Hubungan Interaksi Masyarakat dengan Kouban 交番 di Jepang

70 masyarakat yang lebih manusiawi. Dengan paradigma baru ini diharapkan lahirnya polisi sipil yang humanis yang dapat menciptakan simpati dari masyarakat. Dengan adanya simpati dari masyarakat, kepercayaan terhadap polisi akan muncul dan menciptakan suati interaksi dengan masyarakat. Sehinggah polisi akan mampu untuk menyelesaikan masalah sosial dan mencari jalan keluar, terutama dalam menghadapi masalah keamanan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Dengan adanya interaksi yang terus-menerus terjalain, polisi akan senantiasa lebih mudah dalam mencegah, menangani, serta mengurai masalah yang ada terkusus masalah pelanggaran lalu lintas.

3.5.2 Hubungan Interaksi Masyarakat dengan Kouban 交番 di Jepang

Soichi Ito dalam Kunarto dan Kuswaryono 1998:39, Sistem kouban telah tertanam pada masyarakat Jepang dan telah menarik perhatian dunia karena sistem ini menjamin ketentraman dan keselamatan kehidupan masyarakat melalui kontak hubungan keselamatan dengan penduduk setempat. Karena jumlah petugas polisi yang bertugas di kouban yang relatif sedikit yaitu 3-4 orang dalam satu shift, maka dibutuhkan kerjasama antara polisi dan masyarakat. Hal ini merupakan syarat utama dalam sistem kouban. Suichi Ito 1998:41, Menjaga hubungan kerjasama dengan penduduk harus dianggap sebagai tugas petugas kouban yang penting. Hal ini bertujuan mengenali situasi dan daerah yurisdiskinya dengan cukup baik untuk mendukung kelancaran tugasnya dan menjami kerjasama dengan sesama penduduk. Secara tradisional polisi biasanya lebih menekankan pada sistem pengenalan situasi Universitas Sumatera Utara 71 daerah. Tetapi pada masa sekarang lebih menitikberatkan pada kerjasama dengan penduduk. Perubahan ini mencerminakan perubahan gaya hidup masyarakat Jepang. Dewasa ini berkenaan dengan perkembangan urbanisasi, menjadi bertambah sulit bagi petugas polisi untuk membina hubungan dekat dengan penduduk seperti yang berlaku selama ini. Hal ini menyebabkan petugas kouban untuk lebih memperhatikan hubungan antara polisi dan masyarakat. Bayley dalam Suichi Ito 1998:46 menyatakan bahwa dalam menjalin hubungan kerjasama antara polisi Jepang dengan penduduk, terdapat beberapa hal yang menjadi keunikan dalam sistem kepolisian Jepang. Pertama, petugas kouban menangani berbagai keluhan dan berbagai perminataan dari penduduk. Kedua, patroli berjalan kaki yang merupakan salah satu tugas dari petugas kouban merupakan cara yang efektif dalam membentuk hubungan saling mempercayai antara polisi dan penduduk. Ketiga, Melalui penugasan untuk mengunjungi rumah penduduk dan pelayanan penyuluhan, petugas kouban dapat mengetahui kehidupan masyarakat sehari-hari. Dari data di atas kita mengetahui bahwa semua kegiatan atau tugas yang ada pada kouban mengarah pada terciptanya ineraksi dengan masyarakat. Hal ini menyatakan bahwa masyarakat adalah sebagai kunci dari kouban. Masyarakat akan memberikan informai dan menjadi pelaku pencegahan masalah apabila kouban mampu menciptakan interaksi yang baik. Inilah yang menjadiakn kouban sebagai ujung tombak dalam sistem kepolisian Jepang. Kouban dapat masuk kedalam kehidupan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Kouban menjadikan interaksi dan kedekatannya kepada masyarakat sebagai senjata dalam Universitas Sumatera Utara 72 menghadapi masalah, sehinggah polisi dan masyarakat dapat sama-sama mencegah kejahatan. BAB IV Universitas Sumatera Utara 73 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan