satu komponen dari keseluruhan kurikulum. Hal diatas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh B. Suryosubroto bahwa modul adalah sejenis satuan kegiatan
belajar yang terencana, didesign guna membantu peserta didik menyelesaikan tujuan- tujuan tersebut sedangkan Cece Wijaya mengemukakan bahwa modul adalah sebagai
paket program yang disusun dalam bentuk satuan guna keperluan belajar.
17
Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan belajar terprogam yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu,
sistematis dan terperinci. Dengan mempelajari materi modul, peserta didik diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, karena modul
merupakan paket progam untuk keperluan belajar.
b. Ciri-ciri Modul
1 Modul merupakan paket pembelajaran yang bersifat self-instruction.
2 Pengakuan adanya perbedaan individual belajar. 3 Membuat rumusan tujuan pembelajaran secara eksplisit.
4 Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan. 5 Penggunaan berbagai macam media.
6 Partisifasi aktif dari siswa. 7 Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa.
8 Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajar.
18
17
Daryanto, Aris Dwi Cahyono, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Silabus, RPP, PHP, Bahan Ajar Yogyakarta: Gava Media, 2014, h.179.
18
Made wena, Op.Cit. h. 232
c. Langkah – Langkah Penyusunan Modul
Suatu modul yang digunakan disekolah, disusun atau ditulis dengan menggunakan langkah-langkah berikut ini:
19
1 Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati dan diukur.
2 Urutan tujuan-tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul.
3 Test diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh
modul. 4 Adanya butir test dengan tujuan-tujuan modul
5 Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul bagi siswa 6 Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing
siswa agar mencapai kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. 7 Menyusun post-test untuk mengukur hasil belajar siswa
8 Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu memerlukannya.
20
Secara teoritis penyusunan modul dimulai dengan perumusan tujuan, akan tetapi dalam prakteknya sering dimulai dengan penentuan topik atau bahan pelajarannya
19
Daryanto, Aris Dwi Cahyono, Op.Cit. h. 184.
20
S.Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara,2013,h. 217