Karakteristik Rajungan Portunus pelagicus

4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Rajungan Portunus pelagicus

Jenis kepiting dan rajungan diperkirakan sebanyak 234 jenis yang ada di Indo Pasifik Barat, di Indonesia ada sekitar 124 jenis Moosa et al. 1980 in Firman 2008, lebih lanjut dijelaskan empat jenis di antaranya dapat dimakan edible crab, yaitu rajungan Portunus pelagicus, rajungan bintang Portunus sanguinolentus, rajungan karang Charybdis feriatus, dan rajungan angin Podopthalmus vigil. Jika dibandingkan dengan tiga spesies rajungan yang lainnya, jenis Portunus pelagicus paling banyak dipasarkan di pasar internasional seperti Asia Tenggara. Harga pasaran rajungan tersebut berkisar antara US 3-5kg untuk rajungan segar, sedangkan rajungan hidup harga jualnya berkisar antara US 5-8kg Pasisingi 2011. Berikut adalah klasifikasi rajungan menurut Kangas 2000: Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Sub kelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Famili : Portunidae Genus : Portunus Spesies : Portunus pelagicus Linnaeus 1766 Nama lokal : Rajungan Nama FAO : Blue swimmer crab, blue manna crab, sand crab, blue crab Gambar 2. Rajungan Portunus pelagicus Dokumentasi Pribadi 2012 5 Rajungan termasuk hewan perenang aktif, tetapi saat tidak aktif, hewan tersebut mengubur diri dalam sedimen menyisakan mata, antena di permukaan dasar laut dan ruang insang terbuka Fish 2001 in Firman 2008. Menurut Muslim 2000 in Firman 2008 pada umumnya udang dan kepiting keluar pada waktu malam untuk mencari makan. Binatang ini keluar dari tempat-tempat persembunyiannya dan bergerak menuju tempat yang banyak makanan. Lovett 1981 in Hermanto 2004 mengatakan bahwa morfologi rajungan Portunus pelgicus hampir sama dengan kepiting. Perbedaan dicirikan dari duri akhir karapas pada rajungan yang relatif lebih panjang dan lebih runcing. Karapas rajungan berbentuk bulat pipih dengan warna cerah putih kebiruan. Rajungan dapat berjalan sangat baik sepanjang dasar perairan dan daerah interdal berlumpur yang lembab dan juga perenang yang baik. Tingkah laku rajungan Portunus pelagicus dipengaruhi faktor alami dan buatan. Faktor alami diantaranya perkembangan hidup, kebiasaan makan, pengaruh siklus bulan dan reproduksi. Sedangkan faktor buatan utama yang mempengaruhi tingkah laku rajungan adalah penggunaan umpan pada penangkapan rajungan dengan menggunakan crab poots Fish 2000 in Pasisingi 2011. Sumberdaya rajungan banyak ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan perangkap buatan, trawl, pukat pantai dan jaring lingkar. Rajungan ditangkap dalam jumlah yang sangat banyak untuk dijual dalam bentuk segar dan beku di pasaran lokal. Adapula yang diolah di industri pengolahan dan pengalengan rajungan untuk tujuan ekspor Pasisingi 2011. Negara Singapura, Hongkong, Jepang, Malaysia, Taiwan, dan Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor rajungan Adam et al. 2006 Susilo 1993 in Suadela 2004 menyebutkan bahwa perbedaan fase bulan memberikan pengaruh nyata terhadap tingkah laku rajungan Portunus pelagicus , yaitu ruaya dan makan. Pada fase bulan gelap, rajungan tidak melakukan aktivitas ruaya, dan berkurangnya aktifitas pemangsaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbedaan jumlah hasil tangkapan antara fase bulan gelap dan bulan terang. Rajungan cenderung lebih banyak tertangkap saat fase bulan terang dibandingkan dengan pada fase bulan gelap. Oleh sebab itu waktu yang paling baik untuk menangkap binatang tersebut ialah malam hari saat fase bulan terang Firman 2008. 6 Rajungan menjadi dewasa sekitar usia satu tahun. Perkiraan umur rata-rata rajungan dari lebar karapas tertentu dapat bervariasi. Pada umur 12 bulan, lebar karapas rata-rata rajungan adalah 90mm. Rajungan jantan dan betina umumnya mencapai kematangan seksual pada ukuran lebar karapas 7 hingga 9 cm. Rajungan pada ukuran tersebut berumur sekitar satu tahun. Kumar et al. 2000 in Firman 2008. Adapun yang mempunyai nilai ekonomis setelah mempunyai lebar karapas antara 95-228 mm Rounsenfell 1975 in Setriana 2011.

2.2. Model Surplus Produksi