Gambaran Umum Pondok Pesantren

43 komunikasi antara santri dan kyai. Perkataan pesantren berasal dari kata santri dengan awalan pe, dan akhiran an yang berarti tempat tinggal dan belajar para santri. 65 Menurut kamus besar bahasa Indinesia arti santri adalah orang mendalami agama Islam. 66 Menurut Hasbi Indra Pesantren adalah kampung peradapan. Keberadaannya didambakan, tetapi pesonnya tak mampu membetahkan penguninya. Ia sering dicibir sebagai bagian dari kamu fase kehidupan, karena lebih banyak mengurusi soal ukhrawiah ketimbang duniawiah. 67 Sedangkan menurut Amin Haedari dkk, pesantren pada umumnya sering juga disebut dengan pendidikan Islam Tradisional di mana seluruh santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang kyai. Asrama para santri tersebut berada dilingkungan komoplek pesantren, yang terdiri dari rumah tinggak Kyai, mesjid, ruang belajar, mengaji dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. 68 2. Pengertin Kyai dan Santri Kyai adalah tokoh sentral dalam suatu pondok pesantren, maju mundurnya pondok pesantren ditentukan oleh wibawa dan kharisma sang kyai. Kyai atau pengasuh pondok pesantren merupakan elemen yang sangat esensial bagi suatu pesantren. Rata-rata pesantren yang berkembang di jawa dan dimadura sosok kyai begitu sangat berpengaruh, kharasmatik dan berwibawa, sehingga amat disegani oleh masyarakat di lingkungan pesantren. Disamping itu, kyai pondok pesantren biasanya juga sekaligus sebagai penggasan dan pendiri dari pesantren yang bersangkutan. Oleh karenanya, sangat wajar jika dalam pertumbuhannya, pesantren sangat bergantung pada pesan seseorang kyai. 69 Sedangkan santri adalah siswa atau murid yang belajar di pesantren. Seorang ulama bisa disebut sebagai kyai kalau memiliki pesantren dan santri yang tinggal dalam pesantren 65 Saiful Akhyar Lubis, Konseling Islam Di Pondok Pesantren Studi Tentang Peran Kyai, Disertasi Yogyakarta: 2003. h. 180. 66 Ibid, h. 180. 67 Hasbi Indra, Pesantren dan transformasi sosial, studi atas pemikiran K. H. Abdullah syafi’ie dalam bidang pendidikan Islam, Jakarta: Penamadani, 2005. 68 Amin Haedari dkk, Masa Pesantren, Dalam Tantangan Modernitas Dan Tantangan Komplekitas Global. Jakarta: Ird Press, 2004, h. 31. 69 Ibid, h. 28. 44 tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu agama Islam melalui kitab-kitab kuning. Oleh karena itu, eksitensi kyai biasanya juga berkaitan dengan adanya santri di pesantren. Pada umumnya, santri terbagi dalam dua kategori adalah sebagai berikut: a. Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap di pesantren. b. Santri kalong yaitu para siswa yang berasal dari desa-desa disekitar pesantren. Seorang santri lebih memilih menetap di suatau pesantren, setelah pesantren mengadopsi sistem pendidikan modern seperti sekolah atau madrasah, tradisi kelana ini mulai ditinggalkan.

G. Kegiatan Belajar Mengajar Di Pondok Pesantren Darul Mukhlisin

Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan disebuah sekolah atau lembaga lainnya sering juga disebut dengan kegiatan pembelajaran. Dimana pembelajaran dalam suatu defenisi dipandang sebagai upaya mempengaruhi siswa agar belajar. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai miningkatkan cara belajar siswa di pondok pesantren. Oleh karena itu akibat yang mungkin tampak dari proses pembelajaran adalah siswa akan belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajaran, atau siswa akan mempelajari sesuatu cara yang lebih efesien. 70 Sekolah adalah sebuah tempat untuk melakukan kegiatan pembelajaran, pembinaan dan pelatihan, yang dilakukan guru kepada siswanya. Selanjutnya sekolah biasanya mempunyai atau memiliki program yang jelas, tersusun dengan baik serta memiliki tujuan yang telah ditetapkan serta dapat diukur. Oleh karena 70 Hamza B. Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Yang Kratif dan Efektif, Jakarta: PT.Bumi Aksara, Cet. 7, 2011, h. v. 45 itu menurut Nawawi, sebagaimana dikutip oleh Syaiful Sajala, sekolah itu tidak boleh diartikan hanya sekedar sebuah ruangan atau gedung atau tempat anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pengetahuan. Akan tetapi sekolah sebagai institusi perananya jauh lebih luas dari pada itu. Sekolah sebagai lembaga pendidikan terikat akan norma dan budaya yang mendukungnya sebagai suatu sistem nilai. 71 Sedangkan pendapat Reimer sekolah adalah lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok umur tertentu dalam ruang kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum yang bertingkat. Dengan melihat beberapa pendapat para ilmuan tentang sekolah, Syaiful Sagala menimpulkan bahwa sekolah adalah kerjasama sejumlah orang yang menjalankan seperangkat fungsi mendasar untuk melayani kelompok umur tertentu dalam ruang kelas yang pelaksanaannya dibimbing oleh guru melalui kurikulum yang bertingkat untuk mencapai tujuan instruksional dengan terikat akan norma dan budaya yang mendukungnya sebagai suatu sistem nilai. 72 Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, pelatihan dan pembinaan terhadap peserta didik, mungkin secara program dan secara garis besar sekolah perlu melakukan empat hal kegiatan pokok yaitu sebagai berikut: 1. Intrakurikuler, 2. Ektrakurikuler, 3. Kokurikuler 4. Hidden Kurikuler Dimana keempat hal kegiatan tersebut dapat dijelaskan di bawah ini. a. Kegiatan Intrakurikuler 71 Syaiful Sagala, Manejemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Memenangkaan Persaingan Mutu, Jakarta: PT. Nimas Multima, 2004, h. 53. 72 Ibid, h. 53-54.