5
Setiap topik yang diangkat dalam Mata Lelaki selalu dimulai dengan gambaran topik secara umum dan garis besar, lalu seiring berjalannya tayangan akan
semakin khusus membahas topik secara mendalam dari sudut pandang pria dewasa. Pembahasan topik juga disertai pendapat orang-orang yang berkompeten di bidang
yang berhubungan dengan topik yang sedang diangkat, dan penyampaian informasi selalu ditampilkan dalam bentuk narasi, baik oleh narator maupun host. Mata Lelaki
juga mempertahankan netralitas dalam mengangkat sebuah topik, dan menyerahkan penilaian terhadap topik yang diangkat kepada pemirsa. Hal ini tentunya akan memicu
persepsi yang beragam dari kalangan masyarakat yang menonton Mata Lelaki, termasuk dari kalangan mahasiswa pria yang sudah termasuk ke dalam target
audience acara ini. Dalam penelitian ini, sampel diambil dari kalangan mahasiswa pria Fakutas
Ekonomi program studi sarjana S1 Universitas Sumatera Utara stambuk 2008. Adapun pilihan ini diambil karena melihat adanya kedekatan gaya hidup antara
mahasiswa Fakultas Ekonomi USU dengan apa yang ditampilkan di acara Mata Lelaki. Stambuk 2008 dipilih karena dianggap sudah lebih dewasa dalam hal berpikir.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh program acara Mata Lelaki di stasiun televisi Trans7 terhadap
persepsi mahasiswa pria program sarjana S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008.
I.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “Sejauhmana pengaruh program acara Mata
6
Lelaki terhadap persepsi mahasiswa pria di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan”
I.3. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Agar permasalahan tidak
melebar, maka perlu pembatasan yang akan berkaitan dengan teori rumusan masalah yang akan menempatkan variabel yang akan diteliti. Dengan adanya pembatasan
masalah, subjek penelitian akan semakin kecil ruang lingkupnya dan sangat membantu peneliti untuk mengalirkan instrumen penelitian.
Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini adalah: 1.
Fokus penelitian yakni tayangan Mata Lelaki yang memiliki karakteristik pada pembawa acara, narasumber, materi acara, perangkat acara, dan
waktu tayang. 2.
Persepsi dalam penelitian ini dilihat melalui komponen-komponen seleksi, sensasi, atensi, interpretasi, dan reaksi.
3. Penelitian ini terbatas pada mahasiswa pria program sarjana S1 di
Fakultas Ekonomi USU Medan stambuk 2008 yang pernah menonton Tayangan Mata Lelaki di Trans7 minimal 2 dua kali.
4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2012.
I.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN I.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
7
1. Untuk mengetahui ketertarikan mahasiswa pria program sarjana S1
Fakultas Ekonomi USU Medan terhadap program Mata Lelaki di Trans7. 2.
Untuk mengetahui intensitas menonton program acara Mata Lelaki di kalangan mahasiswa pria.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penayangan program acara Mata
Lelaki di Trans7 terhadap persepsi mahasiswa pria program sarjana S1 Fakultas Ekonomi USU di Medan.
I.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di FISIP USU, khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi.
2. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menguji pengalaman teoritis
peneliti selama mengikuti studi di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
3. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
I.5. KERANGKA TEORI
Setiap penelitian memerlukan kejelasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang
membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1995: 39-40.
Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruks konsep, definisi dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan
8
relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 1991: 6
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi, komunikasi massa, media massa televisi, persepsi, serta teori penggunaan dan
pemenuhan kepuasan uses and gratification theory.
I.5.1. Komunikasi
Istilah komunikasi communication berasal dari bahasa Latin communicatio yang berdasar dari communis yang berarti sama. Dalam bidang
komunikasi, sama ini berarti ‘memiliki kesamaan makna’. Komunikasi adalah tindakan menyampaikan informasi, ide-ide, dan sikap dari satu orang ke orang
yang lain Warren, Philip Edwin, 1988: 34. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Ia juga mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses mengubah perilaku orang lain Effendy, 1993: 10. Charles H. Cooley dalam bukunya The Significance of Communication
berpendapat bahwa dengan komunikasi adalah dimaksud, mekanisme melalui mana hubungan manusia terjadi dan berkembang segala lambang dari pemikiran
dengan alat-alat penyampaian dan sara menjaganya melalui ruang dan waktu. Ia meliputi ekspresi muka, sikap dan gesture, nada suara, kata-kata, tulisan, lukisan,
kereta api, telegrap, telepon, dan segala apa yang dapat disebut sebagai hasil usaha menaklukkan ruang dan waktu Lubis, 2007: 9.
Berger dan Chaffee 1987 mengemukakan ilmu komunikasi adalah ilmu pengetahuan tentang produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan
lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan
9
dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang Senjaya, 2007: 1.10.
Raymond S. Ross 1974 mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secara
kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan yang dimaksud oleh
sumber Rakhmat, 2007: 2. Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of
Communication in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect? atau ‘Siapa mengatakan Apa dengan Saluran apa kepada Siapa dengan Efek apa?’ Effendy, 1993: 10.
I.5.2. Komunikasi Massa
Komunikasi memiliki banyak jenis dan ragam, tergantung dari media, isi pesan, kondisi komunikator dan komunikan, dan sebagainya. Komunikasi massa
merupakan salah satu jenis kegiatan komunikasi yang memungkinkan pesan atau informasi untuk dapat diterima secara serentak dalam suatu waktu dan tempat,
dengan menggunakan media penghubung tertentu. Massa dalam komunikasi massa merujuk pada sifat khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca.
Komunikasi massa adalah proses menyampaikan informasi, ide-ide, dan sikap kepada audiens yang luas dan beragam melalui penggunaan media yang
dikembangkan untuk tujuan tersebut Warren, Philip Edwin, 1988: 35. Komunikasi massa merupakan suatu proses yang sangat kompleks yang di
dalamnya meliputi hubungan antara publik dan sarana saluran. Beberapa aspek di dalam komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi
10
yang secara keseluruhan masuk kepada kelompok organisasi massa Lubis, 2007: 33.
Menurut Gerbner 1967 komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta
paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri Elvinaro, 2004: 4. Jay Black dan Frederick C. Whitney 1988 mendefinisikan pengertian
komunikasi massa sebagai sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massaltidak sedikit disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas,
anonim dan heterogen Nurudin, 2004: 11.
Severin Tankard dalam bukunya Communication Theories, Origins, Methods, Uses menyatakan komunikasi massa adalah sebagian keterampilan,
sebagian seni dan sebagian ilmu, keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti
memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi
tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan
teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana
berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk memperbuat berbagai hal menjadi lebih baik Darwanto, 2007: 30.
Selain definisi-definisi diatas, terdapat sebuah definisi yang dikemukakan
oleh Wright yang diyakini dapat menggambarkan komunikasi massa secara lengkap, yaitu: komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang memiliki
karakteristik-karakteristik seperti sifatnya yang diarahkan pada audiens yang relatif besar dan heterogen; pesan disampaikan secara umum, seringnya pesan ini
mencapai audiens dalam waktu yang bersamaan; dan komunikator biasanya merupakan atau berhubungan dengan organisasi kompleks Elvinaro, 2004: 5.
11
I.5.3. Media Massa Televisi
Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya dalam membentuk sikap dan kepribadian
baru masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke daerah
terpencil Wibowo, 1997: 1. Dari antara semua jenis media massa, televisi merupakan bentuk media
yang paling populer di antara masyarakat sekaligus menjadi media yang paling banyak digunakan. Penonton televisi terdiri dari kelompok-kelompok yang
beragam dengan berbagai latar belakang, memiliki minat, kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Oleh karena itu, stasiun televisi harus cermat dalam menyajikan
tayangan yang sesuai dengan kebutuhan penontonnya. Siaran pertama televisi dilangsungkan oleh stasiun televisi NBC pada tahun
1939 yang menampilkan Presiden Amerika Serikat saat itu, Franklin D. Roosevelt dalam acara World’s Fair di New York. Di Indonesia sendiri, siaran televisi
pertama sekali digunakan untuk meliput acara Sea Games ke-4 yang berlangsung tahun 1962.
Terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas televisi Baksin, 2006: 63-68, yaitu:
1. Penampilan penyaji berita atau host.
Host secara umum diartikan sebagai orang yang memegang sebuah acara tertentu. Keberadaan host biasanya identik dengan acara yang dibawakannya.
Dengan demikian, selain jenis acara, figur host yang bersangkutan juga memegang peranan penting. Kehadiran seorang host yang berkarakter akan
menjadi daya tarik sebuah acara. Menurut RM Hartoko, ada beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi
yang baik, yaitu:
a. Penampilan yang baik dan perlu didukung pula oleh watak dan pengalaman.
b. Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa,
daya penyesuaian, dan daya ingatan yang kuat.
12
c. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat
menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. Penampilan penyiar di layar televisi harus tetap disertai dengan sopan-santun perjumpaan supaya tidak
menyinggung perasaan rata-rata pemirsa.
d. Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak, menyenangkan untuk
didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap, yaitu suara yang menimbulkan kepercayaan, meyakinkan bagi yang mendengarnya, sehingga
membuat pemirsa memperhatikan apa yang dikatakan.
2. Narasumber
Narasumber merupakan orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. R. Fadli 2002 menyebutkan bahwa seorang
narasumber yang baik harus memiliki hal-hal berikut:
a. Memiliki kapabilitas, yaitu kemampuan yang meliputi bidang akademis
maupun pengalaman. b.
Memiliki kredibilitas, meliputi kualitas, kapabilitas, atau kekuatan sehingga menimbulkan kepercayaan.
c. Memiliki akseptabilitas, meliputi latar belakang pribadi maupun profesi
seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan. 3.
Materi Acara Faktor lain yang diperhatikan dalam tayangan televisi terletak pada materi
acara atau permasalahan Wibowo, 1997: 48. Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan itu menarik, yaitu:
a. Permasalahan apa yang dibahas, yaitu hal yang menjadi topik pembahasan
diskusi tersebut merupakan permasalahan yang penting bagi masyarakat. b.
Masalah itu merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.
4. Perangkat Acara
Ilustrasi visual didalam tayangan dapat berupa sajian musik di awal acara sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi, gambar
yang berganti-ganti, atau menyajikan situasi komedi yang diperankan oleh perangkat acara Wibowo, 1997: 37. Perangkat acara merupakan orang-orang
yang memiliki peran dalam tayangan tersebut dan bertugas untuk menyampaikan ilustrasi visual terhadap khalayak. Agar ilustrasi tersebut dapat
disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Keselarasan antara perangkat acara dan kerjasama tim
b. Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam penggunaan humor
ataupun visualisasi. 5.
Waktu tayang Faktor lain yang harus diperhatikan adalah pemilihan waktu tayang. Pemilihan
waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pemilihan waktu tayangan juga perlu memperhatikan:
a. Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton untuk
mengingat acara tersebut. b.
Durasi tayangan, yaitu lamanya tayangan itu berlangsung. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan.
13
I.5.4. Persepsi
Secara etimologis, persepsi atau dalam Bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau
mengambil. Persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah pengindraan penglihatan,
pendengaran, peraba dan sebagainya. Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi Sarwono, 2002: 94.
Persepsi juga merupakan sekumpulan tindakan mental yang mengatur impuls-impuls sensorik menjadi suatu pola bermakna Wade Carol, 2007: 193.
Desiderato 1976 menyebutkan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian
dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori
Rakhmat, 2007: 51. Menurut Leavitt Sobur, 2003: 445 persepsi dalam arti sempit ialah
penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah padangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu. Sedangkan De Vito Sobur, 2003: 445 mengemukakan persepsi sebagai proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang
mempengaruhi indra kita. Gulo Sobur, 2003: 445 juga mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya
melalui indra-indra yang dimilikinya.
14
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh setiap orang melalui informasi
ataupun rangsangan yang datang dari lingkungan sekitarnya. Segala rangsangan ini diterima oleh panca-panca indra untuk kemudian diproses.
Dalam Sobur 2003: 446, dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu:
1. Seleksi, merupakan proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2.
Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi bergantung pada kemampuan seseorang untuk
mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3. Reaksi, merupakan persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah
laku sebagai reaksi. Sedangkan menurut Deddy Mulyana 2005: 168-170, persepsi meliputi:
1. Penginderaan sensasi melalui alat-alat indera indera peraba, indera penglihat,
indera pencium, indera pengecap, dan indera pendengar. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan,
penciuman dan pengecapan. Reseptor inderawi adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar.
2. Atensi. Atensi tidak terelakkan karena sebelum kita merespon atau menafsirkan
kejadian atau rangsangan apapun, kita harus terlebih dahulu mempehatikan kejadian atau rangsangan tertentu.
15
3. Interpretasi, merupakan tahap yang paling penting dalam persepsi. Kita tidak dapat
menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung, melainkan menginterpretasikan makna informasi yang anda percayai mewakili objek tersebut.
I.5.5. Teori Uses and Gratification
Teori penggunaan dan pemenuhan kebutuhan Uses and Gratification Theory merupakan salah satu teori yang terdapat dalam bidang komunikasi,
khususnya komunikasi massa. Dalam teori ini yang menjadi titik berat adalah pemirsa, dimana pemirsa dilihat sebagai individu yang bebas dan bertanggung
jawab dalam memilih media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan mereka mengetahui dengan spesifik kebutuhannya dan cara
apa yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Herbert Blumer dan Elihu
Katz 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research, dimana dalam buku tersebut mereka
menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak
yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya Nurudin,
2004: 181. Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru yang menyatakan media
sangat aktif dan sangat powerfull sementara khalayak berada di pihak yang pasif dan hanya dapat menerima apa yang disampaikan oleh media. Sedangkan dalam
teori uses and gratification dilakukan sebuah pendekatan yang lebih manusiawi dimana khalayak itu bersifat aktif dan dapat dengan bebas memilih media mana
yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
16
I.6. KERANGKA KONSEP
Konsep sebenarnya adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama Bungin,
2001: 73. Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan
jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas Nazir, 1988: 148. Sedangkan Kerlinger 1986 menyebut konsep sebagai abstraksi yang
dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek Rachmat, 2008: 17.
Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas ada beberapa konsep yang harus dioperasionalkan menjadi:
1. Variabel Bebas X atau Independence Variable
Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya menentukan atau mempengaruhi adanya
variabel yang lain Nawawi, 1995: 41. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penayangan program acara
Mata Lelaki di Trans7, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.
Pembawa Acara a.
Penampilan b.
Kecerdasan c.
Keramahan d.
Jenis suara 2.
Narasumber a.
Kapabilitas b.
Kredibilitas
17
c. Akseptabilitas
3. Materi Acara
a. Topik Pembahasan
b. Aktualisasi Topik
4. Perangkat Acara
a. Kerjasama tim
b. Komunikasi antara perangkat acara
5. Waktu Penayangan
a. Frekuensi Penayangan
b. Durasi Penayangan
2. Variabel Terikat Y atau Dependence Variable
Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya
variabel yang lain Nawawi, 1995: 42. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa pria, dan
indikatornya adalah sebagai berikut: a.
Sensasi b.
Seleksi c.
Atensi d.
Interpretasi e.
Reaksi
3. Variabel Antara Z atau Intervining Variable
18
Variabel antara adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang tidak perlu dikontrol, karena diperhitungkan
pengaruhnya pada variabel bebas Nawawi, 1995: 44. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, dan
indikatornya adalah sebagai berikut: a.
Departemen b.
Frekuensi Menonton Tayangan
I.7. MODEL TEORITIS