32 Kawasan terumbu karang diperkirakan meliputi luasan 2,5 km
2
, 22nya merupakan karang hidup. Ekosistem bakau lebih mendominasi kawasan teluk bagian timur
selatan terutama di sekitar Pulau Dua. Pengamatan faktor hidrologi perairan Teluk Banten secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh Laut Jawa. Salinitas menurun
pada musim hujan, kecuali pada perairan muara sungai dan sekitarnya. Pengamatan pada tahun 1998-1999 menunjukkan bahwa suhu air berkisar 28-31,5
C. Salinitas di daerah penangkapan ikan sekitar 28
– 33,8 ppm. Salinitas rendah 20 ppm di perairan dekat muara sungai. Kecerahan di sekitar pulau-pulau karang di tengah
Teluk Banten hingga utara Pulau Panjang bervariasi berkisar 2-10 meter. Kecerahan pada musim hujan di kawasan pantai dapat mencapai 10 cm Nuraini 2004.
4.1.2. Perikanan di Teluk Banten
Teluk Banten merupakan bagian dari perairan Laut Jawa. Sumberdaya ikan yang berada di Teluk Banten sangat bervariasi, mulai dari ikan demersal, pelagis
sampai ikan karang. Jenis-jenis ikan yang ditangkap di perairan Teluk Banten disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Persentasi hasil tangkapan per jenis ikan yang didaratkan di PPN Karangantu
laporan Statistik PPN Karangantu 2012 Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa hasil tangkapan rajungan yang
didaratkan di PPN Karangantu masih tergolong rendah yaitu sebesar 3 dari jumlah keseluruhan. Hal ini didasari karena secara umum alat tangkap yang digunakan
untuk menangkap rajungan tergolong alat tangkap yang bersifat tradisional yaitu jaring insang tetap, jaring dogol, jaring payang, jaring tiga lapis, dan bagan perahu.
7 6
15
10 3
2 14
3 3
7 10
6 11 1
2 Teri
Tembang Kembung
Peperek Selar
Kuwe Cumi-cumi
Beloso Rajungan
Kurisi Sotong
Gulamah Kuniran
Udang
33 Pada Tabel 2 menunjukkan hasil tangkapan dengan satuan ton yang diperoleh
oleh nelayan di Teluk Banten yang mendaratkan rajungannya di PPN Karangantu selama tahun 2005-2011. Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan rajungan
tersebut yaitu jaring insang tetap, jaring dogol, jaring payang, jaring tiga lapis, dan bagan perahu. Hasil tangkapan yang diperoleh per tahun masing-masing alat
tangkap sangat berfluktuasi. Tabel 2. Hasil tangkapan rajungan ton per jenis alat tangkap di Teluk Banten kurun
waktu 2005-2011 Tahun
Jaring Insang Tetap
Jaring Dogol
Jaring Payang
Jaring Tiga Lapis
Bagan Perahu
2005 17,126 23,498
22,494 8,824
1,025 2006
4,141 4,060
3,522 1,100
2,037 2007
13,159 9,887
4,127 1,508
9,638 2008
11,586 7,450
1,491 3,920
1,141 2009
12,890 8,475
1,567 1,426
3,032 2010
11,720 5,693
0,852 0,382
3,774 2011
9,483 1,217
0,193 0,387
3,259 laporan Statistik PPN Karangantu 2011 dan 2012
Tabel 3 menunjukkan upaya tangkapan tahunan dalam satuan trip rajungan oleh nelayan Karangantu di Teluk Banten yang menggunakan lima jenis alat
tangkap yaitu jaring insang tetap, jaring dogol, jaring payang, jaring tiga lapis, dan bagan perahu.
Tabel 3 Upaya per jenis alat tangkap trip rajungan di Teluk Banten kurun waktu 2005-2011
Tahun Jaring
Insang Tetap Jaring
Dogol Jaring
Payang Jaring Tiga
Lapis Bagan
Perahu 2005
820 1.162
822 1.562
705 2006
601 569
502 543
510 2007
1.100 882
668 336
678 2008
1.864 1.351
270 567
854 2009
1.899 1.804
186 167
508 2010
4.390 2.449
258 129
449 2011
1.478 183
102 139
808 laporan Statistik PPN Karangantu 2011 dan 2012
34 Berdasarkan hasil perhitungan standarisasi upaya pada Lampiran 2 maka
diperoleh data runut waktu total tangkapan rajungan serta jumlah upaya penangkapan dalam satuan trip dari lima jenis alat tangkap, dimana yang menjadi
upaya standar adalah trip menggunakan alat tangkap dogol sebagaimana terlihat pada Tabel 4. Fluktuasi tangkapan dari tahun 2005 sampai tahun 2011 dapat dilihat
pada Gambar 9, secara visual. Tabel 4. Jumlah tangkapan c dan jumlah upaya penangkapan f rajungan di Teluk
Banten berdasarkan hasil standarisasi kurun waktu 2005-2011
Tahun c kg
f trip 2005
122.967 3.228
2006 14.860
1.754 2007
38.319 2.459
2008 25.588
3.102 2009
27.390 3.200
2010 22.421
5.124 2011
14.539 1.400
Laporan Statistik PPN Karangantu 2011 dan 2012 Pada Tabel 4, terlihat bahwa hasil tangkapan dari standarisasi kurun waktu
2005-2011, hasil tangkapan tertinggi diperoleh di tahun 2005 sebesar 122.967 kg dan upaya tertinggi diperoleh pada tahun 2010 yaitu sebesar 5.124 trip. Hasil ini
tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian terdahulu oleh Pasisingi 2011 dengan standarisasi kurun waktu 2005-2010 bahwa hasil tangkapan tertinggi diperoleh
tahun 2005 sebesar 112.328 kg dan upaya tertinggi pun diperoleh pada tahun 2010 sebesar 7.349 trip.
Gambar 9. Grafik jumlah tangkapan rajungan oleh nelayan Karangantu di Teluk Banten kurun waktu 2005-2011
96,227
19,225 50,358
87,501 79,203
70,998 63,554
20 40
60 80
100 120
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011
H a
sil T
a ng
k a
pa n
T o
n
Tahun
35 Produksi rajungan di Teluk Banten selama tujuh tahun ditunjukan oleh
Gambar 9. Selama tujuh tahun kurun waktu tersebut, terlihat bahwa hasil tangkapan tertinggi pada tahun 2005, sedangkan tangkapan terendah pada tahun 2006.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala PPN Karangantu, hasil tangkapan 2006 yang menurun secara drastis diduga karena kenaikan bahan bakar minyak BBM
khususnya solar yang digunakan oleh nelayan untuk melaut. Hal ini berakibat nelayan menurunkan effort sehingga hasil tangkapan yang didapatkan menurun pada
tahun tersebut. Namun, secara keseluruhan, hasil tangkapan rajungan di Teluk Banten cukup fluktuatif.
Pada Gambar 10 menunjukkan fluktuasi tahunan upaya penangkapan rajungan dalam satuan trip di Teluk Banten oleh nelayan PPN Karangantu. Upaya tangkapan
tertinggi pada tahun 2010, sedangkan upaya tangkapan terendah pada tahun 2006. Upaya tangkapan mulai menurun lagi pada tahun 2011 namun secara keseluruhan
terlihat adanya peningkatan upaya penangkapan rajungan oleh nelayan Karangantu dari tahun 2006 sampai tahun 2010.
Gambar 10. Grafik upaya penangkapan rajungan oleh nelayan Karangantu di Teluk Banten kurun waktu 2005-2011
Gambar 11 menunjukkan tangkapan per satuan upaya Catch per unit EffortCPUE
rajungan di Teluk Banten. Selama tujuh tahun CPUE cukup berfluktuasi. CPUE tertinggi pada tahun 2011, sedangkan terendah pada tahun 2006.
Pada tahun 2008 hingga 2010, CPUE di Teluk Banten menurun namun meningkat kembali pada tahun 2011.
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011
Upa y
a trip
Tahun
36
Gambar 11. Grafik tangkapan per satuan upaya penangkapan rajungan oleh nelayan Karangantu di Teluk Banten kurun waktu 2005-2011
4.1.3. Daerah dan Musim Penangkapan