Pelaku Tata Rias Dan Tata Busana Tari

Serangkai biasanya ditarikan diawal acara kegiatan, sebagai pembuka yang bersifat hiburan. Pelaksanaan Kerja Tahun merdang merdem dan Gendang Guro-guro Aron setiap tempat tidak selalu sama, hal ini disesuaikan dengan hasil kesepakatan masyarakat setempat. Tari Lima Serangkai yang dibahas dalam tulisan ini adalah tari Lima Serangkai yang difestivalkan. Pelaksanan festival bisa dilakukan diluar ruangan Outdoor dan didalam ruangan indoor. Hasil penelitian dari beberapa tempat, festival yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2009 bertempat di Open Stage, Berastagi merupakan pertunjukan outdoor dan pada tanggal 3 November 2010 di Hotel Sibayak, Berastagi merupakan pertunjukan indoor.

3.4.2 Pelaku

Dalam tari Lima Serangkai yang menjadi pelaku adalah penari. Penari merupakan bagian penting dalam pertunjukan tari Lima Serangkai karena penarilah yang mempertunjukkan tarian Lima Serangkai tersebut dan ia akan menjadi pusat perhatian dari penonton. Penari Lima Serangkai adalah muda mudi umur tidak dibatasi, yang berpasangan. Biasanya jumlah penari 10 orang, dengan 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Dalam penentuan penari tidak ada cara khusus yang dilakukan, siapa saja bisa menjadi penari Lima Serangkai asalkan ada kesanggupan pemain untuk dapat menari dan waktu yang dimiliki para penari. Para penari berlatih untuk mempelajari gerakan di sanggar-sanggar dimana mereka bergabung seperti sanggar PEMKAB Karo melakukan latihan di Pendopo Kantor Bupati Kabanjahe. Pelatih tari biasanya adalah orang-orang pemilik sanggar yang berpengalaman dalam tari Lima Serangkai, maksudnya pernah belajar tari Lima Serangkai, atau orang-orang yang bergerak dibidang seni tari contoh guru tari, tokoh adat. Dalam masing-masing sanggar tari memiliki penari dan pelatih tari, yang berprofesi tidak hanya sebagai penari dan pelatih tari melainkan memiliki pekerjaan yang lain. Pada saat pertunjukan, penari akan saling berinteraksi dengan sesama penari diatas panggung dalam melakukan gerakan.

3.4.3 Tata Rias Dan Tata Busana Tari

Tata rias dan busana tari Lima Serangkai tidaklah terlalu istimewa, maksudnya tata rias dan tata busana masih menyerupai kebanyakan tari-tari tradisional Karo lainnya. Penggunaan tata rias dan busana disesuaikan dengan kondisi sehari-hari masyarakat setempat. Meskipun tari ini selalu dipersembahkan dihadapan banyak orang, namun tata riasnya hanya menggunakan rias cantik. Maksud dari rias cantik adalah tata rias yang digunakan tidak menggambarkan karakter atau tokoh tertentu. Busana tari Lima Serangkai yang digunakan dapat mendukung konsep dan tema tari. Adapun kostum yang digunakan dalam pertunjukan tari Lima Serangkai yaitu: 1. Penari perempuan a. Kebaya, baju yang selalu dipakai oleh masyarakat Karo di setiap kegiatan adat dan pada saat menari. b. Sarung, merupakan pakaian yang biasa digunakan oleh masyarakat Karo dalam kegiatan sehari-hari ataupun pada kegiatan-kegiatan adat. c. Tudung adalah beka buluh yang dibentuk menjadi penutup kepala penari perempuan. d. Uis nipes adalah kain adat berwarna merah yang merupakan ciri khas masyarakat Karo. Tudung Kebaya Uis Nipes Sarung 2. Penari laki-laki a. Baju kemeja, merupakan pakaian yang biasa digunakan oleh pria Karo dalam kegiatan adat dan acara-acara resmi lainnya. b. Celana panjang, pakaian pria yang digunakan saat kegiatan adat dan acara resmi. c. Sarung, merupakan pakaian yang digunakan masyarakat Karo dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan-kegiatan adat. d. Beka buluh, ada 2 beka buluh yang digunakan oleh penari laki- laki. Beka buluh yang diletakkan dipundak dan beka buluh yang dipegang ditangan. Beka buluh yang dipegang ditangan nantinya akan digunakan pada saat menari, dibentuk untuk penutup kepala yang disebut bulang-bulang. Beka buluh Baju Kemeja Celana Panjang Sarung

3.4.4 Deskripsi Gerakan Tari