Kualitas Layanan LAYANAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Menurut ahli lain secara etimologis prasana pendidikan adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa prasarana pendidikan adalah alat yang tidak langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan seperti bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan sebagainya. 16 Dilihat dari pengertian di atas, prasarana pendidikan memberikan kontribusi secara tidak langsung dalam menunjang proses pendidikan, seperti elevator merupakan prasarana yang memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk menuju lantai atas, mushola sebagai prasarana bagi mahasiswa untuk menjalankan ibadah, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang menunjang proses pendidikan di kampus. Menurut Suryadi sarana dan prasarana pendidikan yang disebutnya sebagai fasilitas pendidikan, menyebutkan bahwa: sarana pendidikan umumnya mencakup semua fasilitas yang secara langsung dipergunakan dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti : gedung, ruang belajarkelas, alat-alatmedia pendidikan, meja, kursi dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan seperti : halaman, kebuntaman sekolah, jalan menuju ke sekolah. 17 Maka jika di lihat dari berbagai pengertian di atas, sarana dan prasarana pendidikan merupakan faktor krusial dalam jenjang pendidikan. Termasuk jenjang pendidikan tinggi, sarana dan prasarana pendidikan menjadi salah satu daya pikat bagi konsumen jasa pendidikan.

4. Fungsi, Jenis, dan Sifat Sarana dan Prasarana Pendidikan

Ditinjau dari fungsinya dalam proses pembelajaran, sarana dapat memliki fungsi sebagai berikut: a. Fungsi langsung terhadap proses belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan. 18 Alat pelajaran adalah semua benda yang dapat digunakan secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses belajar mengajar. Alat peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat 16 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta: CV. Multi Karya Mulia, 2007, Cet. 1 h.7 17 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah Konsep dan Aplikasi, Jakarta: PT. Sarana Panca Karya Nusa, 2009, h.124 18 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996, cet. 1, h. 115 berupa benda ataupun perbuatan dari tingkatannya paling kongkrit sampai paling abstrak yang dapat mempermudah pemberian pengertian kepada murid. Media pendidikan adalah semua sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara di dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektifitas dan efisiensi. 19 b. Fungsi tidak langsung dalam pembelajaran, seperti meja, kursi, lemari, rak, dan sebagainya. 20 Sedangkan prasarana pendidikan jika ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan memiliki fungsi tidak langsung, seperti halaman sekolah, kantin, toilet, dan sebagainya. 21 Sarana dan prasarana pendidikan dalam jenisnya dapat dibedakan menjadi dua jenis fasilitas, fisik dan non fisik: a. Fasilitas fisik Fasilitas fisik atau fasilitas material adalah segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan sebagainya. b. Fasilitas non fisik Fasilitas non fisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibedakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang. 22 Untuk mempermudah memahami jenis dari sarana dan prasarana pendidikan yaitu, sarana dan prasarana pendidikan fisik berupa benda dan sarana prasarana pendidikan non fisik bukan merupakan sebuah benda. Sarana dan prasarana pendidikan memiliki sifat yang dapat dibedakan menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakaitahan lama, dan barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung kegiatan di kampus. a. Barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. 19 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993, Cet. 2, h. 82-83 20 Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta: CV. Multi Karya Mulia, 2007, Cet. 1 h.10 21 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996, cet. 1, h. 115 22 Ibid. 1 Barang habis pakai meliputi semua barang yang susut sampai habis atau tidak berfungsi lagi, serta tidak diinventariskan seperti tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan tanggal 13 April 1971 nomor 225MKV1971. 23 Barang habis pakai juga dapat diartikan sebagai segala alat yang apabila digunakan dapat habis dalam waktu singkat. 24 2 Barang tidak habis pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya. 25 b. Barang bergerak dan barang tidak bergerak. 1 Barang bergerak adalah barang yang dapat digerakandipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya. 26 Contoh dari barang bergerakdipindahkan yaiut seperti kursi kuliah dalam ruang kelas yang dapat diubah posisi sesuai dengan kebutuhan posisi duduk mahasiswa. 2 Barang yang tidak bisa bergerak barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah, bangunangedung, sumur, taman, dan sebagainya. 27 Barang habis pakai dan barang tidak habis pakai serta barang bergerak dan tidak bergerak merupakan elemen-elemen pendukung yang berperan penting dalam proses berlangsungnya pendidikan. Namun yang terpenting dari hal tersebut adalah pengadaan dan pengelolaannya, diawali dari proses pemilihan barang, kemudian pembelian, pemakaian, serta perawatan, harus terkelola dengan baik. Penjelasan mengenai jenis, fungsi, dan sifat sarana dan prasarana pendidikan yang telah dipaparkan diatas, semuanya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional 23 Piet Sehartian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1994, Cet. 1, h.170 24 Bafadal , loc. cit. 25 Gunawan, op. cit., h.116 26 Bafadal, op. cit., h.3 27 Gunawan, loc. cit. Pendidikan Tinggi SNPT yang mejelaskan berbagai jenis standar sarana dan prasarana pendidikan. Dan dalam peraturan yang sama setiap perguruan tinggi wajib menyediakan sarana dan prasarana yang dapat diakses oleh mahasiswa berkebutuhan khusus seperti: pelabelan dengan tulisan Braille dan informasi dalam bentuk suara, lerengan ramp untuk pengguna kursi roda, jalur pemandu guiding block di jalan atau koridor di lingkungan kampus, petadenah kampus atau gedung dalam bentuk petadenah timbul, dan toilet atau kamar mandi untuk pengguna kursi roda. 28 Kebutuhan terhadap pendidikan tidak hanya untuk mahasiswa normal secara fisik, namun mahasiswa berkebutuhan khusus pun membutuhkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu sarana dan prasarana yang tersedia harus lebih memfasilitasi seluruh kebutuhan mahasiswa yang menunjang proses pembelajaranperkuliahan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan fasilitas yang dipersyaratkan untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan. Bidang garapan ini biasanya bidang pe layanan umum yang bersifat “Conditio Sine Qua Non ” dalam penyelenggaran lembaga pendidikan. Dalam bidang garapan tersebut memakan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dalam istilah asing terkenal dengan istilah “school plant administration”, yang mencakup lahan site, bangunan building, perabot furniture dan perlengkapan pendidikanequipment. Menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh Sri Minarti dalam buku Manajemen Sekolah mendefinisikan manajemen perbekalan sebagai usaha pelayanan dalam bidang material dan fasilitas kerja lainnya bagi personal dalam satuan kerja di lingkungan suatu organisasi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. 29

B. KEPUASAN

Pasca proses pengambilan keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi, konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap 28 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Standar Nasional Pendidikan Tinggi, 2015, h. 7, http:www.kopertisi12.or.id 29 Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 252

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan Universitas islan Negeri syarif Hidayatullah Jakarta

0 2 161

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

9 134 137

Pengaruh konsep diri terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5 23 165

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Problematika Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dalam Mengakses Layanan Administrasi Via Internet : studi simak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 22 77

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Mutu Layanan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3 29 73

Perilaku pencarian informasi dosen jurusuan komunikasi fakultas ilmu dakwah ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memenuhi kebutuhan berdakwah

0 12 0

Pengaruh self-regulated learning dan dukungan sosial terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

0 21 0

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 11 193