Sebagai Wujud Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Sebagai Wujud Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa

Pada dasarnya, masyarakat yang melakukan tradisi bersih desa adalah masyarakat dengan mata pencaharian sebagai petani. Wilayah kampung sebagian besar terdiri dari persawahan. Begitupun juga dengan Kampung Bibis Kulon, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Tetapi karena tidak dialiri sungai, maka masyarakat kampung dahulu berinisiatif untuk membuat sumur sebagai mata air untuk mengairi sawah para warga. Jadi pada dasarnya, tradisi bersih desa adalah sebagai wujud terimakasih masyarakat kepada Tuhan karena telah memberikan mata air yang tidak pernah surut airnya. Sebagaimana dikatakan oleh Bp PRM selaku tokoh masyarakat kampung, “tradisi bersih desa dilakukan oleh para warga adalah sebagai bentuk rasa terimakasih para warga yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar mata air yang mengaliri sawah tidak pernah surut.WPPRM2752009 Tradisi bersih desa digunakan masyarakat kampung untuk berkomunikasi dengan Tuhan, baik untuk mengucapkan terimakasih atas segala yang telah diberikan selama setahun terakhir, tetapi juga untuk meminta agar segala sesuatu berjalan lancar bahkan lebih baik seperti tahun sebelumnya, sebagaimana diungkapkan oleh ketua panitia tradisi bersih desa “tradisi bersih desa merupakan sarana dan media manusia untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar permintaan dikabulkan dan mendapatkan berkah, tetapi kalau ada yang menyembah selain Tuhan yang biarkan saja. Saya yakin mereka tidak tahu bagaimana tradisi itu sebenarnya.”WJK1652009 Pernyataan Bp JK di atas menggambarkan bagaimana posisi tradisi bersih desa dalam hubungan antara manusia dengan penciptanya. Manusia di dunia mengucap syukur atas berkah yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa selama satu tahun terakhir yaitu dengan mengadakan tradisi bersih desa. Berkah tersebut misalnya saja keselamatan, kesehatan dan rezeki. Tradisi bersih desa sangat berhubungan erat dengan perekonomian masyarakat kampung pada saat itu, karena kampung tersebut dahulunya adalah wilayah pertanian, maka dari itu atas panen yang melimpah para nenek moyang mengucap syukur dengan mengadakan tradisi yang sampai saat ini masih dilakukan meskipun sebagian besar wilayah kampung ini bukan lagi persawahan. Hal senada juga diungkapkan oleh SS, di mana beliau mengatakan bahwa “pada dasarnya tradisi bersih desa mempunyai tiga fungsi, salah satunya adalah memetri desa, yaitu dengan menyajikan takir yang diberi cabai, ditujukan kepada Tuhan agar padi yang ditanam subur sehingga menghasilkan panen yang banyak dan agar tidak terserang hama. Apabila ada orang yang beranggapan bahwa hal tersebut untuk memberikan sesajen kepada setan ataupun jin, saya tidak setuju. Anggapan tersebut adalah anggapan yang dimiliki oleh seseorang dengan pemikiran yang salah tentang arti sejati dari tradisi yang dilakukan oleh nenek-moyang terdahulu. Tradisi dilakukan hanya ditujukan kepada Tuhan yang Maha Esa, bukan setan ataupun jin.” WSS762009 Jadi pada dasarnya, tradisi yang dilakukan oleh nenek moyang sejak dahulu adalah ditujukan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai media untuk mengucapkan syukur dan terimakasih atas segala sesuatu yang diberikan kepada masyarakat kampung. Jadi apabila terdapat warga yang menyembah dan menyajikan sesaji pada saat tradisi bersih desa kepada sesuatu di luar Tuhan adalah suatu kesalahan, karena mereka tidak mengetahui bagaimana sejarah atau awal mula tradisi bersih desa dilakukan.

c. Sebagai Wujud Pengharapan Masyarakat untuk Kehidupan Selanjutnya

Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

PENDAHULUAN Pemetaan dan Pengembangan Klaster Industri Mebel Menggunakan Analisis SWOT (Studi kasus:Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari, Surakarta).

0 5 7

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Penerapan Akuntansi UMKM Sentra Industri Pembuatan Mebel Di Desa Bibis Kulon, Kel. Gilingan, Kec. Banjarsari, Surakarta.

3 9 6

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

0 2 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

1 2 17

SKRIPSI Musrenbang Sebagai wadah Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Daerah (Study Kasus pada Proses Partisipasi Masyarakat dalam Musrenbangkel di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta).

0 1 13

PENDAHULUAN Musrenbang Sebagai wadah Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Daerah (Study Kasus pada Proses Partisipasi Masyarakat dalam Musrenbangkel di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta).

1 2 19

Gana Gustiarto C9409012

0 1 68

Penguatan Peran Bintara Pembina Desa (BABINSA) Untuk Meningkatkan Partisipasi Warga Dalam Penanggulangan Tindak Kriminalitas Di Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari kota Surakarta - UNS Institutional Repository

0 0 15

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM TRADISI BERSIH DESA (Studi Kasus Partisipasi Masyarakat dalam Bersih Desa Tanjungsari di Dukuh Dlimas, Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten)

0 0 19