Alat-alat Bahan Hidrolisis Minyak Kelapa Murni

16

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Mikrobiologi Fakultas Farmasi USU Medan. Penelitian dilakukan berdasarkan metode eksperimental dengan meneliti pengaruh variabel bebas yaitu tingkat hidrolisis 25, 50, 75 dan 100 minyak kelapa murni terhadap variabel terikat yaitu daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli di dalam whipped cream yang dilakukan dengan metode Angka Lempeng Total.

3.1 Alat-alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca listrik maximum Sartorius, Jepang, Hotplate Heidolp, Jerman, Pendingin Tegak, Buret, Statif, Penangas air, klem, bola karet, autoklaf Fisons, inkubator Fiber Scientific, jarum ose, Laminar Air Flow Cabinet Astec HLF 1200L, lemari pendingin Toshiba, Hand Mixer Tiger, cawan petri, pipet tetes, mikroskop Olympus CX31, oven Memmert, kamera Sony, indikator universal Merck, dan alat- alat gelas sesuai kebutuhan.

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah natrium hidroksida, kalium hidroksida, metanol, asam klorida, n-heksan, natrium sulfat, indikator fenolftalein, akuades. Bahan untuk pembuatan whipped cream yaitu mentega putih dan susu kental manis produksi PT. Frisian Flag Indonesia. Bahan pembuatan media bakteri yaitu media Plate Count Agar Oxoid, media Nutrient Universitas Sumatera Utara 17 Agar Oxoid, natrium klorida. Bakteri yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus ATCC 29737 dan Escherichia coli ATCC 87064, serta minyak kelapa murni produksi Noery Vico Lhokseumawe – NAD. Gambar minyak kelapa murni yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1. 3.3 Penyiapan Bahan 3.3.1 Pembuatan Larutan Pereaksi

3.3.1.1 Larutan HCl 0,5 N

Sebanyak 41,39 ml asam klorida pekat diencerkan dalam air suling hingga 1000 ml. Kemudian dilakukan pembakuan HCl 0,5 N dengan cara ditimbang sebanyak 0,25 gram natrium karbonat yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 270 O C selama 1 jam, kemudian dilarutkan dalam 100 ml air. Dititrasi dengan larutan asam klorida menggunakan indikator merah metil sampai berwarna merah muda. Larutan dipanaskan hingga mendidih, kemudian didinginkan dan dititrasi kembali. Dipanaskan lagi hingga mendidih, dan dititasi lagi hingga warna merah muda tidak hilang dengan pendidihan lebih lanjut Ditjen POM, 1995.

3.3.1.2 Larutan NaOH metanol 0,5 N

Ditimbang sebanyak 20 gram pelet natrium hidroksida, kemudian dilarutkan dalam metanol hingga 1000 ml. Kemudian dilakukan pembakuan NaOH metanol 0,5 N dengan cara dipipet sebanyak 10 ml NaOH metanol 0,5 N kemudian dititrasi dengan HCl 0,5 N dengan menggunakan indikator fenolftalein sampai warna merah muda.

3.3.1.3 Larutan Merah Metil

Dilarutkan 100 mg merah metil dalam 100 ml etanol. Universitas Sumatera Utara 18

3.3.1.4 Larutan Fenolftalein

Dilarutkan 1 gram fenolftalein dalam 100 ml etanol.

3.3.1.5 Larutan KOH 0,1 N

Ditimbang sebanyak 5,61 gram pelet kalium hidroksida, kemudian dilarutkan dalam air hingga 1000 ml. Kemudian dilakukan pembakuan KOH 0,1 N dengan cara ditimbang sebanyak 0,3 gram kalium biftalat yang sebelumnya telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120 O C selama 2 jam, dan dilarutkan dalam 75 ml air bebas karbon dioksida. Ditambahkan 2 tetes fenolftalein dan dititrasi dengan larutan kalium hidroksida hingga terjadi warna merah muda mantap.

3.3.1.6 Larutan Alkohol 95 Netral

Sebanyak 480 ml alkohol 99 dilarutkan dalam air suling sampai 500 ml. Kemudian larutan dipindahkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein dan dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda. 3.3.2 Penyiapan Alat dan Bahan untuk Pengujian Sifat Antibakteri 3.3.2.1 Sterilisasi Alat Alat-alat dan bahan untuk pemeriksaan mikrobiologi harus disterilkan terlebih dahulu sebelum dipakai. Alat-alat gelas disterikan di oven pada suhu 170 O C selama 2 jam dan media yang digunakan disterilkan di autoklaf pada suhu 121 O C selama 15 menit , jarum ose dibakar dengan lampu bunsen. 3.3.2.2 Pembuatan Media Nutrient Agar Komposisi: Beef Extract 3 gram Peptone 5 gram Universitas Sumatera Utara 19 Agar 15 gram Air suling sampai 1 liter Sebanyak 28 gram serbuk Nutrient Agar NA dilarutkan dalam air suling hingga 1 liter dengan bantuan pemanasan sampai semua bahan larut sempurna. Kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 O C selama 15 menit Oxoid, 2006.

3.3.2.3 Pembuatan Media Plate Count Agar

Komposisi: Trypton 5,0 gram Ekstrak yeast 2,5 gram Glukosa 1,0 gram Agar 9,0 gram Air suling sampai 1 liter Sebanyak 17,5 gram serbuk Plate Count Agar PCA dilarutkan dalam air suling sebanyak 1 liter, dipanaskan sampai mendidih sampai semua serbuk PCA larut, disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 O C selama 15 menit Oxoid, 2006.

3.3.2.4 Pembuatan Larutan NaCl 0,9

Natrium klorida ditimbang sebanyak 9 gram lalu dilarutkan dalam air suling sedikit demi sedikit dalam labu ukur 1000 ml sampai larut sempurna. Lalu ditambahkan air suling sampai garis tanda. Larutan kemudian dipindahkan ke dalam wadah kaca dan disterilkan di autoklaf pada suhu 121 O C selama 15 menit. 3.3.2.5 Pembuatan Agar Miring Kedalam tabung reaksi dimasukkan 3 ml media nutrien agar, didiamkan pada suhu kamar sampai sediaan membeku pada posisi miring 45 O kemudian disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 5 O C. Universitas Sumatera Utara 20

3.4 Hidrolisis Minyak Kelapa Murni

Untuk penentuan bilangan penyabunan dilakukan prosedur sebagai berikut yaitu sejumlah 10 gram minyak ditimbang dalam labu alas 250 ml. Ditambahkan 100 ml NaOH metanol 0,5 N. Labu alas dihubungkan dengan pendingin tegak dan dipanaskan sampai tersabunkan sempurna 3 jam. Selanjutnya larutan didinginkan dan ditambahkan 1 ml larutan indikator fenolftalein, kemudian dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai warna merah jambu menghilang. Bilangan Penyabunan dihitung dengan rumus: ml NaOH x N NaOH – ml HCl x N HCl Bilangan Penyabunan = x BM NaOH gram minyak Untuk hidrolisis parsial dari minyak dilakukan dengan memodifikasi prosedur bilangan penyabunan diatas, yaitu dengan mengurangi volume NaOH yang digunakan sesuai dengan tingkat hidrolisis. Volume NaOH yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 3. Sejumlah 50 gram minyak ditimbang kemudian ditambahkan NaOH metanol 0,5 N sesuai tingkat hidrolisis 25, 50, 75 dan 100 kemudian labu alas dihubungkan dengan pendingin tegak dan dipanaskan selama 3 jam. Setelah penyabunan selesai maka campuran ditambahkan HCl 0,5 N untuk membebaskan asam lemak yang tersabunkan, selanjutnya diekstraksi 2 kali masing-masing dengan 50 ml n-heksan sehingga terbentuk dua lapisan. Lapisan atas fraksi n- heksan dikumpulkan kemudian ditambahkan 50 mg Na 2 SO 4 anhidrat dan didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya diuapkan di atas penangas air dalam cawan penguap untuk menghilangkan n-heksan. Minyak yang diperoleh Universitas Sumatera Utara 21 ditambahkan dalam pembuatan whipped cream dan diuji sifat antibakterinya Permata, 2012.

3.5 Penentuan Bilangan Asam Minyak Kelapa Murni dan Hasil Hidrolisis Minyak Kelapa Murni