Diagram fungsi, Diagram Keterkaitan Ruang dan Rencana Konsep.

Booth 1983 mengemukakan beberapa hal item yang dikerjakan yaitu diagram fungsi, diagram hubungan tapak, concept plan, studi bentuk perancangan, preliminary design, schematic plan, master plan, design development. Pada OZ tidak dikenal dengan adanya tahapan schematic plan, namun hal tersebut sudah mencangkup dalam proses perancangan yang dikerjakan. Perbedaan juga terdapat pada tahap pengembangan desain pada OZ yang mencakup preliminary master plan, schematic plan, master plan dan design development. Pengembangan desain yang dikemukakan oleh Booth pada proses perancangan OZ adalah pengembangan untuk hardscape denah dimensi dan material dan softscape denah penanaman tanaman. Booth 1983 lebih lanjut mengemukakan bahwa banyak tahap dari perancangan yang saling tumpang tindih dan saling membaur sehingga susunannya menjadi tidak jelas dan nyata. Beberapa dari tahapan tersebut bisa pararel satu dengan yang lainnya dalam hal waktu dan muncul serentak. Pada dasarnya OZ melakukan tahapan yang sama namun pemisahan pada beberapa tahap tidak terlalu jelas. Berikut ini adalah hasil analisis yang ditinjau dari tahapan OZ berdasarkan tahapan perancangan pada Booth.

1. Diagram fungsi, Diagram Keterkaitan Ruang dan Rencana Konsep.

Tahap diagram fungsi, diagram keterkaitan ruang dan rencana konsep ini merupakan tahap yang penting dilakukan untuk proses dalam membentuk kesesuaian pada tapak baik dari segi desain, penempatan dan letak ruang. Pada dasarnya OZ melakukan tahap ini, namun perbedaan terdapat dalam hasil grafis serta istilah yang digunakan. Pada OZ tahap diagram fungsi, diagram keterkaitan ruang dan rencana konsep masuk kedalam tahap pengembangan konsep. Booth 1983 menyatakan bahwa tujuan dari diagram fungsi ideal adalah mengidentifikasi hubungan terbaik dan paling sesuai pada fungsi dan ruang yang diajukan dalam desain. OZ melakukan diskusi dengan klien untuk menentukan zona awal untuk fungsi dalam tapak. Hal yang dirumuskan adalah area masuk, area transisi dan area inti untuk kegiatan dalam tapak. Selain itu, terdapat beberapa pertimbangan akses antar ruang, border pada kelliling tapak, dan penempatan fasilitas dalam area tersebut. Tahap pembuatan diagram fungsi ini tidak digambarkan secara langsung oleh pihak OZ namun diinterpretasikan kedalam tahap pengembangan zona tapak dengan layout desain yang akan diterapkan. Tahap diagram fungsi ini seharusnya hanya berupa suatu pola-pola diagram belum masuk kedalam tapak seperti yang dikemukakan oleh Booth 1983 bahwa tidak ada realisme bergambar dalam solusi pada tahap desain awal. Pihak OZ menyatukan diagram fungsi ini pada tapak yang sudah terbentuk pola desainnya. Dapat dilihat pada Gambar 27 pembagian zona ini, pihak OZ melakukan zona pada gambar yang sudah terdapat bentukkan pola desainnya. Diagram fungsi, diagram keterhubungan tapak, dan rencana konsep pada Booth dalam OZ dijadikan menjadi satu tahapan dalam perumusan konsep dasar kedalam zonasi tapak. Pertimbangan OZ, untuk memberikan zonasi pada tapak yang sudah terdapat desain ini adalah untuk memudahkan penyampaian maksud kepada klien sehingga diperlukan visualisasi secara jelas dan menarik tidak hanya dalam bentuk diagram pada tapak. Diagram fungsi merupakan acuan untuk desain yang akan dilkukan. Dampak dari diagram fungsi yang tidak dilakukan terlebih dahulu sebelum proses desain adalah fungsi ruang dan kebutuhan ruang tidak akan terakomodasi dengan baik, sehingga sebaiknya OZ menetapkan diagram tersebut dalam bentuk suatu zonasi awal tidak menyatu dengan proses desain. Zonasi awal ini merupakan acuan dalam menentukan jarak, luasan, keterkaitan antar ruang, sehingga fasilitas dan aktivitas dalam tapak sudah dalam penempatan yang baik. Menurut Simonds dan Starke 2006, pengorganisasian ruang yang baik akan menghasilkan hubungan yang saling mengisi, harmonis dan tercipta keseimbangan. Hubungan fungsional ini akan menggambarkan kedekatan zona satu sama lainnya. Pertimbangan kedekatan letak antar zona mempengaruhi jalur sirkulasi penghubung, sehingga hal ini perlu pertimbangan yang baik sebelum melakukan bentukan desain pada tapak. Rencana konsep merupakan keberlanjutan dari tahap sebelumnya. Dalam tahap ini dapat terdapat perbedaan hasil grafis dibandingkan dengan diagram fungsi. Bentukan desain sudah menyesuaikan dengan tapak dengan pembagian dan luasan ruang yang jelas serta penghubung antar ruang tersebut. Rencana Gambar 44. Tahap Desain Studi Bentuk Perancangan. konsep mengambil area secara umum dengan diagram keterhubungan tapak dan membaginya kedalam area yang lebih spesifik Booth, 1983. Rencana konsep dalam OZ ini berupa tahap pengembangan konsep yang terdiri dari pembagian ruang, konsep sirkulasi, konsep softscape, dan konsep hardscape.

2. Studi Bentuk Perancangan Form Composition Study