pemilukada. Bisa juga disebabkan oleh sosialisasi yang tidak tuntas atau mengenai sasaran.
27
4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Untuk Tidak Memilih.
a. Faktor Ekonomi
Perekonomian merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi setiap pergerakan kehidupan setiap orang, kondisi ekonomi seseorang sangat
mempengaruhi tingkat kebutuhannya. Artinya terdapat perbedaan tingkat kebutuhan orang yang memerlukan kebutuhan tinggi kaya dengan orang yang
tingkat ekonomi rendah miskin. Dimana orang kaya cenderung lebih banyak kebetuhannya dari orang miskin, misalnya dalam hal melengkapi kebutuhan
keluarganya. Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas, tetapi disisi lain jumlah alat
pemuas kebutuhan itu terbatas. Apabila relasinya mencukupi, dalam hal ini ilmu ekonomi mengajarkan bagaimana manusia atau sekelompok manusia mampu
membuat pilihan – pilihannya dengan baik sebagaimana di kemukakan Paul Samuelson bahwa studi mengenai bagaimana orang dan masyarakat memilih
dengan tanpa menggunakan uang untuk mendapatkan sumber – sumber daya produktif yang langka demi memproduksi berbagai komoditi dari waktu ke waktu
dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi.
28
b. Faktor Psikologis
Adapun penjelasan tentang tidak memilih dari faktor psikologis pada dasarnya dikelompokkan dalam dua katagori, Pertama, berkaitan dengan ciri –
ciri kepribadian seseorang. Dimana bahwa perilaku tidak memilih disebabkan oleh kepribadian yang tidak toleran, otoriter, tak acuh, perasaan tidak aman,
27
Kompas, 10 Mei 2004
28
Deliarnov, Ekonomi Politik, Jakarta : Erlangga 2006
Universitas Sumatera Utara
perasaan khawatir, kurang mempunyai tanggungjawab secara pribadi dan semacamnya. Dimana orang yang memiliki kepribadian tidak toleran cenderung
tidak akan memilih karena hal tersebut menurutnya tidak berhubungan dengan kepentingannya. Kedua, berkaitan dengan orientasi kepribadian seseorang.
Dimana perilaku tidak memilih disebabkan oleh orientasi kepribadian seseorang, yang secara konseptual dapat menunjukkan karakteristik apatis, anomi, dan
alienasi. Apatis merupakan jelmaan atau pengembangan lebih jauh dari kepribadian otoriter, ditandai dengan tidak adanya minat terhadap persoalan –
persoalan politik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh rendahnya sosialisasi politik maupun rendahnya proses transformasi budaya politik dari generasi sebelumnya
serta adanya anggapan bahwa aktifitas politik itu merupakan kegiatan tidak berguna dan cenderung sia – sia. Anomi merupakan suatu sikap tidak mampu
menerima keputusan – keputusan yang dapat diantisipasi. Dimana setiap individu mengakui kegiatan politik sebagai kegiatan yang berguna, namun ia merasa benar
– benar tidak dapat mempengaruhi peristiwa – peristiwa dan kekuatan – kekuatan politik sehingga hal tersebut menimbulkan rasa tidak peduli terhadap kegiatan
politik yang pada akhirnya menyebabkan ia tidak mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik. Sedangkan alienasi adalah perasaan keterasingan secara aktif
dan merupakan perasaan tidak percaya terhadap pemerintah. Dimana seseorang merasa bahwa dirinya tidak terlibat dalam urusan politik, dan pemerintah
dianggap tidak memiliki pengaruh baik terhadap kehidupan seseorang.
c. Faktor Pendidikan