Latar belakang masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap individu, keluarga, masyarakat dan juga merupakan perwujudan dari tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau bangsa. Oleh karena itu, kesehatan mempunyai arti yang strategis dalam pembangunan dan juga modal dasar dalam pembangunan. Hanya masyarakat yang sehat memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi, yakni manusia yang amat dibutuhkan dalam pembangunan Zulkarnaen, 1991. Masalah kejiwaan itu begitu luas, kompleks, mengandung banyak misteri dan hal-hal yang menarik sehingga selalu saja menantang manusia untuk mengadakan study intensif terhadapnya. Luas dan kompleksitasnya tidak hanya disebabkan oleh tidak mampunya orang mengkuantifisir gejala-gejala kejiwaan yang misterius itu, akan tetapi oleh sebab faktor-faktor penyebabnya bersifat multifaktor sehingga gejala-gejalanya juga bisa didekati dari berbagai macam perspektif. Berdasarkan hal tersebut berarti termasuk disiplin ilmu Antropologi juga bisa menyajikan wawasan yang khas mengenai gejala kejiwaan manusia yang dalam istilah Antropologinya adalah “Etnopsikiatri”. Etnopsikiatri meninjau penyakit jiwa berangkat dari hal tentang bagaimana masyarakat tradisional memandang dan menangani penyakit jiwa. Foster Anderson, 2005 Penyakit gangguan jiwa menurut ilmu kedokteran pada intinya hampir tidak pernah disebabkan oleh satu kausa penyebab yang tunggal; akan tetapi Universitas Sumatera Utara selalu disebabkan oleh satu rentetan kompleks faktor penyebab yang saling mempengaruhi dan terjalin satu sama lain. Penyebab gangguan kejiwaan pada seseorang tersebut bersifat multifaktor, yaitu disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu faktor organis atau somatic, faktor psikis dan struktur kepribadian dan faktor lingkungan sosial dan budaya. Ketiga faktor tersebut bekerja dan beroperasi secara stimultan bersamaan. Penyebab penyakit jiwa atau gangguan psikis Gangguan Skizofrenia bersifat multifaktor, maka penanganannya pun harus melewati diagnostic yang multikasual Kartini Kartono ,2002:41. Adapun fungsi rumah sakit jiwa adalah Undang-undang Kesehatan No.3- 1996: • Melindungi para pasien terhadap segala kemungkinan yang merusakkan diri mereka sendiri, rumah sakit tempat tinggal mereka, pekerjaan mereka dll, • Memudahkan keberadaan para pasien dengan memberi mereka perlindungan terhadap faktor-faktor lingkungan yang memicu dan mempererat hubungan mereka, • Menyediakan perhatian yang mendukung, hubungan perseorangan, dan kesempatan-kesempatan untuk pengungkapan diri. Dalam rangka mempermudah penyembuhan dan pemulihan kesakitan mental pasien yang mengalami gangguan jiwa, maka fungsi rumah sakit jiwa disini harus menjadi sebuah lingkungan yang berpengaruh yaitu aman, dapat melindungi, melayani, memberi -perhatian, pemeliharaan dan pembinaan kepada pasien penderita sakit jiwa sampai mencapai tingkat pulih dan dapat melakukan kembali fungsi sosialnya dimasyarakat. Universitas Sumatera Utara Menyadari arti pentingnya dari kesehatan terutama pada pembangunan, masalah kesehatan cukup sukar dalam pemecahannya karena masalah kesehatan saat ini tidak lagi merupakan masalah medis semata, tetapi juga mencakup masalah yang begitu luas sehingga memerlukan sorotan dari berbagai disiplin ilmu. Permasalahan kesehatan tidak lagi terbatas pada permasalahan bagaimana mendiagnosa suatu penyakit lalu berusaha mencarikan penyembuhnya. Permasalahan kesehatan juga harus mempertanyakan kondisi sosial budaya suatu masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung, ikut menumbuhkan datangnya berbagai jenis penyakit tersebut atau lingkungan sekitar yang mempengaruhi Koentjaraningrat, 1985. Berbagai bentuk kesalahan sikap masyarakat dalam merespon kehadiran penderita gangguan jiwa terjadi akibat konstruksi pola berpikir yang salah akibat ketidaktahuan publik. Terdapat logika yang salah di masyarakat, kondisi mispersepsi tersebut selanjutnya berujung pada tindakan yang tidak membantu percepatan kesembuhan si penderita. Masyarakat cenderung menganggap orang dengan kelainan mental sebagai sampah sosial Rasmun, S. 2001 Pembangunan yang berorientasi kepada industrialisasi lebih memacu peningkatan pendapatan ekonomi, sehingga suasana yang terjadi adalah persaingan dan perlombaan dalam karir. Hal ini terjadi pada masyarakat modern yang banyak memburu keuntungan komersial yang mengandung unsur eksposif; mudah pecah belah dan meledak dalam bentuk tindakan kekerasan, amuk, tindakan nekad, a-susila, koruptif, mengacau, dll. Sebagai akibatnya membawa ketegangan saraf dan mengalami panik yang sewaktu-waktu bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, stres dan depresi gangguan tekananperasaan, Universitas Sumatera Utara biasanya terjadi pada saat menghadapi masalah kehidupan, yang menyebabkan fungsi organ tubuh rusak. Depresi ini juga reaksi kejiwaan pada seseorang terhadap tekanan yang dialaminya sehingga menyebabkan gangguan perasaan atau mood yang ditandai dengan ciri-ciri rasa putus asa, rasa murung, tidak berdaya, dll. Sebagai mahluk sosial gejala ini gejala ini tidak hanya dianggap bencana bagi diri setiap individu, akan tetapi juga bagi lingkungan individu terutama lingkungan terdekat yaitu lingkungan terdekat. Hal ini jelas terlihat pada masyarakat perkotaan, dimana masyarakat perkotaan sangat merasakan pengaruh perubahan-perubahan dalam kehidupan mereka, baik dari segi ekonomi, budaya sosial, dan sebagainya. Selain itu orang yang menderita gangguan jiwa juga dapat kita temukan disetiap kehidupan, terutama dalam mata pencaharian, perdagangan, golongan mahasiswa, dalam golongan medis dan juga kalangan politik. Sistem medis dari berbagai pranata-pranata formal kesehatan masyarakat dapat dibagi atas dua kategori besar yakni : sistem teori penyakit dan sistem perawatan kesehatan. Suatu sistem teori penyakit meliputi kepercayaan– kepercayaan mengenai ciri–ciri sehat, sebab–sebab sakit, serta pengobatan dan tehnik-tehnik penyembuhan lain yang digunakan oleh para dokter, sebaliknya suatu sistem perawatan kesehatan memperhatikan cara-cara yang dilakukan oleh berbagai masyarakat untuk merawat orang sakit dan untuk memanfaatkan pengetahuan tentang penyakit untuk menolong pasien, Foster dan Anderson, 1986 : 46, Penyakit jiwa terdapat dalam berbagai tingkat dari yang ringan sampai yang berat. Ini terbukti dari hasil observasi yang dilakukan sipenulis di lokasi penelitian yaitu Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara yang ber alamat di Jl. Tali Air No. 21 Universitas Sumatera Utara Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tuntungan, bahwa sebagian pasien yang dirawat adalah pasien yang mengalami perubahan-perubahan dalam struktur kepribadian mereka, yang disebabkan karena pengalaman emosional yang tidak enak, pengalaman pahit dan mengecewakan, sehingga membuat sipasien merasa tidak bahagia. Menurut hasil wawancara sementara kepada seorang dokter spesialis sakit jiwa mengatakan bahwa penderita seperti ini otaknya tidak terganggu, tidak rusak, hanya jiwanya saja yang sakit. Penyakit jiwa seperti ini bisa disembuhkan oleh psikiater atau ahli jiwa lainnya dan si penderita tersebut dapat normal kembali. Oleh karena itu topik penelitian merupakan aspek kajian yang melihat bagaimana sistem penyembuhan perawatan pada pasien sakit jiwa, hal ini disebabkan karena yang membutuhkan penyembuhan dan perawatan dalam hal penyakit jiwa dapat menerima keberadaannya dirumah sakit jiwa tersebut. Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan penderita gangguan jiwa yang bukan diakibatkan oleh NARKOBA. Pada umumnya banyak pola-pola penyembuhan yang dilakukan para penyembuh yang ada dirumah sakit jiwa, untuk mencapai penyembuhan yang baik pada pasien sakit jiwa. Dari hasil pralapangan yang dilakukan sipenulis banyak bagian-bagian yang diberikan para penyembuh untuk dekat lebih dahulu kepada sipasien, setelah sipenyembuh sudah mulai dekat dengan sipasien maka sipenyembuh sudah mulai melakukan tahapan-tahapan untuk perawatan terhadap sipasien hal yang sangat menarik bagi sipenulis dalam meneliti sistem perawatan penyembuhan terhadap pasien sakit jiwa karena tradisi dalam penyembuhan maupun perawatan yang dilakukan terhadap pasien sakit jiwa sangatlah diperhatikan dan si peneliti ingin lebih seksama memperhatikan Universitas Sumatera Utara bagaimana perawatan yang dilakukan tetap dipertahankan dirumah sakit jiwa sumatera utara. 1.2. Perumusan Masalah dan Lokasi Penelitian 1.2.1

Dokumen yang terkait

Kondisi Kebersihan Mulut dan Kebutuhan Perawatan Periodontal Pada Penderita Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Tuntungan

6 98 73

Sistem Perawatan Dan Penyembuhan Terhadap Pasien Sakit Jiwa (Studi Deskriptif Mengenai Sistem Perawatan dan Penyembuhan Terhadap Pasien yang Menderita Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara, Jl. Tali Air No. 21 Medan, Kel. Mangga, Kec. Medan Tu

0 62 137

Orientasi Penyembuhan Pada Pasien Penderita Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Tentang Sistem Penyembuhan Pada Pasien Penderita Gangguan Jiwa Di Panti Rehabilitasi Bukit Doa)

0 80 149

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan

0 39 6

Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

1 57 131

Teknik Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa (Studi Deskriptif Tentang Teknik Komunikasi Terapeutik Oleh Perawat Kepada Pasien Halusinasi Dalam Proses Penyembuhan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat)

0 5 1

Tahapan Komunikasi Terapeutik Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar (Suatu Studi Deskriptif tentang Penyembuhan Jiwa Pasien Melalui Tahapan Komunikasi Terapeutik oleh Perawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat)

5 107 139

Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat (Studi Deksriptif Mengenai Tahapan Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Pasien Waham Dalam Proses Penyembuhan Di Rumah Sakit Jiwa provinsi Jawa Barat )

0 2 1

Muslim Terhadap Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Kota Medan.”

0 0 7

Dukungan Psikososial Keluarga dalam Penyembuhan Pasien NAPZA di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara – Medan

0 0 18