat diakses masyarakat dengan mudah melalui media-media tersebut. Selama itu pula, media-media mencoba memberikan informasi-informasi atau pun sajian tayangan yang menarik dan informatif bagi publik. Media-media, baik yang cakupannya lokal maupun nasional, mengikuti perkembangan zaman yang semakin pesat. Jika tidak demikian maka eksistensi media tersebut harus bersiap digerus zaman. Media juga menjadi acuan utama publik dalam mendefinisikan sebuah perkara ataupun realitas 1 . Menurut Denis McQuail 2000 seperti dikutip Morissan, media massa memiliki sifat dan karakteristik yang luas sehingga dapat menjangkau massa dalam jumlah besar, serta bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul dalam media tersebut 2 . Media berperan besar bagi masyarakat. Sejak pertama kemunculannya, media telah menarik perhatian masyarakat atas kegunaan dan manfaatnya. Sudut pandang masyarakat terhadap segala sesuatu pun dibentuk oleh media. Terlebih hingga saat ini, media-media semakin menarik untuk dikonsumsi lebih jauh oleh masyarakat. Media merupakan sumber informasi bagi masyarakat. Membicarakan media, tentu tak lepas dari bentuk-bentuk yang hadir di tengah masyarakat, seperti surat kabar, majalah, film, televisi, radio, internet, dan lain sebagainya. Masyarakat tentu telah merasakan manfaat-manfaat dari media-media tersebut karena begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu, kehadiran media-media tersebut juga dengan mudah dapat diakses oleh masyarakat. Media-media tersebut seolah menjadi hal yang wajib dimiliki oleh masyarakat, tentu fenomena tersebut timbul karena kecanggihan teknologi. Banyaknya media massa yang berkembang tersebut, televisi sebagai salah satu yang digemari oleh masyarakat. Sifatnya yang audio visual dapat dijamah oleh semua kalangan. Bagi mereka yang tuna netra dapat mengaksesnya 1 Morissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010. Cet. 1. Hal. 1 2 Morissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010. Cet. 1. Hal. 1 melalui audio dan sebaliknya bagi yang tuna aksara dapat mengaksesnya melalui gambar dan audio. Kelebihan tersebutlah yang menjadikan televisi sebagai primadona bagi masyarakat. Hampir setiap rumah, rumah makan, dan tempat lainnya, dapat dipastikan memiliki televisi, setidaknya satu buah. Siaran televisi merupakan pemancaran sinyal listrik yang mengalirkan muatan proyeksi gambar yang terbentuk dengan pendekatan sistem lensa dan suara. Pancaran sinyal tersebut diterima oleh antena televisi yang kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Penyelenggaraan siaran televisi tersebut harus didukung tiga komponen yang disebut trilogi televisi, yaitu studio dengan sarana-sarana yang menunjang, pemancar atau transmisi, dan pesawat penerima, yaitu televisi 3 . Televisi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya. Pakar komunikasi, John N. Bailey dalam artikelnya “Internal Communication Media” 1983, seperti yang dikutip Purnama Suwardi, mengatakan beberapa keunggulan televisi dalam kehidupan modern, di antaranya 4 : 1. Media audio-visual mampu mempersembahkan pemikiran maupun gagasan yang melibatkan gerakan yang tidak digambarkan secara fisik oleh media cetak; 2. Media audio-visual mengombinasikan pengaruh dari visual, suara, drama, gerakan, warna, dan musik; 3. Mampu menarik secara terus menerus perhatian khalayak yang captive terhadap pesan-pesan yang disampaikan meskipun waktunya panjang; 4. Mampu mengetengahkan peristiwa maupun catatan yang lebih dipercaya; 5. Mampu mempertunjukkan proses kejadian yang dalam kenyataannya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang; 3 Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.Cet. 2. Hal. 2 4 Purnama Suwardi. Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi. Sumatera Barat: TVRI Sumbar, 2006. Cet. 1. Hal. 10 6. Mampu mempersingkat jarak dan waktu; 7. Mampu memperbesar, memperkecil, atau memnyederhanakan objek melaluiilustrasi penggunaan teknik fotografi, kartun, dan grafik; 8. Mampu mempersilahkan khalayak untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri dalam arti “seeing is believing”. Televisi yang berperan sebagai penyampai informasi dan cakupannya luas tentunya menjadi andalan bagi masyarakat untuk memperoleh segudang informasi yang terbaru atau pun ulasan-ulasan lama yang dikemas dengan konsep baru. Perusahaan media televisi kini telah banyak berkembang sehingga sekarang timbul sebuah istilah konglomerasi media, di mana penguasaha media membentuk kerajaan media. Pembaharuan dunia media televisi telah memberikan warna baru bagi dunia pertelevisian Indonesia. Kini telah muncul stasiun-stasiun televisi baru yang lebih segar dan menarik untuk ditonton. Setiap televisi memiliki program berita sebagai sebuah identifikasi stasiun televisi tersebut. Program berita tersebut sebagai bentuk paket informasi yang dianggap penting untuk disuguhkan kepada khalayak atau masyarakat luas. Semakin baik berita yang disajikan oleh sebuah stasiun televisi maka penonton pun akan tetap bertahan menyimak berita di stasiun televisi tersebut. Berita pun memiliki jenis yang berbeda. Secara garis besar, berita dikelompokkan menjadi dua, yaitu berita keras hard news dan berita lunak soft news. Berita keras hard news terdiri dari straight news, feature, dan infotainment. Sedangkan berita lunak soft news dibagi atas current affair, magazine, dokumenter, dan talk show 5 . 5 Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.Cet. 2. Hal. 25-28 Semua stasiun televisi, baik lokal maupun nasional, memiliki program berita hard news atau pun soft news. Namun, tiap stasiun televisi memiliki ciri yang berbeda dalam menyajikan suguhan informasi bagi khalayak. Ciri tersebut sebagai sebuah identitas atau identifikasi stasiun televisi tersebut. Mereka berupaya untuk memberikan sajian informasi yang menarik dan berbeda agar penonton betah berlama-lama menonton stasiun televisi tersebut. Salah satu stasiun televisi yang memiliki sajian menarik dan segar adalah News and Entertainment Television NET. Televisi berbasis high definition television HD TV yang mengudara sejak 26 Mei 2013 ini menyajikan program-program yang dikemas menarik dan rapi. Berdasar pengamatan sehari-hari, program-program NET dikemas dengan konsep yang menarik dan segar serta lebih dinamis. Salah satu program yang menarik bagi penulis untuk diteliti yaitu program Lentera Indonesia. Program yang ditayangkan tiap akhir pekan pukul 14.30 WIB ini merupakan salah satu program berita berjenis soft news dengan kategori dokumenter. Sejauh pengamatan penulis selama ini, belum ada program dokumenter yang disajikan dengan konsep yang dimiliki oleh Lentera Indonesia. Lentera Indonesia adalah program dokumenter di NET yang diangkat dari kisah-kisah pengalaman nyata para anak muda yang rela melepaskan peluang karier dan kemapanan kehidupan kota besar untuk menjadi guru dan mengajar di desa-desa terpencil di seluruh pelosok negeri selama satu tahun 6 . 6 http:id.wikipedia.orgwikiLentera_Indonesia_28acara_televisi29 Lentera Indonesia menyajikan sebuah berita dalam bentuk dokumenter mengenai anak bangsa yang mengabdi kepada bangsa Indonesia. Sebagai upaya pencerahan bangsa Indonesia, bahkan hingga ke daerah perbatasan yang terpencil. Penyampaiannya yang menyejukkan mata karena menyuguhkan pemandangan yang asri dan elok di daerah tersebut sehingga menarik untuk disimak lebih lanjut 7 . Lentera Indonesia hadir dengan konsep yang segar dan mendidik. Memberikan informasi kepada khalayak bahwa masih ada anak bangsa yang patut dibanggakan. Selain itu, Lentera Indonesia tiap tayang memiliki judul yang berbeda, sesuai dengan apa yang akan disajikan dalam episode tersebut. Beberapa episode dengan judul yang menarik, di antaranya Paradoks Negeri Bahari, Surat dari Tapal Batas-Tentara di Perbatasan, Tentara Wanita-Melati Pagar Bangsa, dan lain sebagainya 8 . Lentera Indonesia memiliki tagline “Perjuangan, Dedikasi, dan Semangat” berusaha memberikan tayangan yang bermutu dan mendidik untuk dapat dikonsumsi seluruh lapisan masyarakat dan segala jenis usia. Penyampaiannya yang santai namun mendalam, memberikan inspirasi bagi khalayak untuk turut serta menyimak perjuangan-perjuangan dan dedikasi serta semangat yang tinggi dari para pegiat sosial tersebut. Program televisi, terlebih berita dokumenter, pastinya memiliki perencanaan dan proses produksi. Tiap stasiun televisi, pasti memiliki 7 http:id.wikipedia.orgwikiLentera_Indonesia_28acara_televisi29 8 http:id.wikipedia.orgwikiLentera_Indonesia_28acara_televisi29 standard operational procedur SOP masing-masing. Namun, tentunya secara garis besar diperlukan langkah mendalam untuk menciptakan sebuah program berita yang menarik, mendalam, dan berkualitas. Hal tersebut bisa mencakup sarana produksi equipment, materi produksi, hingga biaya produksi. Berdasarkan hal tersebut, pentingnya mengetahui tahapan dan upaya- upaya produksi suatu program berita dokumenter yang sangat jarang disajikan televisi lain, maka penulis melakukan penelitian proses produksi dengan judul “Analisis Deskriptif Produksi Siaran Berita Dokumenter Lentera Indonesia di NET”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah