Berpartisipasi Proses Diagnosa Oleh Rumah sakit Jiwa Sumatera Utara

Sumatera Utara. Bagi pasien yang pernah sebelumnya masuk ke Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara Hanya memberikan tanda Kwitansi yang pernah diterima oleh keluarga sipasien. Proses diagnosa dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara dengan melibatkan anggota keluarga pasien selama setengah hari setelah pasien sebelumnya sudah mulai menginap di Rumah Sakit Sumatera Utara pada hari pertama. Proses untuk melihat diagnosa si peneliti melakukan dengan dua cara yaitu : berpartisipasi dan wawancara :

3.2.1 Berpartisipasi

Dokter Psikiter memberikan kesempatan kepada keluarga untuk memberikan alasan mengapa si pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa tersebut, setelah keluarga si pasien selesai memberikan alasannya, Dokter menyuruh sipeneliti untuk membawa keluarga si pasien untuk menyelesaikan masalah administrasi dan mengisi pendaftaran. Setelah selesai si pasien dibawa keruangan yang sudah tersedia di IGD dan disana si pasien dibiarkan selama 1-2 hari, setelah hari ke-3 Dokter psikiater dan si peneliti mulai memberikan pendekatan terhadap sipasien. Sapaan yang pertama yang diberikan Doter adalah memperkenalkan diri dan bertanya kepada si pasien apa kemauannya saat itu. Setelah si pasien mengatakan kemauannya yaitu ingin rokok, maka Dokter menyuruh si peneliti mencari rokok saat itu. Setelah si peneliti memberikan rokok, Dokter dan si peneliti membawa si pasien keruangan pemeriksaan, guna memeriksa apa yang membuat si pasien menjadi gila dan termasuk penyakit kejiwaan apa si pasien tersebut. Universitas Sumatera Utara Setelah selesai dari ruangan IGD sipasien dimasukkan keruangan yang telah disediakan oleh Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara. Selama si peneliti melakukan penelitian secara partisipasi, si peneliti masuk sebagai perawat yang telah menerima ijin dari Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara. Untuk melihat bagaimana sistem yang diberikan rumah sakit untuk perawatan penyembuhan terhadap rumah sakit maka si peneliti memulai aktivitas sebagai perawat selama 1 bulan penuh. Sebelum si peneliti terjun untuk melakukan aktivitas tersebut, si peneliti mempelajari bagaimana tugas perawat untuk memberikan perawatan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa. Dengan waktu yang tidak terlalu lama si peneliti di ajari seorang perawat yang sudah 25 tahun menggeluti pekerjaan tersebut yaitu Bapa Sungkono S.Kep. Dalam waktu 3 hari untuk belajar maka si peneliti mulai melakukan aktivitas sebagai perawat untuk pasien sakit jiwa. Bentuk-bentuk yang dilakukan perawat untuk melihat si pasien benar- benar pasien sakit jiwa adalah sebagai berikut: 1. Mengamati pandangan mata pasien apakah terlihat kosong yaitu jika pandangan matanya tidak fokus saat melihat sesuatu hal misalnya ketika diajak berbicara oleh perawat, bola mata si pasien tidak tertuju pada lawan bicaranya. Untuk seluruh pasien yang menderita gangguan jiwa baik yang akan digolongkan kedalam jenis penyakit gangguan jiwa stress ataupun jenis penyakit gangguan jiwa saraf sama-sama memiliki ciri-ciri pandangan mata yang terlihat kosong. 2. Melihat sikap pasien • Jika pasien selalu terlihat gelisah atau seperti orang linglungkebingungan dan terlihat seperti sering mengkhayal setiap Universitas Sumatera Utara saat atau lebih dari sepuluh kali dalam satu hari, maka kesimpulan sementaranya pasien akan digolongkan kedalam jenis penyakit gangguan jiwa stress. • Jika pasien tidak selalu pada saat-saat tertentu terlihat gelisah atau seperti orang linglungkebingungan dan terlihat seperti sering mengkhayal, terkadang juga bersikap normal seperti orang sehat pada umumnya dan mampu melakukan suatu tugas yang diperintahkan oleh pembina seperti disuruh mandi atau membersihkan badannya. Maka kesimpulan sementaranya pasien akan digolongkan kedalam jenis penyakit gangguan jiwa saraf. Setelah melakukan hal tersebut maka perawat melakukan konsultasi kepada Dokter spesialis jiwa untuk memberikan solusi bagaimana perawatan yang harus diberikan. Biasanya para perawat sudah memiliki buku status pasien dan buku tersebut lah yang diperiksa oleh dokter spesialis jiwa. Dokter tersebut berfungsi bagi perawatan yang memberikan Obat untuk di konsumsi para pasien sakit jiwa.

3.2.2 Wawancara

Dokumen yang terkait

Kondisi Kebersihan Mulut dan Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Penderita Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tuntungan

6 98 73

Sistem Perawatan Dan Penyembuhan Terhadap Pasien Sakit Jiwa (Studi Deskriptif Mengenai Sistem Perawatan dan Penyembuhan Terhadap Pasien yang Menderita Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara, Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tu

0 62 137

Orientasi Penyembuhan Pada Pasien Penderita Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Tentang Sistem Penyembuhan Pada Pasien Penderita Gangguan Jiwa Di Panti Rehabilitasi Bukit Doa)

0 80 149

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan

0 39 6

Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

1 57 131

Teknik Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa (Studi Deskriptif Tentang Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Kepada Pasien Halusinasi Dalam Proses Penyembuhan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat)

0 5 1

Tahapan Komunikasi Terapeutik Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar (Suatu Studi Deskriptif tentang Penyembuhan Jiwa Pasien Melalui Tahapan Komunikasi Terapeutik oleh Perawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat)

5 107 139

Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat (Studi Deksriptif Mengenai Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Dalam Proses Penyembuhan Di Rumah Sakit Jiwa provinsi Jawa Barat )

0 2 1

Muslim Terhadap Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Kota Medan.”

0 0 7

Dukungan Psikososial Keluarga dalam Penyembuhan Pasien NAPZA di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara – Medan

0 0 18