Sehubungan dengan rencana alokasi, masalah lokasi hub dikategorikan ke dalam dua kelas.  Kelas  yang  pertama  yaitu  alokasi  tunggal  yakni  sebuah  hub  tunggal  harus
menerima  dan  mengirim    keseluruhan  aliran  transportasi  dari  simpul  asal  atau tujuan  yang  ditugaskan.  Kelas  yang  kedua  yaitu  multi  alokasi  multiple  allocation
yakni aktifitas dari simpul pusat dapat diproses oleh lebih dari satu hub.
a Alokasi tunggal
b Multi alokasi
Gambar 2.10 Skema penugasan dalam permasalahan lokasi hub.
2.7.2 Kapasitas Capacitaced
Jenis  lain  dari  kapasitas  juga  diperhatikan  untuk  menentukan  variasi  yang  berbeda. Seperti contoh:
a. Kapasitas  dari  jumlah  aliran  transportasi  yang  tiba  pada  simpul  hub  dari
simpul-simpul nonhub, b.
Kapasitas dalam semua lalu lintas trasnportasi, c.
Kapasitas pada busur hub hub arcs.
Bagaimanapun,  kapasitas  dalam  bentuk  umum  dipertimbangkan  pada  simpul hub atau pada sisi hub.
2.8 Formulasi Tata Nama Permasalahan Hub
Untuk  memudahkan  penamaan  variasi  dari  permasalah  lokasi  hub  digunakan  aturan sebagai berikut: setiap masalah dibuat ke dalam bentuk XYZ dalam bahasa Inggris,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dimana X mengindikasikan aturan kapasitas  dengan batasan kapasitas Capacitaced C  ,tanpa  batasan  kapasitasUncapacitaced  C  ,  Y  untuk  model  alokasi    alokasi
tunggal  Single  Allocation  SA,  alokasi  majemuk  Multiple  AllocationMA  dan  Z untuk tipe masalah seperti:
1. Masalah p-hub median p-Hub Median Problem pHMP.
2. Masalah hub covering Hub Covering Problem HCP.
3. Masalah p-hub center p-Hub Center  Problem pHCP.
Contohnya:  permasalahan  alokasi  tunggal  p-hub  median  tanpa  batasan kapasitas  dinotasikan  dengan  USApHMP  Uncapacitaced  Single  Allocation  p-Hub
Median  Problem,  dan  bagaimanapun  penamaan  tanpa  batasan  kapasitas,  atau  kedua skema  penugasan  juga  diperbolahkan,  kita  dapat  mengabaikan  indikator  dan
menggunakan SApHMP atau UpHMP pHMP
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama  dua  dekade  terakhir,  masalah  alokasi  hub  menjadi  sangat  populer  dengan berbagai  aplikasi  yang  sangat  sukses  di  berbagai  bidang  di  darat,  transportasi  udara,
jaringan telekomunikasi dan sistem logistik. Masalah alokasi hub biasanya meningkat pada situasi di mana surat, kargo, penumpang pesawat terbang, paket telekomunikasi,
ataupun  barang  harus  dikirimkan  dari  simpul  asal  ke  simpul    tujuannya,  tetapi  itu merupakan hal yang sangat mahal atau tidak praktis untuk menerapkan  transport link
kepada setiap pasangan simpul asal dan tujuan.
Dalam  permasalahan  ini,  jaringan  transportasi  dimodifikasi  sehingga  p  lokasi simpulnodes  dipilih  menjadi  hub.  Hub  tersebut  saling  terhubung  penuh  satu  sama
lain  dengan  link  jaringan.  Sistem  hub  ini  membuat  kumpulan  aliran  dalam  proses pengiriman dalam jaringan transportasi mengalami pemusatan pada suatu simpul yang
menjadi hub. Lokasi sisa simpul nohub ditugaskan kepada hub tersebut. Setiap hub melayani   lokasi nonhub  yang ditugaskan kepadanya.  Lalu  lintas kemudian dialirkan
diantara  pasangan    dari  tiap  lokasi  dengan  menggunakan  hub  sebagai  simpul  tengah pemilihan. Selanjutnya, penggunaan hub  menggantikan aliran langsung dengan aliran
yang  tidak  langsung.  Hasil  dari  stuktur  jaringan  tansportasi  yang  baru  kemudian digunakan sebagai sistem hub dan spoke  lihat pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Sistem hub dan Spoke Keterangan  :  simpul  1  dan  2  adalah  lokasi  hub  serta  simpul  3  dan  5  4  dan6
terhubung ke simpul lainnya melalui simpul 1 2.
1 3
4
5 6
2 5
1 4
3
6 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Permasalahan  p-hub  median  merupakan  permasalahan  ketika    mendesaian sebuah jaringan transportasi, dimana jumlah tetap dari simpul p dialakoasikan menjadi
hub  dan  simpul  yang  tersisa    akan  dialokasikan  kepada  satu  atau  lebih  hub  yang dipilih sehingga biaya operasi dari jaringan yang dihasilkan  adalah minimal. Dengan
membuat  biaya  operasi  yang  minimal  maka  akan  diperoleh  keuntungan  yang  lebih dari  jaringan  yang  diperoleh  sebagai  akibat  dari  biaya  pengeluaran  yang  semakin
berkurang.
Beberapa  aplikasi permasalahan  p-hub median dalam kehidupan nyata antara lain seperti  pada sistem penerbangan  dimana yang menjadi hub ialah gabungan dari
bandar  udara  sementara  yang  menjadi    simpul  non  hub  ialah  bandar  udara    yang bertugas sebagai tempat transit ataupun tempat pengisian bahan bakar. Contoh lainnya
ialah  perusahaan  jasa  pengiriman  barang  kilat  FEDEX  Federal  Express  yang memulai  menggunakan  sistem  hub  pada  tahun    1973.  Contoh  lainnya  yang  paling
banyak menggunakan sistem hub ialah proses pengiriman surat dan barang  yang ada di  kantor  pos  dimana  yang  menjadi  hub  ialah  kantor  pos  yang  menjadi  pusat
penyortiran dan yang menjadi nonhub ialah kantor pos regional.
Dengan menggunakan sistem p-hub median dalam jaringan transportasi  maka akan muncul suatu permasalahan dalam menentukan jarak pengiriman tersingkat yang
dapat mengefisienkan proses pengiriman barang sebagai akibat dari sistem pemusatan yang  terjadi  pada  hub.  Salah  satu  penyelesaian  yang  dapat  digunakan  dalam
meyelesaikan  masalah  p-hub  median  untuk  mempersingkat  jarak  pengiriman  dalam sistem  transportasi  adalah  dengan  menggunakan  lintasan  terpendek  shortest  path.
Dengan  metode  ini,  alokasi  masalah    dari  pengumpulan  dan  pendistribusian  aliran dapat    diselesaikan  dengan  menemukan  lintasan  terpendek    antara  setiap  pasangan
simpul dalam graph berarah, mengijinkan pengumpulan  dari simpul ke hub, transfer antara  hub  dan  setiap  pasangan  simpul  dari  graph  berarah.  Dengan  menerapkan
lintasan  terpendek  maka  waktu  transport  dalam  jaringan  akan  semakin  singkat  dan efisien.
Berdasarkan  titik  tolak  di  atas,  maka  penulis  ingin  membuat  tulisan  dengan judul  :  “PERMASALAHAN  P-HUB  MEDIAN  DENGAN  LINTASAN
TERPENDEK” .
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2 Perumusan Masalah