BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Payudara adalah organ yang dibentuk oleh kelenjar
mammae
dan merupakan spesialisasi dari kelenjar keringat yang mensekresikan susu selama
masa laktasi. Tiap payudara terdiri dari 15-20 lobus yang terbagi lagi ke dalam beberapa lobulus yang berisi alveolus. Alveolus yang bertindak sebagai kelenjar
penghasil susu akan menyalurkan sekretnya ke duktus mamilaris kemudian ke sinus laktiferus dan akhirnya bermuara ke duktus laktiferus di dekat puting susu
Junqueira, 2005. Lobulus dan duktus payudara sangat responsif terhadap estrogen karena sel epitel lobulus dan duktus mengekspresikan reseptor estrogen
ER yang menstimulasi pertumbuhan, diferensiasi, perkembangan kelenjar payudara, dan
mammogenesis
Van De Graaff, 1995. Sebagai suatu organ, payudara juga dapat mengalami beberapa kelainan, seperti kelainan bentuk
anatomi, peradangan akibat infeksi, dan yang paling sering menimbulkan keluhan adalah munculnya pertumbuhan yang tidak terkoordinasi yang nantinya
berkembang menjadi tumor baik tumor jinak maupun tumor yang ganas. Tumor atau dalam istilah medis disebut sebagai neoplasma, secara
harafiah berarti pertumbuhan baru. Neoplasma merupakan massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan
pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian, walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti. Hal mendasar tentang asal neoplasma
adalah hilangnya responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan yang normal Kumar, 2007.
Tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas atau lebih sering dikenal dengan sebutan kanker. Suatu tumor dikatakan jinak apabila masih
berdiferensiasi baik secara morfologis dan fungsional masih mirip dengan sel asal, tumbuh perlahan, tidak menginfiltrasi jaringan sekitar serta tidak
bermetastasis ke organ lain. Dan hal yang berlawanan terdapat pada tumor ganas atau kanker. Kanker cenderung lebih anaplastik, laju pertumbuhan lebih cepat
Universitas Sumatera Utara
serta tumbuh dengan cara infiltrasi, invasi, destruksi, sampai metastasis ke jaringan sekitar dan cukup potensial untuk menimbulkan kematian Kumar, 2007.
Tumor dapat muncul pada berbagai organ tubuh manusia dalam bentuk pembesaran organ seperti pada otak, paru, tulang, ovarium, serviks, payudara, dan
lain-lain. Namun, angka morbiditas dan mortalitas tumor ganas kanker cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan tumor yang masih dalam kondisi
“jinak”. Kanker adalah penyebab kematian ketiga di dunia setelah peyakit
kardiovaskular dan penyakit infeksi. Data statistik menunjukkan bahwa kanker payudara adalah kanker yang menempati urutan pertama sebagai kanker terbanyak
di dunia, baik di Amerika, Eropa, dan Mediterania. Terdapat pengecualian di Afrika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, karena urutan pertama ditempati
oleh kanker leher rahim kemudian disusul oleh kanker payudara WHO, 2007. Sementara itu, sumber lain juga menyatakan 202.964 orang wanita di Amerika
Serikat didiagnosa menderita kanker payudara dan 40.598 orang meninggal akibat kanker payudara CDC, 2007. Di Indonesia sendiri, terdapat 7.844 16.9 orang
pasien rawat inap dan sebanyak 8.829 orang 22.33 pasien rawat jalan yang menderita tumor ganas payudara Profil Kesehatan Indonesia, 2005. Dan
berdasarkan data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, pada tahun 2007 terdapat 437 kasus baru penderita tumor ganas payudara.
Banyak hal yang bisa menjadi faktor yang mempermudah seseorang menderita tumor payudara. Usia yang lebih tua di atas 30 tahun menunjukkan
resiko menderita tumor payudara terutama kanker payudara lebih besar daripada usia yang lebih muda. Adanya riwayat keluarga yang mengidap tumor payudara,
riwayat usia menarke sebelum umur 12 tahun, usia menopause setelah umur 55 tahun, serta usia kelahiran hidup pertama yang semakin tua akan meningkatkan
kemungkinan seseorang untuk mendapat tumor. Selain itu terdapat pula faktor resiko yang masih belum dapat dipastikan seperti paparan dengan rokok,
pemakaian kontrasepsi oral, estrogen eksogen, diet tinggi lemak, dan konsumsi alkohol turut mempermudah seseorang mengidap tumor payudara Smith, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini, metode yang dipakai untuk mencari tahu apakah seseorang menderita tumor payudara sudah sangat berkembang. Seperti biopsi sampai
dengan pencitraan mammografi. Namun, sampai sekarang pemeriksaan histopatologi masih menjadi
gold standard
dalam menentukan apakah seseorang menderita suatu tumor, khususnya tumor payudara, atau tidak. Dari hasil operasi
jaringan yang dicurigai suatu pertumbuhan neoplastik, dapat diketahui bagaimana tipe pertumbuhan jaringan tersebut, apakah ganas atau jinak Euhus, 2008.
Sampai sekarang, belum ada data yang menunjukkan pembagian yang jelas dari tumor payudara tersebut, sementara data ini sangat penting untuk
penentuan klasifikasi tumor, sehingga pada akhirnya dapat juga ditentukan penatalaksanaan yang sesuai serta prognosis yang muncul akibat tumor payudara.
Maka penulis tertarik untuk mengamati karakteristik gambaran histopatologi tumor payudara tersebut yang nantinya akan diperoleh data yang menunjukkan
gambaran histopatologi tumor payudara, baik yang jinak maupun yang ganas, berdasarkan klasifikasi WHO tahun 2003.
1.2. Rumusan Masalah