Hasil Utama Penelitian Hasil Tambahan Penelitian

C. Hasil Utama Penelitian

Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini serta landasan teori yang telah dikemukakan dalam bab I dan bab II, hipotesa utama penelitian ini adalah : Ha : Ada pengaruh desain botol parfum terhadap intensi membeli. Metode analisis yang digunakan adalah paired sample t-test. Adapun prosedur yang digunakan untuk memaknai interpretasi hasil paired sample t-test yang telah dilakukan adalah dengan melihat indeks error probability yang biasanya disingkat dengan p. apabila dari hasil uji statistik didapatkan nilai p 0.05 maka hasil uji statistik itu dikatakan signifikan. Adapun hasil utama penelitian ini akan ditunjukkan pada tabel 9 seperti berikut: Tabel 9. Hasil Uji Paired Sample t-test Pair 1 fungsional-estetik t df Sig. 2-tailed 4.414 95 0.000 Dari tabel 9, dapat dilihat bahwa nilai p pada hasil uji paired sample t-test adalah 0.000. Karena nilai p 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yaitu, ada pengaruh desain botol parfum terhadap intensi membeli.

D. Hasil Tambahan Penelitian

1. Deskripsi data penelitian berdasarkan mean empirik dan mean hipotetik pada variabel intensi membeli. Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan variabel intensi membeli ada 15 aitem yang diformat dalam bentuk skala likert dengan lima Universitas Sumatera Utara alternatif jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 10 berikut ini: Tabel 10. Hasil Perhitungan Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Mean Empirik Mean Hipotetik Intensi Membeli fungsional Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD 25 66 46.42 7.79 15 75 45 10 Intensi Membeli estetik Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD 29 68 49.42 7.90 15 75 45 10 Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa untuk skala intensi membeli fungsional diperoleh mean empirik sebesar 46.42 dan SD = 7.79. Sedangkan untuk skala intensi membeli estetik diperoleh mean empirik sebesar 49.42 dan SD = 7.90. Dalam penelitian ini mean empirik intensi membeli fungsional dan estetik lebih tinggi dibandingkan mean hipotetiknya. Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian ini memiliki intensi membeli yang lebih tinggi daripada populasi. Selanjutnya dilakukan pengelompokan yang didasari oleh kategorisasi hipotetik. Hasil dari pengelompokkan ini menunjukkan bahwa mean empirik variabel intensi membeli fungsional sebesar 46.42 menggambarkan tingkat intensi membeli subjek berada pada tingkat sedang. Sedangkan mean empirik variabel intensi membeli estetik sebesar 49.42 menggambarkan tingkat intensi membeli subjek juga berada pada tingkat sedang. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Kategorisasi Skor Intensi Membeli Variabel Rentang Nilai Kategori Intensi Membeli fungsional estetik X 35 Lemah 35 ≤ X 55 Sedang 55 ≤ X Kuat 2. Kategorisasi data penelitian Berdasarkan data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada hasil uji asumsi yang menunjukkan skor populasi terdistribusi secara normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam 3 kategori, yaitu: lemah, sedang, dan kuat. Kategorisasi untuk variabel intensi membeli dengan jumlah individu dan persentasi individu didalamnya terhadap 96 orang sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 12 berikut ini: Tabel 12. Kategorisasi Subjek Berdasarkan Skor Intensi Membeli Variabel Rentang Nilai Kategori Jumlah Presentasi Intensi Membeli fungsional X 35 Rendah 7 7 35 ≤ X 55 Sedang 76 78 55 ≤ X Tinggi 13 15 Intensi Membeli estetik X 35 Rendah 4 4 35 ≤ X 55 Sedang 72 75 55 ≤ X Tinggi 20 21 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kategorisasi pada tabel 12, dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek memiliki tingkat intensi membeli fungsional sedang, yaitu: sebesar 78, sedangkan yang lainnya memiliki intensi membeli fungsional pada tingkat rendah sebanyak 7, dan 15 memiliki tingkat intensi membeli fungsional yang tinggi. Sedangkan untuk intensi membeli estetik, sebagian besar subjek memiliki tingkat intensi membeli estetik sedang, yaitu: sebesar 75, sedangkan yang lainnya memiliki intensi membeli estetik pada tingkat rendah sebanyak 4, dan 21 memiliki tingkat intensi membeli estetik yang tinggi.

E. Pembahasan