Menganal i si s Kesesuai an Penokohan, Di al og, dan Latar dal am Pementasan Drama
A. Menganal i si s Kesesuai an Penokohan, Di al og, dan Latar dal am Pementasan Drama
Tuj uan Pem bel aj ar an Pada subbab ini, Anda
akan menganalisis teater-sandekala.blogspot.com
kesesuaian penokohan, dialog, dan latar dalam pementasan drama.
Setelah mempelajari subbab ini, Anda diharapkan dapat menganalisis kesesuaian penokohan, dialog, dan latar dalam pementasan drama.
Gambar: Pementasan drama.
Pada pelajaran ini Anda akan ditugaskan menganalisis kesesuaian penokohan, dialog, dan latar dalam pementasan drama. Berikut ini adalah naskah drama yang akan digunakan dalam pementasan.
Bapak Karya: B. Soelarto
Bagimu, kemerdekaan bumi pusaka dipertahankan oleh satu batalion Tentara Nasional Indonesia. Di kota itulah si Bapak dikagetkan
Drama ini terjadi pada tanggal 19 Januari 1949, kedatangan putra sulungnya yang mendadak muncul
sebulan sesudah tentara kolonial Belanda melancarkan setelah bertahun-tahun merantau tanpa kabar berita.
aksi agresinya yang kedua dengan merebut ibu kota Si Sulung telah kembali pulang dengan membawa
Republik Indonesia, Yogyakarta. Tentara kolonial sebuah usul yang amat mengagetkan si Bapak.
telah pula siap siaga untuk melancarkan serangan Waktu itu seputar pukul 10.00, si Bapak yang
kilat hendak merebut sebuah kota strategis yang hanya kilat hendak merebut sebuah kota strategis yang hanya
melepas kaca mata, dan meletakkan pesawat potret di meja.
Bapak : ”Dia, putra sulungku. Si Anak hilang Sulung : “Huhuhu, kota tercintaku ini rupanya
yang telah kembali pulang. Dan sebuah sudah berubah wajah. Dipenuhi penghuni
usul diajukan; segera mengungsi ke baju seragam menyandang senapan.
daerah pendudukan yang serba aman Dipagari lingkaran kawat berduri. Dan
tenteram. Hem ya, ya, usulnya dapat wajahnya kini menjadi garang berhiaskan
kumengerti. Karena ia sudah terbiasa laras-laras senapan mesin. Tapi di atas
bertahun merantau hidup di sana. Dalam segalanya, kota tercintaku ini masih
sangkar. Jauh dari deru prahara. Bertahun tetap memperlihatkan kejelitaannya.”
mata hatinya digelap-butakan oleh nina- Bapak : “Begitulah, Nak, suasana kota yang
bobok, leha-leha si penjajah. Bertahun sedang dicekam keadaan darurat
semangatnya dijinakkan oleh suap roti-
perang.”
keju. Celaka, oo, betapa celaka nian.” Sulung : “Ya, pertanda akan hilang keamanan,
Si bungsu datang sambil tersenyum. berganti huru-hara keonaran. Dan, Bungsu : ”Ah, Bapak rupanya lagi ngomong
mumpung masih keburu waktu, seorang diri.”
bagaimana usulan Bapak atas usulku Bapak : “Ya, anakku terkadang orang lebih
itu?”
suka ngomong pada diri sendiri. Tapi, Bapak : “Menyesal sekali, Nak ....” bukankah kau bersama abangmu?
Sulung : ”Bapak menjawab dengan penolakan, Bungsu : “Ya, sehari kami tamasya mengitari
bukan?”
seluruh penjuru kota. Sayang sekali, kami Bapak : ”Ya.” tidak berhasil menjumpai Mas ....”
Bungsu : ” Jawaban Bapak sangat bijaksana.” Bapak : ”Tunanganmu?”
Sulung : ”Bijaksana!?! Ya, kau benar manisku. Bungsu : ”Ah, dia selalu sibuk dengan urusan
Setidak-tidaknya demikianlah kemiliteran melulu. Bahkan ketika kami
anggapanmu, karena bukankah secara mendatangi asramanya, ia tak ada. Kata
kebetulan tunanganmu adalah seorang mereka, ia sedang rapat dinas. Hehehe,
perwira TNI di sini. Tapi, maaf, seolah-olah seluruh hidupnya tersita
bukan maksudku menyindirmu, adik untuk urusan-urusan militer saja.”
sayang.”
Bapak : “Kita sedang dalam keadaan darurat Bungsu : ”Ah, tidak mengapa. Kau hanya perang, Nak. Dan dalam keadaan begini
sedang keletihan. Mengasolah dulu, ya, seorang prajurit kepentingan negara ada di
Abang. Mengasolah, kau begitu capek atas segala. Bukan saja seluruh waktunya,
nampaknya. Bapak, biar aku pergi bahkan juga jiwa raganya. Tapi, eh, mana
belanja dulu untuk hidangan makan abangmu sekarang?”
siang nanti.”
Bungsu : ”Oo, rupanya dia begitu rindu pada Si Bungsu pergi. Si Sulung mengantar dengan
bumi kelahirannya, seluruh penjuru
senyum.
kota diprotesi semua. Tapi kurasa abang Bapak : “Nak, pertimbangan bukanlah karena
akan segera tiba. Dan sudahkah Bapak masa depan adikmu seorang. Juga
menjawab usul yang diajukannya itu?” karena masa depan sisa usiaku.”
Bapak : “Itulah, itulah yang hendak kuputuskan Sulung : ” Hem. Lalu? Karena rumah dan tanah
sekarang ini, Nak.” pusaka ini barangkali ya, Bapak!”
Bungsu : ”Nah, itulah dia!” Bapak : “Sesungguhnyalah, Nak, lebih karena
itu.”
78 Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program Bahasa
Sulung : “Oo ya?!? Apa itu ya, Bapak?” Sulung : “Baik, baik. Tapi ya, Bapak, kita bukan Bapak : ”Kemerdekaan.”
politisi.”
Sulung : ” K e m e r d e k a a n ! ? ! K e m e r d e k a a n Bapak : “Nak, setiap patriot pada hakikatnya siapa?”
adalah seorang politikus jua. Kendati Bapak : ”Bangsa dan bumi pusaka.”
tidak harus berarti menjadi seorang diplomat, seorang negarawan. Dan, justru
Si Sulung kecewa. kesadaran dan pengertian politiknya
Sulung : ”Bapak yang baik. Bertahun sudah itulah, seorang patriot akan senantiasa
aku hidup di daerah pendudukan sana membangkang terhadap tiap politik
bersama beribu bangsa awak tercinta. penjajahan. Betapapun manis bentuk
Dan aku seperti juga mereka, tidak lahirnya. Renungkanlah itu, Nak. Dan
pernah merasa jadi budak belian ataupun marilah kuambil contoh masa lalu.
tawanan perang.Ketahuilah ya, Bapak, Bukankah semasa kita masih hidup
di sana kami hidup merdeka.” dalam alam Hindia-Belanda, kita hidup
Bapak : ”Bebaskah kau menuntut serba kecukupan dalam sandang pangan,
kemerdekaan?” kesejahteraan hidup keluarga dalam
Sulung : ”Hoho, apa yang musti dituntut! Kami suasana aman tenteram dan masa pensiun
di sana manusia-manusia merdeka.” yang enak, sudah dengan sendirinya
Bapak : “Bagaimana kemerdekaan menurut kau, berarti hidup dalam kemerdekaan? Tidak
Nak?” anakku! Kemerdekaan tidak ditentukan
Sulung : ”Hem. Di sana kami punya wali negara, oleh semuanya itu. Kemerdekaan
bangsa awak. Di sana segala lapangan ialah soal harga diri kebangsaan, soal
kerja terbuka lebar-lebar bagi bangsa kehormatan kebangsaan. Ia ditentukan
awak. Di sana, bagian terbesar tentara, oleh kenyataan, apakah suatu bangsa yang
polisi, dan alat negara bangsa awak. menjadi yang dipertuan, mutlak atas bumi
Di atas segalanya, kami di sana hidup pusakanya sendiri atau tidak. Ya anakku,
dalam damai. Rukun berdampingan renungkanlah kebenaran ucapanku ini.
antara si Putih dan bangsa awak ....”
Renungkanlah ....”
Bapak : ”Dan di atas segalanya pula, di sana Sulung : ”Menyesal ya, Bapak. Rupanya kita
si Putih menjadi yang dipertuan. berbeda kutub dalam tafsir makna ....”
Dan sebuah bendera asing menjadi Bapak : “Namun kau, Nak, kau wajib
lambang kedaulatan, lambang kuasa, merenungkannya. Sebab aku yakin kau
penjajahan. Dapatkah itu kau artikan akan mampu menemukan titik simpul
suatu kemerdekaan?” kebenaran ucapanku ini.”
Sulung : ”Ah, Bapak berpikir secara politis. ...................................................................
Selalu merupakan buah politik.” ................................................................
Lat i han 1
1. Berdiskusilah bersama guru Anda untuk
2. Siswa yang bertugas mementaskan drama menentukan siapa saja yang cocok untuk
dengan beberapa orang siswa yang bertugas memerankan drama “Bapak” di atas serta
membantu pelaksanaan pementasan drama harus untuk menentukan siapa saja yang bertugas
mendiskusikan hal-hal apa saja yang dibutuhkan membantu kelancaran pementasan drama
untuk pementasan drama tersebut (tata rias, latar, tersebut!
dan lain-lain)!
Bab 5 Perjuangan
3. Setelah siswa yang bertugas mementaskan
Format Analisis Kesesuaian Penokohan,
drama tampil, siswa lain menganalisis
Dialog dan Latar
kesesuaian penokohan, dialog, dan latar
dalam Pementasan Drama
dalam pementasan drama tersebut dengan menggunakan format sebagai berikut.
No Catatan / komentar Siswa
yang Diperankan
Lat i han 2
1. Tontonlah sebuah pementasan drama bersama d. konflik dengan menunjukkan data yang teman/guru Anda!
mendukung
2. Dari drama yang Anda tonton itu tentukanlah: e. tema drama tersebut disertai alasan a. kesesuaian tokoh dan peran dalam pementasan
f. pesan drama dengan data yang mendukung drama tersebut
g. Jelaskan kaitan isi dan nilai-nilai drama b. kesesuaian dialog para tokoh drama tersebut
tersebut dengan kehidupan sehari-hari c. kesesuaian latar dan peran latar drama tersebut