ManajemenPengelolaan Lahan TINJAUAN PUSTAKA

12 bencana alam. Parameter yang digunakan dalam penetapan lahan kritis meliputi; penutupan lahan dari vegetasi pohon, kelerengan lapangan, tingkat erosi, dan manajeman lahan. 2. Kawasan budidaya untuk usaha pertanian, adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan. Parameter yang digunakan dalam penetapan lahan kritis meliputi; produktivitas lahan, kelerengan lapangan, kenampakan tingkat erosi, penutupan batu-batuan, dan manajemen lahan. 3. Kawasan lindung di luar kawasan hutan, merupakan kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung tetapi tidak lagi sebagai hutan dan pada umumnya telah diusahakan sebagai daerah produksi. Parameter yang digunakan dalam penetapan lahan kritis meliputi; penutupan lahan dari vegetasi pohon, kelerengan lapangan, kenampakan erosi, dan manajemen lahan. Lahan kritis merupakan sasaran indikatif rehabilitasi hutan dan lahan yang diprioritaskan untuk segera direhabilitasi. Rehabilitasi Hutan dan Lahan RHL dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Rehabilitasi hutan dan lahan dari aspek hidrologi bertujuan Pengendalian banjir dan meningkatkan potensi air, dari aspek lahan bertujuan untuk Rehabilitasi lahan kritis, Pengendalian erosi dan sedimentasi, dan Peningkatan produktivitas lahan dan dari aspek sosial ekonomi bertujuan untuk pengembangan sosial ekonomi masyarakat.

2.5 ManajemenPengelolaan Lahan

Menurut Departemen Kehutanan 2004, manajemenpengelolaan lahan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar tanah tetap produktif, atau memperbaiki tanah yang rusak karena erosi agar menjadi lebih produktif. Manajemen atau tindak konservasi lahan ini dapat diamati langsung di lapangan dengan melihat perlakuan terhadap lahan misalnya metode konservasi lahan yang diterapkan pada 13 kawasan budidaya sesuai dengan petunjuk teknis. Sedangkan pada kawasan hutan yaitu adanya pengawasan, penyuluhan, dan tata batas kawasan. Menurut Sitorus 1998, pengelolaan lahan dapat diartikan sebagai segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada sebidang lahan untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas lahan. Sistem pengelolaan lahan mencakup upaya untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lahan meliputi lima unsur kegiatan, yaitu : 1. Perencanaan penggunaan lahan sesuai dengan kemampuannya 2. Tindakan konservasi tanah dan air 3. Penyiapan tanah dalam keadaan olah yang baik 4. Penggunaan sistem pergiliran tanaman yang baik 5. Menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang Menurut Arsyad 2000, konservasi tanah untuk menanggulangi lahan kritis diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Usaha konservasi tanah terdiri dari 3 metode yaitu : a. Metode Fisik Mekanik Metode fisik mekanik merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang pada lahan pertanian dengan cara-cara mekanis. Metode mekanis konservasi tanah berfungsi sebagai berikut: 1. Memperlambat aliran permukaan 2. Menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak 3. Memperbesar penyerapan air ke dalam tanah dan memperbaiki aerasi tanah 4. Penyediaan air bagi tumbuhan Beberapa metode konservasi mekanik yang dikemukakan Arsyad sebagai berikut: 1 pengolahan tanah tillage, 2 pengolahan tanah menurut kontur contur cultivation, 3 guludan saluran menurut kontur, 4 teras, 5 dam penghambat chek dam, 6 waduk, rorak, tanggul, dan 6 perbaikan drainase dan irigasi. 14 b. Metode Kimiawi Metode kimiawi merupakan usaha konservasi tanah menggunakan bahan kimia atau secara kimiawi, baik bahan kimia sintesis atau alami. Arsyad 2000, menyatakan bahwa senyawa organik tertentu dapat memperbaiki dan meningkatkan stabilitas agregat tanah, akan tetapi senyawa organik tersebut masih terlalu mahal untuk dipergunakan secara luas. Metode kimiawi ini jarang digunakan dalam usaha konservasi tanah. c. Metode BiologisVegetatif Metode vegetatif merupakan usaha konservasi tanah dengan melakukan penanaman dengan berbagai jenis tanaman. Metode vegetatif yang digunakan dalam konservasi tanah meliputi; 1 penanaman majemuk multiple cropping, 2 pergiliran tanaman crop rotation, 3 tumpang sari intercropping, 4 mulsa dan lain-lain.

2.6 Pemanfaatan SIG untuk Analisis Perubahan Lahan dan Lahan Kritis