2.7.1 Tumor Jinak
Hampir seluruh jenis histopatologi tumor jinak dapat tumbuh pada sinonasal. Termasuk tumor jinak epitelial yaitu sinonasal papilloma
dan salivary gland-type adenoma, dan yang non-epitelial yaitu neurofibroma, haemangioma, myxoma, osteoma, chondroma, dan lain-lain. Juga tumor
odontogenik misalnya ameloblastoma, adamantinoma, dan lain-lain. Beberapa jenis tumor jinak ada yang mudah kambuh atau secara klinis bersifat ganas karena
tumbuh agresif mendestruksi tulang, misalnya inverted papilloma, displasia fibrosa atau pun ameloblastoma. Pada jenis ini tindakan operasi harus radikal.
2,7
Secara umum tumor jinak tersering adalah sinonasal papilloma schneiderian papilloma. Tumor ini berasal dari epitel mukosa saluran
pernafasan bersilia yang merupakan derivat dari ektoderm yang melapisi rongga hidung dan sinus paranasal disebut dengan membran Schneiderian, menghasilkan
tiga tipe morfologi papilloma yang berbeda, diantaranya inverted papilloma, oncocytic papilloma, dan exophytic papilloma atau secara keseluruhan disebut
dengan Schneiderian papilloma. Schneiderian papilloma ini hanya mewakili 0,4-4,7 dari semua tumor sinonasal.
2,7,10
Inverted papilloma terjadi di sepanjang dinding lateral rongga hidung middle turbinate atau ethmoidal recesses, dengan ekstensi sekunder ke sinus
paranasal terutama maksila dan etmoid. Sangat jarang inverted papilloma yang berasal dari sinus paranasal. Oncocytic papillomas terjadi paling sering
di sepanjang dinding lateral hidung tetapi juga dapat berasal dalam sinus paranasal maksila atau ethmoid. Exophytic papilloma hampir selalu terbatas
pada septum nasi. Tipe inverted dan oncocytic sangat jarang terjadi pada septum
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
nasi. Sinonasal papilloma biasanya unilateral, tetapi dapat juga terjadi papilloma bilateral. Tumor ini memiliki kecenderungan untuk menyebar di sepanjang
mukosa ke daerah sekitarnya, termasuk nasofaring. Walaupun jarang sinonasal papiloma ini dapat berasal dari luar saluran sinonasal, diantaranya pada faring,
telinga tengah, mastoid, nasofaring, dan kantung lakrimalis. Migrasi ektopik dari membran Schneiderian selama embriogenesis mungkin dapat menjelaskan
terjadinya papilloma yang menyimpang ini.
2,7,11
Inverted Papilloma Schneiderian papilloma, inverted type, ICD-O 81211, pemeriksaan fisik berupa massa berwarna merah atau abu-abu, tidak
transparan, konsistensi padat sampai lunak dan rapuh, berbentuk polipoid dengan permukaan berbelit atau berkerut. Pemeriksaan histopatologi tumor ini memiliki
pola pertumbuhan endofit atau inverted, dilapisi membran epitel yang proliferatif, tumbuh ke bawah ke dalam stroma yang mendasarinya. Sel epitel ini
berlapis-lapis 5-30 lapis dan bervariasi, terdiri dari sel skuamosa, sel transisional, dan sel kolumnar mungkin ketiganya ada dalam satu lesi,
bercampur dengan mucocytes sel goblet dan kista musin intraepitel. Sel skuamosa nonkeratin dan sel transisional lebih dominan, dan sering dilapisi
selapis sel epitel kolumnar bersilia. Ketiga jenis sel dapat muncul bersamaan pada satu lesi dengan proporsi yang bervariasi. Infiltrasi sel radang kronis menyusup
pada semua lapisan epitel permukaan. Sel-sel epitel pelapis merupakan sel normal dengan inti seragam. Sel-sel atipik dan pleomorfik mungkin dapat dijumpai.
Komponen epitel dapat menunjukkan gambaran clear cell yang luas, mengindikasikan adanya konten glikogen yang berlimpah. Aktivitas mitosis
sedikit dan biasanya dapat dilihat pada lapisan basal dan parabasal, tetapi
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
tidak dijumpai mitosis yang atipik. Fokus keratinisasi permukaan dijumpai pada 10-20 kasus dan sel-sel displastik dijumpai pada 5-10 kasus. Hal ini bukan
merupakan tanda-tanda keganasan, tetapi penting untuk dievaluasi. Kelenjar saliva minor biasanya tidak dijumpai. Komponen stroma bervariasi dari
miksomatus sampai fibrosa, dengan atau tanpa disertai sel radang terutama neutrofil dan vaskularisasi yang bervariasi. Kelenjar seromusinosa normal jarang
absen dari tumor ini, karena epitel neoplastik menggunakan saluran-saluran dan kelenjar sebagai jalan untuk memperluas ke dalam stroma. Inverted papilloma
yang besar dapat menghambat drainase sinus di dekatnya. Akibatnya, tidak jarang juga menemukan polip hidung normal pada spesimen inverted papilloma, yang
teridentifikasi dengan penampilan terlalu miksoid dan transiluminasi, sedangkan inverted papilloma tidak akan seperti itu.
2,6,7,12
Gambar 2.3 Inverted Papilloma. A. Gambaran makroskopis, tampak seperti pita yang tumbuh
ke dalam stroma. B-C. Gambaran mikroskopis, tampak epitel skuamosa tumbuh hiperplastik ke dalam stroma membentuk polipod. D. Inverted papilloma dengan pelapis epitel respiratori
bersilia yang hiperplastik, dan tampak transmigrasi neutrofil dari basal membran ke epitel. E
. Inverted papilloma dengan epitel skuamosa dan epitel respiratori bersilia. F. Gambaran koilosit
pada infeksi HPV.
2,3,7
A
B
E D
C
F
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Oncocytic Papilloma Schneiderian papilloma, oncocytic type, ICD-O 81211 , pemeriksaan fisik berupa massa fleshy berwarna merah kehitaman
sampai coklat, atau abu-abu, berbentuk papilari atau polipoid, berhubungan dengan obstruksi hidung dan epistaksis yang intermitten. Pola pertumbuhan
tumor ini dapat exophytic dan endophytic. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan sel epitel proliferatif, tersusun berlapis-lapis 2 - 8 lapis sel
yang terdiri dari sel-sel bentuk kolumnar tinggi, inti sel kecil, gelap hiperkromatin, relatif seragam, kadang-kadang vesikular, dan anak inti kurang
jelas. Sitoplasma eosinofilik berlimpah bengkak dan bergranul, dan pada permukaan paling luar dapat dijumpai beberapa sel epitel bersilia. Pada lapisan
epitel ini khas dijumpai beberapa kista kecil berisi musin atau sel radang neutrofil mikroabses. Kista ini tidak dijumpai pada submukosa. Umumnya tidak dijumpai
kelenjar saliva minor. Komponen stroma bervariasi, dari miksomatus sampai fibrous, disertai infiltrasi sel radang limfosit, sel plasma, dan neutrofil,
namun hanya sedikit eosinofil dan vaskularisasi yang bervariasi.
2,7,13
Gambar 2.4 Oncocytic papilloma. A. Gambaran makroskopis, tampak pertumbuhan exophytic
panah putih dan inverted panah hitam. B dan C. Gambaran mikroskopis, tampak pelapis epitel onkositik berlapis, disertai kista berisi musin dan mikroabses pada intraepitel.
3,7
Exophytic Papilloma Schneiderian papilloma, exophytic type, ICD-O 81210, pemeriksaan fisik exophytic papilloma berupa massa papillary atau
warty, exophytic, verrucous, cauliflower-like lesions, ukuran rata-rata 2 cm,
A B
C
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
berwarna abu-abu, merah muda atau coklat, tidak transparan, melekat pada septum hidung dengan dasar relatif luas, konsistensi kenyal sampai keras padat.
Tampak massa bertangkai melekat pada mukosa. Pemeriksaan histopatologi tampak pola papilar dengan fibrovascular core yang dilapisi oleh epitel
yang berlapis-lapis 5-20 lapis sel, bervariasi dari sel skuamosa epidermoid, sel transisional intermediet, sampai sel kolumnar pseudostratifikasi bersilia
sel saluran pernapasan, disertai mucocytes goblet cell, dan kista musin intraepitel. Tidak dijumpai keratinisasi pada permukaan, kecuali pada tumor
yang teriritasi atau jika papilloma sangat besar dan menggantung ke vestibulum hidung, dimana tumor terkena efek pengeringan oleh udara. Mitosis jarang
dan tidak pernah atipik. Stroma berupa fibrovascular core diinfiltrasi oleh sedikit sel radang.
2,7,12
Gambar 2.5 Exophytic papilloma. A. Gambaran makroskopis, tampak pertumbuhan exophytic
pada septum nasi. B. Gambaran mikroskopis, tampak struktur papilar dengan epitel skuamosa. C.
Tampak pelapis epitel skuamosa hiperplastik, koilositik.
2,3,7
2.7.2 Tumor Ganas