PERUMUSAN MASALAH PEMBATASAN MASALAH KERANGKA KONSEP

5 Setiap topik yang diangkat dalam Mata Lelaki selalu dimulai dengan gambaran topik secara umum dan garis besar, lalu seiring berjalannya tayangan akan semakin khusus membahas topik secara mendalam dari sudut pandang pria dewasa. Pembahasan topik juga disertai pendapat orang-orang yang berkompeten di bidang yang berhubungan dengan topik yang sedang diangkat, dan penyampaian informasi selalu ditampilkan dalam bentuk narasi, baik oleh narator maupun host. Mata Lelaki juga mempertahankan netralitas dalam mengangkat sebuah topik, dan menyerahkan penilaian terhadap topik yang diangkat kepada pemirsa. Hal ini tentunya akan memicu persepsi yang beragam dari kalangan masyarakat yang menonton Mata Lelaki, termasuk dari kalangan mahasiswa pria yang sudah termasuk ke dalam target audience acara ini. Dalam penelitian ini, sampel diambil dari kalangan mahasiswa pria Fakutas Ekonomi program studi sarjana S1 Universitas Sumatera Utara stambuk 2008. Adapun pilihan ini diambil karena melihat adanya kedekatan gaya hidup antara mahasiswa Fakultas Ekonomi USU dengan apa yang ditampilkan di acara Mata Lelaki. Stambuk 2008 dipilih karena dianggap sudah lebih dewasa dalam hal berpikir. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh program acara Mata Lelaki di stasiun televisi Trans7 terhadap persepsi mahasiswa pria program sarjana S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008.

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “Sejauhmana pengaruh program acara Mata 6 Lelaki terhadap persepsi mahasiswa pria di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan”

I.3. PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Agar permasalahan tidak melebar, maka perlu pembatasan yang akan berkaitan dengan teori rumusan masalah yang akan menempatkan variabel yang akan diteliti. Dengan adanya pembatasan masalah, subjek penelitian akan semakin kecil ruang lingkupnya dan sangat membantu peneliti untuk mengalirkan instrumen penelitian. Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Fokus penelitian yakni tayangan Mata Lelaki yang memiliki karakteristik pada pembawa acara, narasumber, materi acara, perangkat acara, dan waktu tayang. 2. Persepsi dalam penelitian ini dilihat melalui komponen-komponen seleksi, sensasi, atensi, interpretasi, dan reaksi. 3. Penelitian ini terbatas pada mahasiswa pria program sarjana S1 di Fakultas Ekonomi USU Medan stambuk 2008 yang pernah menonton Tayangan Mata Lelaki di Trans7 minimal 2 dua kali. 4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2012. I.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN I.4.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 7 1. Untuk mengetahui ketertarikan mahasiswa pria program sarjana S1 Fakultas Ekonomi USU Medan terhadap program Mata Lelaki di Trans7. 2. Untuk mengetahui intensitas menonton program acara Mata Lelaki di kalangan mahasiswa pria. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7 terhadap persepsi mahasiswa pria program sarjana S1 Fakultas Ekonomi USU di Medan.

I.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di FISIP USU, khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menguji pengalaman teoritis peneliti selama mengikuti studi di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 3. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

I.5. KERANGKA TEORI

Setiap penelitian memerlukan kejelasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1995: 39-40. Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruks konsep, definisi dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan 8 relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 1991: 6 Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi, komunikasi massa, media massa televisi, persepsi, serta teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan uses and gratification theory.

I.5.1. Komunikasi

Istilah komunikasi communication berasal dari bahasa Latin communicatio yang berdasar dari communis yang berarti sama. Dalam bidang komunikasi, sama ini berarti ‘memiliki kesamaan makna’. Komunikasi adalah tindakan menyampaikan informasi, ide-ide, dan sikap dari satu orang ke orang yang lain Warren, Philip Edwin, 1988: 34. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Ia juga mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain Effendy, 1993: 10. Charles H. Cooley dalam bukunya The Significance of Communication berpendapat bahwa dengan komunikasi adalah dimaksud, mekanisme melalui mana hubungan manusia terjadi dan berkembang segala lambang dari pemikiran dengan alat-alat penyampaian dan sara menjaganya melalui ruang dan waktu. Ia meliputi ekspresi muka, sikap dan gesture, nada suara, kata-kata, tulisan, lukisan, kereta api, telegrap, telepon, dan segala apa yang dapat disebut sebagai hasil usaha menaklukkan ruang dan waktu Lubis, 2007: 9. Berger dan Chaffee 1987 mengemukakan ilmu komunikasi adalah ilmu pengetahuan tentang produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan 9 dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang Senjaya, 2007: 1.10. Raymond S. Ross 1974 mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber Rakhmat, 2007: 2. Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of Communication in Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? atau ‘Siapa mengatakan Apa dengan Saluran apa kepada Siapa dengan Efek apa?’ Effendy, 1993: 10.

I.5.2. Komunikasi Massa

Komunikasi memiliki banyak jenis dan ragam, tergantung dari media, isi pesan, kondisi komunikator dan komunikan, dan sebagainya. Komunikasi massa merupakan salah satu jenis kegiatan komunikasi yang memungkinkan pesan atau informasi untuk dapat diterima secara serentak dalam suatu waktu dan tempat, dengan menggunakan media penghubung tertentu. Massa dalam komunikasi massa merujuk pada sifat khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca. Komunikasi massa adalah proses menyampaikan informasi, ide-ide, dan sikap kepada audiens yang luas dan beragam melalui penggunaan media yang dikembangkan untuk tujuan tersebut Warren, Philip Edwin, 1988: 35. Komunikasi massa merupakan suatu proses yang sangat kompleks yang di dalamnya meliputi hubungan antara publik dan sarana saluran. Beberapa aspek di dalam komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi 10 yang secara keseluruhan masuk kepada kelompok organisasi massa Lubis, 2007: 33. Menurut Gerbner 1967 komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri Elvinaro, 2004: 4. Jay Black dan Frederick C. Whitney 1988 mendefinisikan pengertian komunikasi massa sebagai sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massaltidak sedikit disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen Nurudin, 2004: 11. Severin Tankard dalam bukunya Communication Theories, Origins, Methods, Uses menyatakan komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu, keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk memperbuat berbagai hal menjadi lebih baik Darwanto, 2007: 30. Selain definisi-definisi diatas, terdapat sebuah definisi yang dikemukakan oleh Wright yang diyakini dapat menggambarkan komunikasi massa secara lengkap, yaitu: komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang memiliki karakteristik-karakteristik seperti sifatnya yang diarahkan pada audiens yang relatif besar dan heterogen; pesan disampaikan secara umum, seringnya pesan ini mencapai audiens dalam waktu yang bersamaan; dan komunikator biasanya merupakan atau berhubungan dengan organisasi kompleks Elvinaro, 2004: 5. 11

I.5.3. Media Massa Televisi

Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya dalam membentuk sikap dan kepribadian baru masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke daerah terpencil Wibowo, 1997: 1. Dari antara semua jenis media massa, televisi merupakan bentuk media yang paling populer di antara masyarakat sekaligus menjadi media yang paling banyak digunakan. Penonton televisi terdiri dari kelompok-kelompok yang beragam dengan berbagai latar belakang, memiliki minat, kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Oleh karena itu, stasiun televisi harus cermat dalam menyajikan tayangan yang sesuai dengan kebutuhan penontonnya. Siaran pertama televisi dilangsungkan oleh stasiun televisi NBC pada tahun 1939 yang menampilkan Presiden Amerika Serikat saat itu, Franklin D. Roosevelt dalam acara World’s Fair di New York. Di Indonesia sendiri, siaran televisi pertama sekali digunakan untuk meliput acara Sea Games ke-4 yang berlangsung tahun 1962. Terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas televisi Baksin, 2006: 63-68, yaitu: 1. Penampilan penyaji berita atau host. Host secara umum diartikan sebagai orang yang memegang sebuah acara tertentu. Keberadaan host biasanya identik dengan acara yang dibawakannya. Dengan demikian, selain jenis acara, figur host yang bersangkutan juga memegang peranan penting. Kehadiran seorang host yang berkarakter akan menjadi daya tarik sebuah acara. Menurut RM Hartoko, ada beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu: a. Penampilan yang baik dan perlu didukung pula oleh watak dan pengalaman. b. Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya penyesuaian, dan daya ingatan yang kuat. 12 c. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. Penampilan penyiar di layar televisi harus tetap disertai dengan sopan-santun perjumpaan supaya tidak menyinggung perasaan rata-rata pemirsa. d. Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak, menyenangkan untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap, yaitu suara yang menimbulkan kepercayaan, meyakinkan bagi yang mendengarnya, sehingga membuat pemirsa memperhatikan apa yang dikatakan. 2. Narasumber Narasumber merupakan orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. R. Fadli 2002 menyebutkan bahwa seorang narasumber yang baik harus memiliki hal-hal berikut: a. Memiliki kapabilitas, yaitu kemampuan yang meliputi bidang akademis maupun pengalaman. b. Memiliki kredibilitas, meliputi kualitas, kapabilitas, atau kekuatan sehingga menimbulkan kepercayaan. c. Memiliki akseptabilitas, meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan. 3. Materi Acara Faktor lain yang diperhatikan dalam tayangan televisi terletak pada materi acara atau permasalahan Wibowo, 1997: 48. Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahan itu menarik, yaitu: a. Permasalahan apa yang dibahas, yaitu hal yang menjadi topik pembahasan diskusi tersebut merupakan permasalahan yang penting bagi masyarakat. b. Masalah itu merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. 4. Perangkat Acara Ilustrasi visual didalam tayangan dapat berupa sajian musik di awal acara sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi, gambar yang berganti-ganti, atau menyajikan situasi komedi yang diperankan oleh perangkat acara Wibowo, 1997: 37. Perangkat acara merupakan orang-orang yang memiliki peran dalam tayangan tersebut dan bertugas untuk menyampaikan ilustrasi visual terhadap khalayak. Agar ilustrasi tersebut dapat disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu: a. Keselarasan antara perangkat acara dan kerjasama tim b. Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam penggunaan humor ataupun visualisasi. 5. Waktu tayang Faktor lain yang harus diperhatikan adalah pemilihan waktu tayang. Pemilihan waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pemilihan waktu tayangan juga perlu memperhatikan: a. Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton untuk mengingat acara tersebut. b. Durasi tayangan, yaitu lamanya tayangan itu berlangsung. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan. 13

I.5.4. Persepsi

Secara etimologis, persepsi atau dalam Bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perceptio; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah pengindraan penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya. Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi Sarwono, 2002: 94. Persepsi juga merupakan sekumpulan tindakan mental yang mengatur impuls-impuls sensorik menjadi suatu pola bermakna Wade Carol, 2007: 193. Desiderato 1976 menyebutkan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori Rakhmat, 2007: 51. Menurut Leavitt Sobur, 2003: 445 persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah padangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sedangkan De Vito Sobur, 2003: 445 mengemukakan persepsi sebagai proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Gulo Sobur, 2003: 445 juga mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya. 14 Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh setiap orang melalui informasi ataupun rangsangan yang datang dari lingkungan sekitarnya. Segala rangsangan ini diterima oleh panca-panca indra untuk kemudian diproses. Dalam Sobur 2003: 446, dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu: 1. Seleksi, merupakan proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3. Reaksi, merupakan persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Sedangkan menurut Deddy Mulyana 2005: 168-170, persepsi meliputi: 1. Penginderaan sensasi melalui alat-alat indera indera peraba, indera penglihat, indera pencium, indera pengecap, dan indera pendengar. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Reseptor inderawi adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar. 2. Atensi. Atensi tidak terelakkan karena sebelum kita merespon atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, kita harus terlebih dahulu mempehatikan kejadian atau rangsangan tertentu. 15 3. Interpretasi, merupakan tahap yang paling penting dalam persepsi. Kita tidak dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung, melainkan menginterpretasikan makna informasi yang anda percayai mewakili objek tersebut.

I.5.5. Teori Uses and Gratification

Teori penggunaan dan pemenuhan kebutuhan Uses and Gratification Theory merupakan salah satu teori yang terdapat dalam bidang komunikasi, khususnya komunikasi massa. Dalam teori ini yang menjadi titik berat adalah pemirsa, dimana pemirsa dilihat sebagai individu yang bebas dan bertanggung jawab dalam memilih media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan mereka mengetahui dengan spesifik kebutuhannya dan cara apa yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Herbert Blumer dan Elihu Katz 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research, dimana dalam buku tersebut mereka menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya Nurudin, 2004: 181. Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru yang menyatakan media sangat aktif dan sangat powerfull sementara khalayak berada di pihak yang pasif dan hanya dapat menerima apa yang disampaikan oleh media. Sedangkan dalam teori uses and gratification dilakukan sebuah pendekatan yang lebih manusiawi dimana khalayak itu bersifat aktif dan dapat dengan bebas memilih media mana yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. 16

I.6. KERANGKA KONSEP

Konsep sebenarnya adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama Bungin, 2001: 73. Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas Nazir, 1988: 148. Sedangkan Kerlinger 1986 menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek Rachmat, 2008: 17. Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas ada beberapa konsep yang harus dioperasionalkan menjadi:

1. Variabel Bebas X atau Independence Variable

Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya menentukan atau mempengaruhi adanya variabel yang lain Nawawi, 1995: 41. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pembawa Acara a. Penampilan b. Kecerdasan c. Keramahan d. Jenis suara 2. Narasumber a. Kapabilitas b. Kredibilitas 17 c. Akseptabilitas 3. Materi Acara a. Topik Pembahasan b. Aktualisasi Topik 4. Perangkat Acara a. Kerjasama tim b. Komunikasi antara perangkat acara 5. Waktu Penayangan a. Frekuensi Penayangan b. Durasi Penayangan

2. Variabel Terikat Y atau Dependence Variable

Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel yang lain Nawawi, 1995: 42. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa pria, dan indikatornya adalah sebagai berikut: a. Sensasi b. Seleksi c. Atensi d. Interpretasi e. Reaksi

3. Variabel Antara Z atau Intervining Variable

18 Variabel antara adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang tidak perlu dikontrol, karena diperhitungkan pengaruhnya pada variabel bebas Nawawi, 1995: 44. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, dan indikatornya adalah sebagai berikut: a. Departemen b. Frekuensi Menonton Tayangan

I.7. MODEL TEORITIS

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy”(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV)

14 154 130

Pengaruh Radio Terhadap Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Program Acara Akustar di Radio Star FM Terhadap Sikap Bermusik Mahasiswa Fakultas Sastra USU)

2 74 125

Pola Pemanfaatan Internet Oleh Mahasiswa Program Magister llmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

0 23 77

Opini Mahasiswa Mengenai Program Acara Mata Lelaki (Studi di Asrama Mahasiswa Marundung Putra di Kota Malang )

1 5 52

PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM ACARA TARGET DAN STRATEGI DI TELEVISI PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM ACARA TARGET DAN STRATEGI DI TELEVISI (Studi Kasus Tentang Persepsi Pencinta Airsoftgun Terhadap Program Acara Target Dan Strategi Di Televisi).

0 14 12

PENDAHULUAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM ACARA TARGET DAN STRATEGI DI TELEVISI (Studi Kasus Tentang Persepsi Pencinta Airsoftgun Terhadap Program Acara Target Dan Strategi Di Televisi).

0 6 18

PENGARUH TERPAAN ACARA MATA HATI DI RADIO Q FM YOGYAKARTA TERHADAP PERSEPSI MENDENGARKAN PROGRAM PENGARUH TERPAAN ACARA MATA HATI DI RADIO Q FM YOGYAKARTA TERHADAP PERSEPSI MENDENGARKAN PROGRAM DAKWAH DI RADIO ( Studi Kuantitatif Pada Mahasiswa Fakultas

0 2 18

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KOMUNIKASI - Program Acara Mata Lelaki dan Persepsi Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penayangan Program Acara Mata Lelaki di Stasiun Televisi Trans7 Terhadap Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumate

0 5 34

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH - Program Acara Mata Lelaki dan Persepsi Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penayangan Program Acara Mata Lelaki di Stasiun Televisi Trans7 Terhadap Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

0 0 25

Program Acara Mata Lelaki dan Persepsi Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Penayangan Program Acara Mata Lelaki di Stasiun Televisi Trans7 Terhadap Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan)

0 0 11