4.2.7 Gotong Royong
Di dalam cerita ini kita dapat melihat begitu giatnya Tengku Raden membudayakan bergotong royong kepada masyarakat dan pengikutnya, agar
segala sesuatu dapat dikerjakan bersama – sama, selain untuk mempermudah kinerja, bergotong royong juga dapat mempererat tali silaturahmi sesama
masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan berikut :
“…Ditetapkan bahwa sifat perjuangan atau peperangan harus dengan gerilya yaitu sambil mencari nafkah di hutan, di laut, menuntut ilmu,
bertani dan lain – lain sambil bergerilya. Tengku Raden menganjurkan menanggulangi segala persoalan yang menimpa atau yang mengganggu
kemakmuran dan ketenteraman mesti dihadapi secara gotong royong. Justru itu untuk obat – obatan pun mesti secara serentak menanam dan
menjaga jenis tumbuh – tumbuhan yang dapat dipergunakan ramuan obat apalagi tumbuhan jenis makanan. Setelah selesai mengajarkan ilmu
itu Tengku Raden pada masyarakat perbatasan tanah Batak dengan Sumatera Timur, Bandar Manis, Kuala Beringin khususnya dan Kualuh
umumnya, maka mereka mengadakan pesta gembira di Lumban Pinasa”.
Dari kutipan di atas dapat kita lihat bahwasanya Tengku Raden giat mengajak masyarakat untuk bergotong royong dalam setiap hal.
4.2.8 Kepercayaan Kepada Takdir
Sebagai seseorang yang mempunyai wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas, Tengku Raden juga percaya akan adanya Takdir yang akan diterimanya.
Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan berikut : “…Tengku Raden berkata lagi, langkah hari ini tidak dapat dielakkan,
dinanti di rumah pun bakal mati, didatangi kegelanggang pun mati, lebih
baik mati berjuang dari pada mati di atas kasur, tentu besar faedahnya untuk anak – anak di kemudian hari”.
Kepercayaan Tengku Raden kepada takdirnya, lebih kepada kepercayaan terhadap adanya kekuasaan Tuhan.Dikarenakan dia mengetahui manusia hanya
bisa berencana, selebihnya Tuhan lah yang mempunyai wewenang atas dirinya.
4.2.9 Kepercayaan Kepada Kekuatan Gaib
Pada masa tempo dulu, masyarakat masih banyak yang mempercayai akan adanya kekuatan gaib, begitu juga dengan masyarakat Melayu Kualuh, yang
percaya akan kesaktian dan kekuatan gaib yang dimiliki oleh Tengku Raden. Sehingga banyak masyarakat yang menjadi pengikutnya. Disaat Tengku Raden
dan para panglimanya melakukan perlawanan terhadap Belanda di tanah perbatasan, Tengku Raden berhasil membunuh empat orang serdadu Belanda
dengan cara yang misterius. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan berikut :
“…Yang bertugas membunuh Konteler bangsa Belanda itu ialah Tengku Raden. Beberapa panglima perang Tengku Raden turut hanya untuk
membawa senjata yang dilucuti dari konteler bangsa Belanda yang terbunuh. Hasil perjuangan membantu tanah Batak Tengku Raden dapat
membunuh 4 orang konteler bangsa Belanda. Seorang pun dari serdadu pengawal konteler bangsa Belanda itu tidak ada yang mengetahui
bagaimana cara Tengku Raden membunuh dan melucuti senjatanya, tanpa ada bunyi letusan dan teriakan. Oleh karena daerah tanah Batak dan
sipirok yang kehilangan konteler bangsa Belanda empat orang, dengan keadaan yang misterius gaib maka pihak pembesar militer bangsa
Belanda, untuk waktu yang singkat menarik pasukan – pasukan dari daerah tanah Batak, dan memperkuat front Belanda ke daerah Sumatera
Timur”.
Begitu juga halnya dengan Raja Kualuh yang ditugaskan Belanda untuk menangkap Tengku Raden hidup atau mati, para panglima kerajaan Kualuh
mengetahui bahwasanya Tengku Raden seseorang yang mempunyai kekuatan gaib, maka dari itu mereka bermusyawarah dan mengatur waktu dan hari yang
tepat untuk menangkap atau membunuh Tengku Raden. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan berikut :
“…Maka Raja Kualuh memanggil semua panglima – panglimanya dan beberapa orang panglima dari Asahan berunding untuk menangkap atau
membunuh Tengku Raden. Setelah perundingan memutuskan bahwa Tengku Raden mesti dibunuh. Caranya beliau diundang dalam menghadiri
pesta gembira dari adik angkatnya permaisuri Raja Kualuh. Pesta itu adalah pesta adat, jadi yang patut membuka pesta adat besar itu adalah
abang angkatnya yang tangkas dalam adat daerah hulu dan Kualuh. Diutuslah 4 orang panglima dan beberapa orang serdadu. Sebelum
berangkat keempat orang panglima raja ini telah berlatih dan dibekali dengan ilmu bermacam – macam kekebalan. Panglima – panglima Raja
Kualuh dan rombongan lebih dahulu melihat langkah. Sebab Tengku Raden ini dikenal orang yang sakti, kebal dari segala macam aniaya orang,
binatang dan jin”.
Dari kutipan di atas dapat kita lihat bahwasanya masyarakat Kualuh dan para kalangan istana kerajaan Kualuh mempercayai akan adanya kekuatan gaib
yang dimiliki oleh Tengku Raden.
4.3 Pandangan Masyarakat terhadap Legenda Tengku Raden