UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengkristal jika disimpan pada suhu rendah; kristal tidak meleleh sampai hangat untuk 20
o
C. Gliserin harus disimpan dalam wadah
kedap udara, di tempat yang sejuk dan kering. g.
Inkompatibilitas
Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat, atau kalium permanganat. Dalam
larutan encer, hasil reaksi pada tingkat yang lebih lambat dengan beberapa produk oksidasi yang terbentuk. Hitam warna gliserin terjadi
di hadapan cahaya, atau kontak dengan seng oksida atau dasar bismuth nitrat.
2.10.3 Setil Alkohol Rowe, 2009
a. Struktur Molekul
Gambar 2.9 Struktur Molekul Setil Alkohol
b. Rumus Empiris dan Berat Molekul
C
16
H
34
O BM : 242.44
c. Kategori Fungsional
Agen pengemulsi dan agen pengeras.
d. Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi
Dalam lotion, krim, dan salep, setil alkohol digunakan karena emolien yang, penyerapan air, dan sifat pengemulsi. Hal ini meningkatkan
stabilitas, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan konsistensi. Sifat emolien terjadi karena penyerapan dan retensi setil alkohol di epidermis
dimana ia melumasi dan melembutkan kulit.
e. Deskripsi
Setil alkohol berbentuk lilin, serpihan putih, butiran, atau kubus. Memiliki bau khas yang samar dan rasa hambar.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
f. Sifat Khas
Titik Didih 316 –344
o
C dan Titik Leleh 45-52
o
C
g. Kelarutan
Terlarut bebas dalam etanol 95 dan ether, kelarutan meningkat dengan meningkatnya suhu; praktis tidak larut dalam air. Larut bila dilelehkan
dengan lemak, cairan dan parafin padat, dan isopropil miristat.
h. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan
Setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan udara; tidak menjadi tengik. Setil alkohol harus disimpan dalam wadah yang tertutup di
tempat yang sejuk dan kering.
i. Inkompatibilitas
Tidak kompatibel dengan oksidator kuat.
2.10.4 Trietanolamin Rowe, 2009
a. Struktur Molekul
Gambar 2.10 Struktur Molekul Trietanolamin
b. Rumus Empiris dan Berat Molekul
C
6
H
15
NO
3
BM: 149.19
c. Kategori Fungsional
Agen pengemulsi; agen pengalkali.
d. Aplikasi dalam Formulasi dan Teknologi Farmasi
Banyak digunakan dalam formulasi farmasi topikal, terutama dalam pembentukan emulsi.
e. Deskripsi
Trietanolamin adalah cairan kental berwarna kuning jernih, tidak berwarna pucat memiliki bau amonia sedikit. Ini adalah campuran dari basis,
terutama 2,2 ’,β’’-nitrilotriethanol, meskipun juga mengandung β,β’-
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iminobisethanol dietanolamina dan jumlah yang lebih kecil dari 2- aminoethanol monoethanolamine.
f. Sifat Khas
Titik didih: 335
o
C; Titik beku: 21,6
o
C; Titik leleh: 20 – 21
o
C.
g. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan
Trietanolamin dapat berubah coklat pada paparan udara dan cahaya. 85, trietanolamin cenderung stratifikasi bawah 15
o
C; homegenisitas dapat dikembalikan dengan pemanasan dan pencampuran sebelum digunakan.
Triethanolamine harus disimpan dalam wadah kedap udara terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
h. Inkompatibilitas
Trietanolamin adalah amina tersier yang berisi kelompok hidroksi; ia mampu menjalani reaksi khas amina tersier dan alkohol. Triethanolamine
akan bereaksi dengan asam mineral untuk membentuk garam kristal dan ester. Dengan asam lemak lebih tinggi, trietanolamina membentuk garam
yang larut dalam air dan memiliki karakteristik sabun. Triethanolamine juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks.
Perubahan warna dan curah hujan dapat terjadi dengan adanya garam logam berat.
2.10.5 Metil Paraben Rowe, 2009
a. Struktur Molekul
Gambar 2.11 Struktur Molekul Metil Paraben
b. Rumus empiris dan Berat Molekul
C
8
H
8
O
3
BM : 152,15
c. Kategori Fungsional
Pengawet antimikroba.