45 jawabannya tidak dapat menebak posisi dari jawaban benar, serta dengan
aturan ini akan menjaga efektifitas waktu siswa.
3 Jawaban dan pengecoh Keyed alternative and Distractors
Kunci jawaban adalah pilihan jawaban yang benar atau yang paling benar untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, sedangkan pilihan jawaban
yang tidak benar dinamakan pengecoh distraktor atau foil. Tujuan dari pemberian distraktor adalah untuk menyediakan jawaban-jawaban yang
masuk akal namun tidak benar dari suatu pertanyaan atau pernyataan pada stem. Pilihan jawaban ini harus masuk akal bagi siswa yang level
pemahaman terhadap apa yang ditanyakan kurang.
4 Penjelasaninformasi Intepretative Material
Pada beberapa kasus, informasi tambahan diperlukan untuk menjadikan sebuah pertanyaan lebih jelas. Informasi tambahan tersebut disebut
interpretive material. Butir soal yang memuat informasi tambahan disebut context independent items, interpretative exercises, atau linked items.
b. Tes Uraian
Tes uraian adalah seperangkat soal yang berupa tugas, pertanyaan yang menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menyatakan
jawabannya menurut kata-katakalimat sendiri. Jawaban tersebut dapat berbentuk mengingat kembali, menyusun, mengorganisasikan atau
memadukan pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam rangkaian kalimat atau kata-kata yang tersusun secara baik.
46 Tes uraian adalah tes yang butir-butirnya berupa suatu pertanyaan
atau suatu suruhan yang menghendaki jawaban yang berupa uraian -uraian yang relatif panjang. Bentuk-bentuk pertanyaan atau suruhan yang diminta
kepada siswa untuk menjelaskan, membandingkan, menginterprestasikan dan mencari perbedaan. Semua bentuk pertanyaan atau suruhan tersebut
mengharapkan agar siswa menunjukkan pengertian mereka terhadap materi yang dipelajari. Tes uraian ini dapat mengungkap untuk mengingat,
memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal -hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan
tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Tes dapat menilai berbagai jenis kemampuan, misalnya
mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan Depdiknas, 2004: 41.
Tes uraian biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan atau prestasi belajar yang lebih kompleks, untuk mengetahui kemampuan atau
pemahaman yang lebih mendalam dari siswa. Tes uraian memiliki dua bentuk yaitu tes uraian terbatas dan tes uaraian bebas.Tes uaraian terbatas
biasanya jawaban siswa dibatasi dalam format, isi atau prosedur tertentu. Sehingga, tes uraian tipe ini cocok tipe ini sangat berguna untuk mengukur
hasil belajar pada level pemahaman, penerapan dan analisa. Sedangkan tes uraian bebas biasanya siswa diberi kebebasan untuk mengungkapakan
gagasan berdasarkan fakta, mengorganisasikan jawaban, mengintegrasikan gagasan dan mengevaluasi gagasan yang sesuai dengan anggapan siswa.
47 Oleh karena itu tes uraian bebas memberikan kemampuan siswa untuk
menunjukkan kemampuannya dalam menyampaikan pengetahuan faktual yang dia miliki,
mengevaluasi pengetahuannya, mengorganisasi
pemikirannya dan menyampaikan pemikirannya secara logis dan berkesinambungan. Tes ini sangat membantu dalam hal evaluasi
kemampuan menulis dan kemampuan mengemukakan pendapat. Menurut Zainul dan Nasoetion 1996: 33-35 dalam suwarto no2
vol 19 2010 tes uraian memiliki lima kelebihan yaitu: 1
tes uraian dapat digunakan dengan baik untuk mengukur hasil belajar yang kompleks
2 tes uraian menekankan kepada pengukuran kemampuan dan
keterampilan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber informasi ke dalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan
keterampilan pemecahan masalah 3
bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta tes untuk belajar dibandingkan bentuk tes yang lain
4 tes uraian memudahkan dosen untuk menyusun butir soal
5 tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis.
Kebaikan tes uraian ini bisa dilihat dari dua sudut pandang yaitu: guru dan siswa. Sudut pandang guru yaitu guru dapat mengukur hasil
belajar siswa yang kompleks, kemampuan dan keterampilan siswa, dan mudah untuk menyusun butir-butir soalnya. Sedangkan dari sudut pandang
48 siswa dapat meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kemampuan
menulis. Menurut Zainul dan Nasoetion 1996: 36-37 tes uraian memiliki
kelemahan: 1
reliabilitas tes rendah 2
untuk menyelesaikan tes uraian dengan baik guru dan siswa harus menyediakan waktu cukup banyak
3 jawaban peserta tes kadang - kadang disertai dengan bualan
4 kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang
paling membedakan prestasi belajar antar siswa. Dalam menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan
kelengkapan dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu
menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Adapun kelengkapan tersebut adalah kelengkapan perilaku yang diukur, digunakan untuk menetapkan aspek
yang dinilai dalam pedoman penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraian adalah menyusun pedoman penskoran.
Penulis soal harus dapat merumuskan secara tepat pedoman penskoran karena kelemahan bentuk soal uraian terletak pada tingkat subyektifitas
penyekoran.
49 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tes uraian adalah:
a. Materi
Soal harus sesuai dengan indikator, setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan, materi yang ditanyakan
harus sesuai dengan tujuan pengukuran, dan materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang dan jenis sekolah atau tingkat kelas.
b. Konstruksi
Soal menggunakan kata tanyaperintah yang menuntut jawaban terurai, ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal, setiap
soal harus ada pedoman penskorannya, dan tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas, terbaca, dan berfungsi
c. Bahasa
Rumusan kalimat soal harus komunikatif, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar baku, tidak menimbulkan penafsiran
ganda, tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempattabu, dan tidak mengandung kataungkapan yang menyinggung perasaan peserta
didik. Pertimbangan secara umum untuk menulis tes uraian menurut
Mehrens Lehmann 1973: 216-224 yaitu:
1
Memberikan waktu dan berfikir yang cukup untukmempersiapkan tes uraian.
2
Pertanyaan harus ditulis sehingga akan menunjukkan jenis penilaian yang akan diukur.
50
3
Menetapkan suatu kerangka kerja dalam domain kerja siswa.
4
Menunjukkan faktor-faktor yang dapat memajukan penilaian satu jawaban
5
Jangan memberikan pertanyaan opsional
6
Pergunakan sejumlah pertanyaan yang banyak yang mewajibkan jawaban singkat.
7
Jangan memulai pertanyaan uraian dengan kata-kata seperti: “daftarurutkan”, “siapa”, “apa”, “apakah”.
8
Sesuaikan panjang jawaban dan kompleksitas pertanyaan serta jawaban terhadap tingkat kematangan siswa.
9
Gunakan jenis pertanyaan yang menarik
10
Menyiapkan sebuah kunci skoring. Pertimbangan menulis tes uraian menurut Gronlund Linn 1990:
217-221 yaitu
1
Melarang digunakannya tes uraian dalam pelajaran yang tidak dapat dijadikan pedoman yang objektif yang memuaskan.
2
Merumuskan pertanyaan yang akan mendatangkan jalan keluar.
3
Pertanyaan menunjukkan kenyataan yang ada.
4
Menunjukkan estimasi batas waktu rata -rata untuk setiap pertanyaan.
5
Hindari penggunaan pertanyaan opsional.
51
5. Kemampuan Siswa Menyelesaikan Masalah