16 pendapat
Wulan Anggraini,
Prasetyo Nugroho
2015: 25
mengungkapkan bahwa
membaca bertujuan
untuk melihat,
memahami isi atau makna, dan memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis,
sehingga diperoleh
pemahaman terhadap
bacaan. Melalui
membaca, informasi
dan pengetahuan
yang berguna
bagi kehidupan dapat diperoleh.
Berbeda dengan beberapa pendapat di atas, Muhsin Kalida dan Moh Mursyid 2014:107 menjelaskan definisi membaca
merupakan sebuah cara untuk membuka mata dan pikiran untuk menembus batas-batas kemajemukan, juga untuk mengatasi
keterbatasan dan ketertinggalan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, membaca berarti suatu kegiatan yang dilakukan pembaca
untuk melafalkan,
melisankan, memahami,
memaknai dan
mengenal suatu kata-kata, gagasan, ide yang dituangkan di dalam sebuah tulisan atau bahan bacaan.
b. Tujuan Membaca
Menurut Darmono
2004:183 tujuan
umum orang
membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan
membaca, yaitu : 1 Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam
kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Tujuan membaca semacam ini
adalah reading for pleasure.
17 2 Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti
pada membaca
buku-buku pelajaran
buku ilmu
pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual
profit.
3 Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan. Kegiatan membaca seperti ini dinamakan dengan reading for
work.
Pendapat lain dikemukakan oleh Pramila Ahuja dan G. C. Ahuja 2010:15 bahwa orang membaca dengan tujuan berbeda
dan pada waktu yang berbeda pula. Tujuan membaca tersebut diantaranya, untuk memuaskan rasa penasaran, untuk memperoleh
informasi, untuk memahami isi bacaan, serta memperoleh jawaban teka-teki yang terkandung di dalam bahan bacaan.
Berdasarkan pendapat tersebut, terdapat beberapa tujuan dari kegiatan membaca dan setiap orang memiliki tujuan yang
berbeda-beda. Tujuan
membaca adalah
untuk kesenangan,
meningkatkan pengetahuan,
memperoleh informasi,
maupun menghilangkan rasa penasaran terhadap suatu bahan bacaan.
5. Kajian Teori Tentang Anak Jalanan a. Pengertian Anak Jalanan
Menurut Bagong Suyanto 2013:1999 anak jalanan, tekyan, arek kere, atau anak gelandangan, sesungguhnya mereka
adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan terasing dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif
dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat.
18 Pendapat lain diungkapkan oleh Abdul Hayat 2010:15
anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran dijalanan atau tempat-tempat
umum lainnya. Pendapat tersebut seperti yang dijelaskan oleh Pusat Data dan Informasi Pusdatin Departemen Sosial RI dalam
Soetji Andari 2006:5, anak jalanan adalah anak yang berusia antara 5 tahun sampai dengan 21 tahun yang menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalanan maupun ditempat-tempat umum.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, definisi anak jalanan masih dipahami sangat bervariasi, mulai dari anak yang
hanya sekedar menghabiskan sebagian waktunya dijalanan hingga anak yang menjadikan jalanan sebagai tempat tinggal dan sumber
kehidupannya sehari-hari. Anak jalanan merupakan anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk hidup, mencari
nafkah, dan beraktifitas di jalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya. Aktivitas yang dilakukan anak jalanan tersebut bervariasi
mulai dari
mengamen, mengemis,
mengasong, mengelap
motormobil, dan berkeliaran dijalan maupun menggerombol dengan sesama kelompok anak jalanan.
b. Ciri-ciri Anak Jalanan
Menurut Nusa Putra, 1996:112 secara umum ciri-ciri anak jalanan yang biasa terdapat di sekitar perkotaan, antara lain :