Perbedaaan utama antara pandangan subyektif dan obyektif adalah pada pernyataan probabilitasnya probability statement. Pandangan obyektif menyatakan probabilitas
sebagai state of thing, yaitu ciri atau karakteristik suatu benda atau proses, sama halnya dengan berat, volume, cepat, lambat dan sebagainya. Sebaliknya pandangan
subyektif menyatakan probabilitas sebagai state of mind atau suatu tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang berkenaan dengan suatu keadaan.
2.6 Nilai Harapan Expected Value
Jika pilihan secara langsung tidak dapat dilakukan, maka cara yang sering digunakan adalah dengan memakai konsep nilai ekspektasi sebagai dasar pengambilan
keputusan. Nilai harapan atau nilai rata-rata merupakan nilai ringkasan untuk mewakili
suatu kelompok nilai. Bila adalah variabel acak, maka nilai harapan sama dengan
jumlah hasil kali setiap variabel dengan probabilitasnya, dinyatakan dalam rumus berikut.
=
Dalam teori pengambilan keputusan, nilai harapan payoff expected payoff merupakan salah satu kriteria dasar pengambilan keputusan. Untuk hal-hal yang
menguntungkan seperti laba, hasil penjualan, penerimaan dan lain sebagainya dapat dipilih suatu alternatif dengan nilai harapan terbesar maximum expected payoff,
sebaliknya untuk hal-hal yang tidak menguntungkan seperti rugi, pengeluaran, hutang dan lain sebagainya dapat dipilih alternatif dengan nilai harapan terkecil minimum
expected payoff.
2.7 Preferensi dan Utilitas
Utilitas adalah angka yang mengekspresikan nilai pay off sebenarnya sesuai dengan konsekuensi keputusan, atau dapat dikatakan sebagai tingkat keputusan atau daya
Universitas Sumatera Utara
guna pembuat keputusan dalam suatu masalah yang dihadapi. Utility dapat juga dikatakan
preferensi pembuat
keputusan terhadap
suatu nilai
dengan mempertimbangkan faktor resiko. Untuk suatu himpunan hasil set of outcomes yang
sudah dibuat peringkatnya berdasarkan preferensi.
Preferensi dapat dikatakan sebagai ketertarikan seseorang pada sesuatu. Di dalam konsep pengambilan keputusan, nilai preferensi ini akan diukur dengan tujuan
diperoleh sebuah keputusan yang seolah-olah bersifat obyektif.
Dapat ditentukan nilai utilitas yang menjelaskan preferensi tersebut. Utilitas terbesar untuk hasil yang paling disukai, dan utilitas terkecil untuk yang tidak disukai. Pada
umumnya setiap orang mempunyai preferensi tersendiri dalam menghadapi resiko. Preferensi ini dapat dituangkan terhadap sebuah kurva yang disebut kurva utilitas.
Kemudian Pembuat keputusan berdasarkan pada ekspektasi utility dari alternatif- alternatif yang ada dan memilih berdasarkan ekspektasi utility yang tertinggi ataupun
terendah sesuai tujuan keputusan
Berikut dijabarkan beberapa asumsi untuk menentukan nilai utilitas yang mempunyai kesamaan bahwa nilai utilitas yang diperoleh hanya mengenai individu tunggal hanya
berlaku untuk perorangan dan berperilaku taat azas consistently yang sesuai dengan seleranya. Dalam kata lain, kapanpun dan dimanapun, jika menghadapi persolan yang
sama, keputusan yang aakan diambilnya akan sama.
Asumsi-asumsi tersebut adalah : 1. Peringkat Preferensi
Asumsi ini menyatakan bahwa seseorang dapat menentukan untuk setiap pasang hasil H
1
dan H
2
, apakah ia lebih memilih H
1
daripada H
2
, atau sebaliknya, atau tak membedakan sama sekali anatra memilih H
1
maupun H
2
. Asumsi ini akan mudah dimengerti jika pay-off dalam bentuk satuan mata uang ataupun ukuran-ukuran
kuantitatif lainnya. Peringkat preferensi akan menjadi lebih susah bila pay-off dinyatakan secara kualitatif. Selama preferensi terhadap dua hasil pilihan tidak dapat
ditentukan, selama itu pula nilai utilitas tidak dapat diperoleh nilainya.
Universitas Sumatera Utara
2. Transitivitas Preferensi Asumsi kedua ialah apabila H
1
lebih disukai dari H
2
dan H
2
lebih disukai daripada H
3
, maka jelas bahwa H
1
lebih disukai dari H
3
. Sifat yang demikian disebut transitivitas dan mencerminkan sifat taat azas dari seorang individu. Contohnya: seseorang lebih
menyukai buah durian daripada pepaya, dan Ia lebih menyukai pepaya daripada pisang. Sehingga sifat taat azasnya adalah bahwa Ia lebih menyukai durian daripada
pisang.
3. Asumsi Kontinuitas Asumsi kontinuitas menyatakan, ada beberapa permainan yang memiliki hasil terbaik
dan terburuk sebagai hasilnya, namun ada kalanya bahwa seseorang menganggap sama preferensinya dengan hasil yang sedang cukup atau hasil diantara dua keadaan
hasil yang sangat ekstrim tersebut.
4. Asumsi Substitutabilitas Asumsi substitutabilitas menyatakan, memungkinkan untuk memperbaikimerevisi
suatu permainan dengan penggantian substituting suatu hasil dengan hasil lainnya, asalkan ada kesamaan. Dalam kata lain, seseorang bersedia untuk menukar hasil yang
diperolehnya pada sebuah permainan dengan hasil yang ditawarkan pada permainan lain dimana Ia merasa tidak berbeda antara keduanya.
5. Asumsi Peningkatan Preferensi Asumsi ini berkenaan dengan setiap pasangan kejadian dengan hasil yang sama yang
mungkin dialami dalam sebuah permainan. Kejadian dengan nilai probabilitas terbesar untuk hasil yang lebih diinginkan, harus lebih disukai. Atau dalam artian lain,
preferensi akan kejadian dengan probabilitas penerimaan hasil terbesar pasti lebih disukai daripada yang sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
2.8 Fungsi Utilitas