mereka menitipkan sejumlah uang kepada salah satu warga kampung yang bekerja sebagai sopir bus.” WSN1452009.
Bentuk keterlibatan fisik lain dalam mengkoordinir dana, sebagaimana dinyatakan oleh Bp ML berikut ini
“ya kalau saya, selain iuran sepuluh ribu saya juga setor tenaga mbak. Saya yang mencari donatur juga. Kebetulan saya punya teman yang punya
perusahaan, Alhamdulillah mereka mau membantu.” WML27122009.
Iuran para warga di dalam tradisi bersih desa dikumpulkan kepada ketua RT masing-masing. Sehingga bisa dikatakan bahwa ketua RT tersebut secara
otomatis juga terlibat dalam hal tenaga. Sebagaimana dinyatakan oleh Bp SN, di mana beliau selaku ketua RT 05. Banyak kendala yang dihadapi oleh bp SN,
misalnya harus mendatangi rumah beberapa warga yang telat membayar. Keterlibatan masyarakat di dalam tradisi bersih desa mutlak diperlukan,
sala satunya adalah keterlibatan secara fisik bagi ibu-ibu kampong, sebagaimana dinyatakan berikut ini
“nggih mriki mbak engkang cedak-cedak tumut ewuh-ewuh. Misale kemawon, bu-ibu masak ndamel tumpeng kagem keperluan kondangan
kalian syukuran massal sakwesipun reog sontenipun.” ya di sini mbak yang dekat juga ikut membantu. Misalnya saja para ibu memasak
membuat tumpeng untuk keperluan kondangan dan syukuran massal yang dilakukan setelah pertunjukan Reog pada sore harinya.
W PRM1552009.
c. Keterlibatan Emosional dan Keterlibatan Mental
Pada dasarnya, tradisi bersih desa terselenggara karena kerjasama yang baik antar warga kampung yang masih tinggal di Bibis Kulon maupun yang telah
pindah ke luar kota, misalnya Jakarta dan Semarang, serta pemerintah kota. Dalam prosesnya semua masyarakat ikut terlibat, seperti yang diungkapkan oleh
“tumut sedanten, ngantos engkang dateng jakarta nopo, sami setor yatra dititipne sopir bus
.” ikut semua, sampai yang di Jakarta juga, semua ikut menyetorkan
uang yang
dititipkan kepada
supir bus.”
WPRM1552009 Semua warga ikut terlibat dengan kesadaran masing-masing tanpa harus ada yang
memaksa. Semua saling gotong-royong, mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu dan para pemuda kampung. Hal ini dikarenakan ikatan emosional di antara mereka yang
disebabkan oleh rasa satu identitas, yaitu satu wilayah dengan satu kebudayaan. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh ibu MNK.
“setiap warga ikut terlibat dalam kegiatan tradisi bersih desa. Alasan yang mendasari adalah bahwa mereka bergerak atas kesadaran masing-masing,
sehingga tidak ada suatu paksaan. Para warga bekerja tanpa mengharapkan bayaran,
mereka secara
ikhlas saling
tolong-menolong demi
berlangsungnya acara tradisi bersih desa ini setiap tahunnya.” WMNK2052009
Para warga semua ikut terlibat tanpa terkecuali. Semua saling-tolong menolong satu sama lain. Bagi ibu MNK sendiri, melakukan tradisi bersih desa adalah suatu
keharusan, meskipun tradisi tersebut bukanlah tradisi asli dari seseorang. Ibu MNK adalah warga pendatang di kampung ini, tetapi meskipun begitu, beliau
selalu ikut terlibat dalam tradisi bersih desa. Dengan hidup berdampingan satu sama lain selama bertahun-tahun membuat para warga merasa satu ikatan
persaudaraan yang dibesarkan dalam satu wilayah. Sehingga tradisi bersih desa tercipta atas dasar kekeluargaan masyarakat kampung untuk bahu-membahu
meyelenggarakan tradisi tahunan ini. “Dukungan diperoleh penuh dari semua masyarakat untuk
terselenggaranya acara ini. Baik yang tua maupun yang muda, semua tahu kalau setiap tahun diadakan tradisi bersih desa, pokoknya hari kamis
jum‟at kliwon, bulan Suro mereka sudah pasti bersiap-siap untuk tradisi bersih desa. Semua didasarkan atas kesadaran para warga masyarakat.
Tidak ada yang memaksa, jadi ya…semuanya langsung ikut terlibat.” WPRM2752009
Bagi Bp PRM, tradisi bersih desa bisa bertahan karena adanyak kesadaran para warga masyarakat untuk tetap mempertahankan keberadaannya. Tanpa ada peran
serta masyarakat, mustahil tradisi ini masih bisa dinikmati oleh generasi muda sekarang. Para warga masyarakat mencurahkan emosi dan mental yang besar
untuk menyelenggarakan tradisi bersih desa. Dikatakan oleh ketua panitia “saya akan melakukan apa saja mbak, untuk menyelenggarakan tradisi ini.
Kalau dana kurang, kita buat proposal, terus di masukkan ke pengusaha- pengusaha relasi kita agar mereka ikut nyumbang. Ya capek, tapi itu
kepuasan tersendiri. Pokoknya diusahakan agar bersih desa ini tidak mandheg
saat itu, bagaimana caranya ya akan kita tempuh.” WJK1652009
3. Dampak Tradisi Bersih Desa dalam Kehidupan Masyarakat Kampung