69
Setelah dilakukan penilaian kondisi situ maka didapatkan kualitas situ Leutik seperti pada tabel IV.3 tentang Penilaian Kondisi Situ Leutik
TABEL IV.3 PENILAIAN KONDISI SITU LEUTIK
NO PARAMETER PENILAIAN
KONDISI NILAI BOBOT
1 Penyusutan luas dalam 10 tahun terakhir
Tinggi 25 1
2 Kedalaman musim hujan
Dangkal 2 m 1
3 Penurunan muka air pada musim kemarau
Rendah 25 3
4 Sempadan
Tidak ada 1
5 Cekdam Pintu Air
Tidak ada 1
6 Prosentase tutupan vegetasi
25 3
7 Baku Mutu air
Kelas III 2
Jumlah 12
Sumber : Hasil Analisis, 2010
4.1.4 Analisis Penilaian Kondisi Situ Curug
Kondisi situ yang terletak di Kelurahan Curug, pada saat ini kondisisnya berubah menjadi daratan karena bangunan pelimpah
spillway
runtuh dan longsor sedalam 15 meter pada tahun 1996. Penyusutan luasan pada Situ Curug masuk
pada kondisi tinggi, karena dengan hancurnya bendung situ menyebabkan situ seluas 2 Ha yang merupakan bagian dari DAS Angke dan menjadi hulu dari
Sungai Angke berubah menjadi ladang dan kolam ikan yang dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Data dari Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor yang
menyebutkan terjadi penyusutan luasan dari 2 Ha data tahun 1993 menjadi 0 Ha data tahun 2005.
Kondisi situ sebelum bendung hancur merupakan Sungai Angke yang dibendung dengan kedalaman situ rata-rata pada ketinggian 5 meter. Namun pada
saat ini kondisinya tidak terlihat lagi adanya situ melainkan palung sungai yang cukup curam dan dalam dengan kedalalaman pada musim hujan masuk pada
kondisi dangkal dibawah 2 meter pada saluran yang melewati bekas situ. Sedangkan pada saat musim kemarau penurunan muka air masuk pada kondisi
rendah dengan kondisi muka air sungai dibekas situ berkisar dibawah 0,5 meter. Sumber air utama situ selain dari Bendung Angke I juga mendapat suplesi dari
bangunan sadap Cidepit BCdp 4,5,7,8 dan 9 daerah irigasi Cisadane Empang,
70
sehingga menyebabkan Situ Curug tetap terjaga ketinggian muka airnya. Situ Curug dahulunya merupakan sungai yang dibendung dengan debit air yang cukup
besar, hal ini terlihat dari bekas saluran pembawa yang sudah tidak berfungsi, yang ukurannya cukup besar dengan lebar 4 meter, sehingga diperkirakan dapat
membantu mengaliri areal persawahan yang cukup luas. Kondisi sempadan dan batas situ masuk pada kondisi sempadan yang tidak
ada dan batas situ yang tidak jelas, yang ada hanya bekas tanggul situ dengan lebar 1 meter dimana disekeliling situ telah dipadati dengan permukiman
penduduk. Pada penilaian kondisi bangunan air masuk pada kondisi tidak ada bangunan air yang berfungsi, karena keberadaan bangunan pengeluaran
outlet
dan pintu air sudah tidak ada lagi akibat longsor tahun 1996 sehingga saluran air irigasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya sedangkan saluran pembawa masih
ada dan dijadikan kolam ikan oleh penduduk. Pada kreteria vegetasi yang menutupi situ masuk pada kondisi di atas 50,
terlihat kondisi vegetasi yang menutupi seluruh bekas situ dengan vegetasi berupa pohon-pohon. Sedangkan penilaian kondisi kualitas air, Situ Curug masuk pada
kelas IV dengan peruntukan berupa air untuk pertanaman dan untuk peruntukan lain yang menpersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Pada Gambar 4.4 tentang Kondisi Situ Curug terlihat kondisi situ yang telah berubah menjadi Sungai Angke dengan lereng yang cukup terjal dan bekas
badan situ yang ditumbuhi pepohonan serta bekas saluran pembawa air irigasi yang dimanfaatkan menjadi kolam ikan.
GAMBAR 4.4 KONDISI SITU CURUG
Sumber : Hasil Observasi Penulis, 2009
71
Setelah dilakukan penilaian kondisi situ maka didapatkan kualitas Situ Curug seperti pada Tabel IV.4 tentang Penilaian Kondisi Situ Curug.
TABEL IV.4 PENILAIAN KONDISI SITU CURUG
NO PARAMETER PENILAIAN
KONDISI NILAI BOBOT
1 Penyusutan luas dalam 10 tahun terakhir
Tinggi 25 1
2 Kedalaman musim hujan
Dangkal 2 m 1
3 Penurunan muka air pada musim kemarau
Rendah 25 3
4 Sempadan
Tidak ada 1
5 Cekdam Pintu Air
Tidak ada 1
6 Prosentase tutupan vegetasi
50 1
7 Baku Mutu air
Kelas IV 1
Jumlah 9
Sumber : Hasil Analisis, 2010
4.1.5 Analisis Penilaian Kondisi Situ Anggalena